RESEK 15

497 70 10
                                    

Ibarat hujan yang datang tiba-tiba dan pergi tanpa permisi, begitu juga cinta, saat cinta datang tanpa kita duga dan suatu saat cinta itu pergi tanpa pamit.

Erika Putri Purnomo

"Gue seharusnya marah sama Kak Dio karena lo gas, tapi entah kenapa hati gue ga bisa singkron sama pikiran gue, Maafin gue gas" sesal Rika sambil tersenyum kecut

Rika menatap langit-langit kamarnya, ia mengenang setiap moment dirinya dengan Dio, apakah mungkin ia mulai jatuh hati dengan Dio? Rika berharap hatinya tidak mengkhianatinya karena Rika tahu bahwa suatu saat Dio akan meninggalkannya.

Ibarat hujan yang datang tiba-tiba dan pergi tanpa permisi, begitu juga cinta, saat cinta datang tanpa kita duga dan suatu saat cinta itu pergi tanpa pamit. Rika takut untuk jatuh cinta, bagi Rika cinta itu hal yang menyakitkan.

Flash on~ ~

"Kak mau kemana?"

"Ada dech"

"Kakak selalu gitu,huh"

"Hahahaha, anak kecil ga perlu tahu" ucap Juna sambil mengacak rambut Rika

"Ma, kakak lho, masa Rika tanya jawabannya gitu"

"Dasar tukang ngadu"

"Biarin" ucap Rika sambil menjulurkan lidahnya

"Jun, kamu mau kemana?" tanya Mama Jingga

"Ke rumah temen juna ma, Juna ada janji mau ngerjain tugas kampus mom" ucap Kak Juna

"Oke Kamu hati-hati Jun"

"Iya ma"

"Ma, Rika mau terang bulan" rengek Rika manja

"Jun, jangan pulang malam-malam, sekalian titip terang bulan"

"Siap Bu Boss" ucap Juna "Yaudah ma, Juna berangkat"

"Dedek kecil gue berangkat ya, jangan nakal!" pamit Juna sambil mencium pipi Rika

"Ihh..Kakak, Rika kan udah SMP" omel Rika

Juna hanya tertawa sambil keluar rumahnya

Flash off~~

Rika mengingat moment terakhir bersama kakaknya, setelah pamit sore itu Kak Juna tak pernah kembali, lenyap begitu saja di telan Bumi. Rika menyesal, kalau Rika tahu kakaknya tidak akan kembali, saat itu ia akan menahan kakaknya untuk pergi. Rika mendekap kakinya, ia terisak di tempat tidurnya. Kegelapan dan langit-langit kamarnya menjadi saksi bisu isak tangisannya.

"Kak, padahal lo janji beli in gue terang bulan" ucap Rika di sela-sela isak tangis

***

"Bangun Kak" kata Mama Jingga sambil menggoyang-goyangkan tubuh Rika

"Iya ma" jawab Rika sambil berusaha membuka matanya

"Kak, kamu ga pa-pa kan?"

"Rika ga pa-pa ma, nyawa Rika belum terkumpul aja"

"Ya udah, kamu lekas mandi, mama tunggu di ruang makan"

Rika mengangguk, ia mulai berdiri dari tempat tidurnya, entah kenapa padangannya menjadi buram dan kepalanya berputar-putar hingga semua menjadi gelap. Mama Jingga yang masih mau menutup pintu saat mendengar suara hantaman di keramik kamar Rika pun menoleh, ia melihat anak semata wayangnya jatuh ke tanah dan Mama Jingga berlari menuju anaknya berada.

WAKETOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang