RESEk 36

79 10 4
                                    

Dio baru saja pulang dari rumah Alex, ia menjatuhkan tubuhnya ke sofa, tangan kanannya di letakkan ke mata, menutupi mata. Lelah merasuki tubuhnya, lelah fisik dan jiwa. Di ambilnya handphone dalam sakunya, membuka WA seseorang yang tak sempat di balas, karena Dio belum tahu harus bagaimana untuk membalasnya. Janji yang terucap tak mungkin ditariknya.

OM AWAN

Rika sudah sembuh total, om harap kamu menepati janji kamu

Dio memandang pesan yang ada di layarnya berulang kali, menghela nafas beberapa kali, ia mengusap wajahnya, bingung dan rasa bersalah bercampur menjadi satu. Dio mencoba menulis balasan untuk Om Awan, tapi di hapusnya kembali.

"Gue harus gimana?" ucap Dio frustasi

            Dio memutuskan untuk tidak membalas atau lebih tepatnya menunda kembali membalas pesan om awan. Dio keluar dari aplikasi whatapps dan mencari kontak abangnya. Di teleponnya Rico. Membutuhkan waktu beberapa menit sebelum Rico mengangkat teleponnya.

"Hallo, ada apa Io?" sapa orang di sebrang

Hening

"Lo aneh, serumah tapi teleponan"

"Bang, gue butuh solusi, lo bisa ke kamar gue"

"Enak bener lo nyuruh gue, inget gue abang lo"

"Gue males debat"

            Dio memutuskan panggilannya secara sepihak, sedangkan Rico ngedumel kesal tapi tetap berjalan ke kamar Dio. Di tekannya bel kamar Dio berulang kali dengan tak sabaran, sang empunya kamar membuka kamarnya.

"Gue heran, sebenarnya yang abang itu gue apa lo sie? Seenaknya nyuruh" omel Rico saat memasuki kamar

Dio hanya diam dan berjalan gontai mengekor di belakang Rico. Di ambilnya beberapa minuman soda sebelum ikut duduk di sofa.

"Lo kenapa? Kusut bener wajah lo kayak belum distrika"

            Dio meletakkan minuman soda tersebut di meja dan ia mengambil handphonenya. Ditunjukkannya pesan om awan kepada Rico. Rico sekarang paham kenapa wajah adiknya terlihat kusut dan tak bertenaga, berat memang.

"Om awan nagih janjinya"

Rico membaca kembali pesan itu. Solusi apa yang harus ia berikan.

"Gue cinta sama Rika" ucapan itu lolos begitu saja dari mulut Dio

            Rico tidak heran, ia tahu Rika orang yang baik dan tulus. Rico pun tahu Rika bisa membuat Dio merasakan cinta lagi setelah semua kepercayaan Dio tentang cinta lenyap. Tapi kenapa lagi-lagi ujian menerpa mereka, apa rencana-Mu Tuhan? Takdir apa lagi yang harus mereka jalani.

"Rencana lo apa?"

"Gue ga tahu bang, otak gue buntu"akui Dio "Gue cuma ingin Rika bahagia"

"Gue juga berharap kalian berdua bahagia" gumam Rico

"Gue ga mau Rika sedih, gue ga mau jadi orang yang mengecewakan bagi dia, walau gue tahu dia udah kecewa sama papa, tapi gue ga mau dia kecewa kedua kalinya" jelas Dio

"Gue ga tau ini solusi atau bukan, cuma gue punya dua solusi buat lo"

"Apa bang?"

"Pertama, lo bisa tetap di sisi dia tapi lo harus abaikan dia, jauhi dia, dan pasti itu akan membuat dia lebih kecewa sama lo, but lo masih bisa lihat dia" jeda Rico

"Solusi ke dua?"

"Opsi lain, lo putus dari Rika, buat dia sakit hati sama lo, agar dia bisa ngelupain lo, dan lo pergi jauh dari hidup dia" ucap Rico mengakhiri opininya

WAKETOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang