Yuri kini berada dihadapan sebuah bangunan yang telah lama tidak ia kunjungi. Dulu ini adalah tempat favouritenya dan sepupu kesayangannya, Tiffany. Saat ia sampai di alamat yang telah diberikan Taeyeon ia berdesah kecil, ia bahkan mencari Jessica di seluruh kota Seoul selama 2 minggu ini. Tapi kenyataannya sang istri tidak pernah jauh darinya. Tempat ini adalah apartment milik Tiffany sebelum yeoja itu menikah dengan Taeyeon.
"Aiishhh, mereka berdua memang sengaja membuatku gila." Ujarnya setelah ia kini berada di hadapan pintu.
Tanpa menunggu ia terus memasukkan password yang ia yakini masih diguna pakai. Tuah benar-benar dipihaknya saat pintu itu terbuka. Perlahan ia memasuki ruang itu, sayangnya susana dalam ruamah tersebut gelap hanya diterangi cahaya lampu dari arah dapur. Ia melangkah ke arah dapur namun tiada kelibat siapapun disana, mungkin sengaja dipasang agar senang jika Jessica bangun untuk minum air. Ia kini berdiri di hadapan sebuah kamar utama, ia berdoa agar pintunya tidak terkunci dan semoga Jessica ada di dalam. Sekali lagi ia bertuah pintu itu tidak berkunci, ia ternampak sosok istri tercintanya sedang tertidur pulas maklum saja saat ini jam telah menunjukkan pukul 12.30 malam. Biarpun cahaya dalam kamar sedikit terbatas kerana hanya lampu tidur saja namun ia masih dapat melihat wajah cantik istrinya.
"Seobang...mianhae.." Langkahya terhenti kerana Jessica tiba-tiba bersuara. Ia bernafas lega kerana rupanya Jessica hanya meracau dalam tidur.
"Bogoshipoyo Sica-ahh." Bisiknya perlahan lalu mengucup kening sang istri sayang. Ia duduk di tepi katil dan memerhatikan wajah cantik itu dengan senyuman hangatnya, sesekali ia membelai pipi chubby itu. Sedang ia asyik mengusap pipi itu, Jessica tiba-tiba meraih tangannya lalu dibawa ke dalam pelukan. Seketika ia mematung kerana takut Jessica terbangun jika ia menarik tangannya. Tanpa sedar ia juga tidur sambil tangannya masih dipeluk erat oleh Jessica.
********************
Tepat pukul 2 pagi, Jessica tiba-tiba tersedar dari tidur kerana tekaknya terasa haus. Ia masih belum sedar akan kehadiran Yuri sedangkan tangannya masih erat menggenggam tangan suaminya. Saat ingin bangun baru ia menyedari sesesuatu di tangannya. Terus ia menarik kencangannya dan kini tubuhnya menggigil ketakutan kerana ia masih tidak dapat melihat siapa namja itu.
"Eenngghh. Sica wae? Gwenchanayo?" Ujar Yuri mengangkat kepala dan mempamer wajahnya yang masih mengantuk. Setelah mengetahui siapa namja itu, raup wajah Jessica berubah.
"Hikks...hikkkss.. Yuriii..hikkk.. Yuriii-ahh...hikk.." Isak Jessica kencang.
"Wae.. waeyo Sica-ahh? Apa ada yang sakit?" Tanya Yuri panik terus membawa Jessica ke dalam dakapannya. Namun, yeoja itu terus menangis malah lebih kencang juga memeluk Yuri erat. Dapat ia rasakan Yuri kehilangan berat badan yang drastik. Setelah hampir 10 minit akhirnya Jessica kembali tenang namun tangisnya masih tersisa.
"Gwenchana? Kenapa kau menangis eoh?" Tanya Yuri setelah tangis Jessica mulai reda. Tangannya menghapus sisa air mata dan mengelus wajah cantik sang istri. Jessica masih diam.
"Wae kau diam? Aku sakit kerana mencari mu. Aku ke sini kerana sangat merinduimu, malah kau hanya diam? Apa kau tidak merinduiku?" Tanya Yuri banyak dalam masa yang sama ia cuba menggoda sang istri. Mata Jessica melolot saat ia teringat akan kejadian yang menimpa Yuri.
"Wae kau di sini? Kau harus mendapatkan rawatan. Ayuh kembali ke hospital." Marah Jessica sambil menarik tangan Yuri agar namja itu ikut bangun dengannya yang saat ini sudah berdiri.
"Hey, nan gwencahana." Cegah Yuri lalu kembali menarik Jessica ke dalam dakapannya.
"Saat ini aku hanya ingin bersamumu. Bogoshipoyo Sica-ahh." Tambah Yuri mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDERFUL LOVE||YULSIC|| ~ (END)
Fanfiction"Maafkan aku...maafkan aku...Aku janji tidak akan menyakitimu lagi. Kembali lah kepadaku." ~ Yuri/Yul "Aku pergi...pergi jauh darimu dan aku mengembalikan segalanya namun tidak dengan bayiku kerana kau tidak menginginkannya." ~ Jessica Start : 24/01...