41. AlfaNabila; Ajakan berkomitmen

1.3K 149 5
                                    

Assalamu'alaikum....

Alhamdulillah bisa Up Amila bab 41❤❤

Apa kabar?? Siap untuk membaca Amila bab 41?????

Emoji kalian ketika cerita ini Up???

Kalian dari kota mana aja?? Siapa tau kita masih dekat???

Jangan lupa Vote dan komen sebanyak-banyak nya, ya!!!!
Jangan lupa share cerita ini juga!!!❤

Di bab 41 ini bakal banyak tentang Alfa dan Nabila nya. Semoga kalian suka❤💕❤💕

SELAMAT MEMBACA SEMUA❤❤❤

41. AlfaNabila; Ajakan berkomitmen

Tak sedikit yang terancam mundur ketika sudah memutuskan maju, tak sedikit pula yang berbalik arah ketika memilih untuk melangkah.”

Alaika Alfa Ahmadi

****
Sekitar pukul sembilan pagi hujar mengguyur deras. Para santri yang selesai melaksanakan sholat sunnah dhuha pun terpaksa berdiam diri di Masjid sembari menunggu hujan nya mereda. Beberapa ada yang berada didalam Masjid untuk menderes kembali hafalan. Juga ada yang termenung diteras masjid menatap santri lain yang berlalu lalang menggunakan payung. Sebagian santri yang menyukai hujan pasti akan lebih memilih berjalan santai tanpa menggunakan payung. Bagi mereka hujan itu menyenangkan. Kalau mereka demam setelah hujan-hujanan kan enak, tidak perlu mengikuti kegiatan pondok.

Ning Mila, Nafisa, dan Ahla duduk merenung di teras masjid. Nabila dan Sayyidah sedang udzur jadi mereka tidak ikut sholat dhuha. Mila mengeratkan pelukan nya kepada kalamullah. Rasanya dingin sekali padahal dia masih memakai mukena.  Sedikit-sedikit mereka kecipratan air hujan. Ahla menadahkan tangan nya.

“Kenapa, ya, orang-orang kok pada suka hujan?” tanya Ahla lalu mengipatkan tangan nya sehingga percikan air itu nyiprat kemana-mana. Melihat beberapa santri yang berjalan santai di tengah hujan membuat otak nya berpikir.

“Karena hujan itu sesuatu yang indah, mungkin?” balas Nafisa sedikit ragu dengan jawaban nya.

Ahla menggeleng. “Bagiku hujan itu banyak kenangan.”

Nafisa serta Ning Mila sontak menoleh ke arah Ahla yang posisi nya berada diantara mereka berdua. “Kenangan nya tentang?” tanya Mila.

“Banyak,” balas Ahla. “Apalagi tentang rumah, tentang Mama dan Papa. Duh, aku jadi rindu rumah.” ujar gadis periang itu.

“Setahun rak muleh kulo, Ning.”

“Pas bulan mulud amu rak muleh?” kernyit Mila.

Ahla menggeleng.

  ”لِمَاذَا؟“ .mila mengernyit

“Memang tidak ada niatan pulang sekaligus menemani Sayyidah yang tidak pulang.”

“Sebentar lagi libur pondok setelah wisuda,” ujar Nafisa. “Gak kerasa, ya, sudah hampir enam tahun aku ngabdi di pesantren ini. Pasti setelah lulus akan rindu sama suasana sini,”

Mila terdiam sebentar. Benar yang dikatakan Nabila. Tinggal melewati satu ujian lagi mereka akan lulus MA setelah itu santri diperbolehkan pulang atau masih ngabdi di pesantren. “Kalian mau ninggalin saya?” tanya Mila.

“Kok Ning gitu?”

Kulo masih teng mriki, Ning. Ahla juga masih tiga tahun teng mriki.” ujar Nafisa.

AMILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang