Assalamu'alaikum
Bagaimana kabarnya hari ini???
Alhamdulillah bisa updet bab 7❤💕
Jangan lupa Vote dan komen!
SELAMAT MEMBACA❤💕❤💕❤💕
7. Karena niat
“Allah menjadikanmu seorang muslimah karena Ia ingin melihatmu di surga, yang perlu kamu lakukan adalah memantaskan diri untuk itu.”
Amila
****
Mila berlari menuju Ndalem dengan air mata mengalir. Kepala nya tertunduk supaya orang tidak tahu dia menangis. Mila langsung berlari menuju kamar nya, mengabaikan panggilan Laras dan Ustadzah Ema. Mila menutup pintu kamarnya dan mengunci nya.Dia menaiki ranjang dan tengkurap sambil menangis. Memory indah bersama Dimas terputar di otak nya bagai kaset yang rusak. Mila tidak pernah menyangka efek patah hati sesakit ini. Mila juga tidak pernah menduga dia mencintai Dimas sedalam ini. Yang dia pikirkan dulu hanyalah pacaran untuk bersenang-senang saja.
Merasa sudah lama menangis, Mila akhirnya bangkit dan menuju kamar mandi. Mila membasuh muka nya di wastafel lalu menatap cermin. Mila akui dia memang cantik. Dan kecantikan itu sudah Mila umbar-umbar kan dulu. Mila membuka jilbab nya hingga terlihat rambut sebahu nya. Rambut yang seharusnya hanya dilihat oleh mahram nya pun sudah dia umbar kan dulu. Mila menyesal. Andai dulu Mila menuruti perintah Ayah nya dari awal untuk tinggal di pesantren, pasti dia tidak akan se-menyesal ini. Dia tidak akan merasakan patah hati karena cinta monyet ini.
Terdengar pintu kamarnya terketuk mengalihkan pandangan Mila. Dengan segera ia memakai jilbab instan nya kembali dan berjalan menuju pintu.
“Boleh kakak masuk?” izin Zahra. Mila mengangguk. Keduanya duduk di sofa yang ada dikamar Mila.
“Kenapa? Kok, lesu gitu?”
Mila menggeleng. “Tidak ada apa-apa, kak.”
“Jangan bohong, ayo cerita sama kakak.” paksa Zahra. Mila menatap nya. Terkadang Mila tidak mengerti kenapa Zahra selalu ada ketika dia sedang merasa tidak baik. Mila juga heran darimana kakak nya itu tahu kalau dia sedang butuh seorang teman.
“Dia tadi datang menyambangi Mila,” ucap Mila membuat Zahra bingung.
“Dia? Siapa?” tanya Zahra. Tatapan nya menyelidik.
“Dimas,”
“Untuk apa dia kesini?” Meskipun Zahra tadi sempat terkejut dengan balasan adik nya tetapi dia tetap tenang. Tujuan nya kesini adalah untuk menenangkan Mila. Zahra tidak berniat memarahi nya karena Zahra tahu Mila tidak bersalah. Mila sudah berusaha memperbaiki diri nya.
“Dia hanya ingin bertemu Mila saja, dan membahas hubungan kami meskipun dia sempat tidak terima ketika Mila menyudahi hubungan kami.” balas Mila seadanya. Dia tidak mau menceritakan secara detail karena Mila rasa Zahra sudah paham dengan inti penjelasan nya.
Zahra tersenyum. “Kakak tahu kamu sudah mengerti mana yang baik dan buruk untuk diri mu sendiri.” ujar nya lalu menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh pagi.
“Ya udah, kamu istirahat dulu, nanti kakak bangunin pas mau sholat dzuhur. Kakak mau nyiapin perlengkapan kak Hafi sholat jum‘at dulu.” ujar Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMILA
Teen FictionSelamat membaca cerita Gus Amir dan Ning Mila♥ Mila Arsyana Fahmi. Perempuan cantik dan manis yang baru berhijrah setelah meninggalnya sang ayah. Gadis yang menyetujui ajakan sang kakak tiri untuk tinggal di pesantren dan rela meninggalkan teman-te...