50. Bertemu Mantan

1.2K 153 1
                                    

Assalamu'alaikum....bagaimana kabar hari ini?????? Tetap jaga kesehatan, yaaa❤💕❤💕

Alhamdulillah bisa Up bab 50💜

Jangan lupa Vote dan komen, ya!

Jam berapa kalian baca bab ini?

Absen, yuk! Kalian dari kota mana aja??

Ajak teman kalian ikut baca juga, ya? Biar makin ramai❣

SELAMAT MEMBACAA❤💕❤💕

50. Bertemu Mantan

Lakukan yang terbaik saat ini! Karena masa depan masih menjadi misteri.”


*****
Ning Mila memarkirkan mobil nya di depan Pemakaman Umum. Hari ini dia berniat mengunjungi makam sang ayah lagi. Setelah dia mulai kuliah, kedua ibu serta kakak nya telah mengizinkan gadis itu mengambil kembali mobil yang sempat di sita Ustadzah Laras. Mobil pemberian ayah nya itu akhirnya kembali ke tangan Mila sendiri.

Seperti yang di janjikan Ustadzah Laras dan Ustadzah Ema waktu itu. Setelah khatam Hafalan, apapun milik Mila yang sempat tersita selama MA akan di kembalikan.

“Assalamu‘alaikum, Ayah!” sapa Mila di hadapan gundukan tanah bernisan Akbar Fahmi itu. Mila mencabuti rumput dan mengelap Nisan kramik itu supaya kembali bersih. Akhir-akhir ini Mila memang sering sekali mengunjungi makam ayah nya sendirian. Entah itu sepulang kuliah atau sore hari.

“Ayah jangan bosan, ya, Mila datangin terus! Soal nya Mila lagi sedih, padahal tidak ada yang membuat Mila sedih. Tiba-tiba aja gitu sedih sendiri.”

“Maaf, ya, ayah, kemarin Mila sempat telat datang ke makam untuk ngucapin selamat Milad buat Ayah, Mila banyak sekali tugas kuliah. Ayah doain Mila terus, ya!”

Lalu gadis itu mulai membaca tahlil dan doa untuk sang ayah. Kurang lebih empat tahun sudah Mila hidup tanpa Ustadz Akbar. Dan dia menjalani nya dengan ikhlas dan syukur. Meski di awal-awal, selalu nangis kalau mengingat sang ayah.

Setelah selesai berdoa, Mila mencium Nisan Ayah nya dan mengusap nya lembut. Lalu gadis itu berpamitan dan beranjak dari makam Ustadz Akbar.

Ning Mila melepas kacamata hitam nya dan meletakkan di jok samping. Lalu tangan kiri nya terangkat untuk melihat jam. “Baru jam empat,” gumam nya. Jari telunjuk nya mengetuk stir mobil sembari berpikir. “Langsung pulang apa me time dulu, ya?”

Ning Mila membuka ponsel nya untuk mencari tau cafe atau restoran yang buka sore ini. Sebenarnya ada cafe milik kakak nya yang sudah di pastikan buka, tapi Mila sudah bosan karena hampir setiap minggu dia ke sana minta makan.

“Apa ke Mall aja, ya?” pikir Ning Mila lagi. Lalu gadis itu mendecak. “Ke Mall aja, deh.” putus nya kemudian. Sudah lama juga dia tidak belanja. Terakhir kali ke Mall pas di lampung waktu itu.

Ning Mila mulai melajukan mobilnya meninggalkan Pemakaman Umum. Dengan kecepatan sedang, Mobil yang ia kendarai membelah jalanan kota di sore hari yang lumayan padat.

Beberapa menit kemudian, gadis itu sampai di pusat pembelanjaan. Mila memarkirkan mobil nya dengan rapi lalu mengambil slingbag dan keluar dari mobil.

Mila mengambil troli belanja, karena menurut perkiraan nya dia akan membeli banyak barang disini. Pertama, Mila menuju rak skincare. Ingin melihat-lihat saja sebenarnya, kalau ada yang cocok langsung beli.

“Apa, ya? Kaya nya skincare aku masih full semua,” gumam nya.  “Ohh, sunscreen, kan, habis.” gadis itu mengambil langsung tiga buah untuk berjaga-jaga ketika habis.

AMILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang