15. Karena cinta Allah

2K 173 6
                                    

Bismillah
Selamat membaca❤️

Jangan lupa Vote dan komen nya!

Absen dulu, yuk! Kalian dari kota mana aja??

Ajak teman-teman kalian juga biar makin rame❤️

15. Karena cinta Allah

"Maaf, bukan aku tak mau, tapi ku rasa sekarang bukan waktu yang tepat. Bantu aku mendapat cinta dari Rabb-ku, karena Dia-lah, yang akan membuat kita bersatu. Insya Allah."

Mila Arsyana Fahmi

****
"Saya pamit ke Ndalem dulu, ya!" pamit Mila ketika selesai membereskan Asrama pagi ini.

"Makasih, ya, Ning, sudah dibantu." ujar salah satu dari mereka.

Mila mengangguk seraya tersenyum. "Iya, santai, aja. Saya permisi, Assalamu'alaikum."

"Ning!" panggil Nabila membuat Mila berhenti di tengah pintu. Tanpa banyak kata Nabila menarik Mila keluar kamar.

"Ada apa, Bil?" tanya Mila bingung.

Nabila memberikan sebuah kertas kepada Mila. "Ini dari Gus Amir, kata nya untuk sameyan," ujar Nabila.

Mila menerima kertas itu dengan raut bingung. "Kenapa bisa?"

"Aku tadi ketemu sama Alfa untuk membicarakan tentang kami, dan Gus Amir menitipkan itu kepada Alfa, terus di kasih ke aku. Kata nya minta tolong kasih ke Ning Mila, gitu." jelas Nabila.

Mila menghela napas nya. "Yasudah, makasi, ya, Bil."

"Yoi, Ning! Kalau jadian, Aku orang pertama yang minta pajak!" seru Nabila dengan semangat.

"Apaan, sih!" Mila segera pergi dari sana dan menuju Ndalem. Berlama-lama dengan Bila takut nya membuat Mila ketularan virus konyol nya.

Mila memasuki Ndalem dengan langkah santai. Dia berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Dari tadi kerongkongan nya terasa kering sekali. Dalam satu kali tegukan, air dalam gelas itu habis. Mila mencuci bekas gelas nya dan meletakkan nya di tempat semula.

"Sepi banget," gumam Mila ketika melihat keadaan Ndalem yang sepi pagi ini. Mila mengangkat tangan kiri nya. Jam tangan menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. "Mungkin ke pasar kali, ya?" monolog Mila.

Mila memutuskan ke kamar nya. Dia membuka pintu balkon dan juga membuka gorden nya agar kamar nya mendapat cahaya. Setelah itu Mila meletakkan surat dari Amir di atas meja belajar. Dia akan membaca nya setelah membersihkan tubuh nya.

Beberapa menit selesai mandi, Mila merias sedikit wajah nya agar tidak kusut dan enak di pandang. Tak sengaja mata nya menatap ke arah meja belajar nya. Disana ada Handphone kesayangan nya yang tengah di charger. Mata Mila berbinar, ia lantas mendekati meja belajar nya.

"Karena hari ini Ahad, Bunda izinkan kamu main Hp, tapi nanti sore Bunda ambil lagi!" Mila tersenyum senang membaca secarik note yang ditulis sang ibu. Sudah lama dia tidak memegang Handphone nya.

Mila memasukkan sidik jari nya. Ia membuka data seluler nya agar pesan-pesan masuk semua. Sembari menunggu masuk nya pesan yang begitu banyak, Mila memilih membuka surat dari Amir dan membaca nya.

AMILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang