Assalamu‘alaikum semuaa....bagaimana kabar hari ini???????
Alhamdulillah bisa Up bab 51💜💜
Jangan lupa VOTE and Komen, yaa!!
Absen, yuk, kalian dari kota mana aja?????
Emoji kalian ketika AMILA Up????
Share ke teman-teman kalian supaya bisa baca juga yaaa!!!!!!!
SELAMAT MEMBACAAA❤️❤️❤️❤️
51. Perihal Wasiat?
“Jangan terlalu bergantung kepada siapapun di dunia ini, karena bayangan mu saja akan meninggalkan mu di saat gelap.”
****
Setelah selesai membersihkan tubuh nya dan sholat isya sendiri di kamar, Ning Mila merebahkan tubuh di atas kasur. Untung saja besok dia libur kuliah selama seminggu karena para senior mengadakan acara di kampus. Jadi Mila akan menggunakan libur nya dengan sebaik-baik nya sebelum kembali berperang dengan pelajaran. Bahkan belanjaan nya pun belum dia tata dan masih berserakan di atas meja.“Enggak ke Asrama, dek?” tanya Zahra yang tiba-tiba nyelonong masuk ke kamar nya. Wanita itu memegang senampan red velvet cake yang tadi Mila beli.
“Huh, kaget!” Ning Mila memegang dada nya. Jantung nya berdetak kencang. “Kebiasaan banget ngagetin, ish!” protes nya kepada Zahra.
“Banyak banget kakak makan? Lapar apa doyan, tuh?” heran Mila. Kakak nya itu kan jarang sekali makan makanan seperti itu. Kata nya bosan karena di cafe nya ada dan hampir setiap minggu Zahra memakan nya.
“Ngiler banget liat nya,” balas Zahra. “Beli di cafe kakak, ya?”
Mila menggeleng. “Di cafe Mall, kalau di cafe kakak, mah, aku gak pernah bayar.” ujar nya.
“Enakan punya kakak rasanya.” ujar Zahra membandingkan.
“Iyalah, orang kakak yang punya.”
“Tadi belanja habis berapa uangnya?” tanya Zahra.
“Hampir sejuta lebih kayak nya,”
Zahra yang mendengarnya hampir tersedak. “Ya Allah, dek, belanja sebanyak itu buat apa? Mubadzir tau adanya.” omel Zahra.
“Lagian beli apa, sih? Yang tidak terlalu penting pasti?” tebak Zahra.
“Beli kebutuhan aku, lah. Novel, makanan, skincare, pakaian, sama tadi beli buat Zafi.”
“Eh, iya, Zafi mana, kak?” tanya Mila yang belum melihat keponakan nya dari tadi siang.
“Di kamar, setoran sama Mas Hafi.” balas Zahra tanpa menatap sang adik karena sibuk dengan cake nya.
“Sudah gede aja, tuh, anak.” ujar Mila. Mengingat keponakan nya yang telah memasuki sekolah taman kanak-kanak.
Zahra mengangguk setuju. “Sudah punya adek juga.” ucap nya. “Kakak kadang masih enggak nyangka kalau udah punya dua anak.” sambung Zahra. Mengelus kepala putrinya yang berusia enam bulan itu.
“Zafra cantik banget tau, kak.” Mila menelisik secara teliti wajah keponakan kedua nya.
“Ponakan sudah dua, loh, dek, kapan kamu nikah nya? Biar ada yang di panggil Om,” tanya Zahra membuat Mila memutar bola mata malas. Pasti membahas nikah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMILA
Teen FictionSelamat membaca cerita Gus Amir dan Ning Mila♥ Mila Arsyana Fahmi. Perempuan cantik dan manis yang baru berhijrah setelah meninggalnya sang ayah. Gadis yang menyetujui ajakan sang kakak tiri untuk tinggal di pesantren dan rela meninggalkan teman-te...