Assalamu‘alaikum semuaaa.... Apa kabar Hari ini? Semoga sehat selalu, yaaa💜💜💜
Alhamdulillah bisa Up bab 53💜💜
Jam berapa kalian baca bab ini???
Username siapa aja nih yang hadir baca Bab ini?????
Kalian tau cerita AMILA darimana???
Pokoknya kalian harus VOTEEE gak mau tauuuuu!!!!!!!!
Langsung aja Yukk!!!!
SELAMAT MEMBACAAAA💜💜💜💜
53. Impian Ning Mila
“Belajar Sabar.
Karena hidup hanya sebentar.
Ada saatnya nanti, Allah pasti akan bayar kesabaran mu.”*****
Diam-diam tadi malam, ketika para teman-teman nya sudah tertidur pulas. Nafisa pulang dari Pesantren karena di jemput oleh Ayah nya pukul 01.15 malam. Nafisa tidak sempat berpamitan dengan teman-teman nya. Dia hanya menyempatkan waktu untuk menulis surat singkat karena tidak pamit. Nafisa yakin ketika balik pondok, teman-teman nya pasti akan mengomeli nya.Sekarang, jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Nafisa, kedua orang tua nya serta adik perempuan nya yang berusia 15 tahun sedang duduk di ruang keluarga. Membahas tentang alasan kenapa Nafisa di jemput dari Pesantren tengah malam.
Nafisa hanya diam menunduk karena sudah tau apa maksud ayah nya itu. Mau melawan pun tidak bisa. Di samping nya ada Fila yang merupakan adik perempuan nya.
“Kamu sudah tau, kan, kenapa Papa membawa mu tengah malam?” tanya Ustadz Mansyur kepada sang putri.
“Ya,” Nafisa membalas singkat.
“Kamu mau, kan? Tentang perjodohan itu?”
“Memang nya saya di beri kesempatan menolak?” tanya Nafisa balik. Lalu gadis itu tersenyum getir. “Tidak perlu di jawab, saya sudah tau jawaban nya.” ujar Nafisa ketika melihat ayah nya ingin membuka mulut.
“Kak!” Fila—adiknya Nafisa memperingatkan supaya kakak nya itu tidak melawan sang Ayah.
“Oke! Syukurlah kamu sudah mengerti, Papa melakukan ini hanya untuk kebahagiaan kamu.” ujar Ustadz Mansyur.
Kebahagiaan? Bahkan semenjak saat itu Nafisa belum pernah bahagia sama sekali. “Memang nya, Papa pernah membuat Saya bahagia? Setelah kejadian itu?” ujar Nafisa dengan berani.
Ustadz Mansyur terdiam. Lalu beliau berkata lagi. “Papa tidak peduli. Yang penting kamu mau tunangan dengan Gus Amir besok.” putus Ustadz Mansyur mutlak.
“Kenapa Papa sangat egois? Itu bukan untuk kebahagiaan Saya, tapi kebahagiaan Papa sendiri.” ujar Nafisa.
“Pa, sudahlah, kalau Fisa tidak mau, ya, jangan di paksa. Dia juga sudah dewasa, biarkan Fisa memilih pendamping hidupnya sendiri.” ucapan lembut dan penuh hormat itu mengalun di telinga mereka. Ibunda Nafisa mengelus lengan suami nya agar sedikit luluh.
Namun sepertinya Ustadz Mansyur tidak akan bisa luluh. Keputusan yang diambil nya menurutnya sudah sangat tepat dan benar. “Undangan pertunangan sudah jadi, dan tinggal membagikan. Jadi besok malam kita akan ke rumah Gus Amir di Magelang.” ujar Ustadz Mansyur.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMILA
Teen FictionSelamat membaca cerita Gus Amir dan Ning Mila♥ Mila Arsyana Fahmi. Perempuan cantik dan manis yang baru berhijrah setelah meninggalnya sang ayah. Gadis yang menyetujui ajakan sang kakak tiri untuk tinggal di pesantren dan rela meninggalkan teman-te...