Satu Minggu telah berlalu, menanti satu mingu itu rasannya seperti berbulan-bulan. Mungkin saking tidak sabarnya Tavisha untuk bertemu sahabat onlinenya dan juga Fikram. Kini Tavisha sedang menyisir rambutnya di depan cermin.Selama satu minggu ini, Tavisha akhirnya berhasil membujuk kedua orang tuanya. Dengan syarat Tavisha kesana diantar jemput oleh supir dengan mobil, tidak boleh ikut menginap di villa, dan pulang sebelum jam 18.00 sore. Itu tidak masalah bagi Tavisha, rumahnya dekat jadi bisa bolak balik kesana.
Event meet up ini diadakan selama satu minggu. Selain merayakan anniversary ketiga GWL, juga sekalian merayakan tahun baru. Oleh karena itu para member yang mayoritas anak SMA dan mahasiswa itu pantungan untuk menyewa dua villa di Bandungan. Satu villa untuk member perempuan, villa satunya lagi untuk member laki-laki.
"Ok, siap!" Seru Tavisha.
Gadis itu berputar di depan cermin agar dapat melihat penampilannya. Ia memakai rok plisket mocca, dalaman kaus putih, dan cardigan crop kuning pastel. Serta rambutnya dibiarkan terurai. Sangat feminim dan kalem, meski mungkin tidak sesuai dengan sifat Tavisha.
Tavisha memeriksa grup chat GWL, member dari kota yang sama atau berdekatan berangkat bersama. Semuanya masih ada di perjalanan, bahkan ada yang baru berangkat. Hanya Tavisha yang paling dekat dengan Bandungan, ia ingin datang pertama dan menyambut sahabat-sahabatnya.
Tiba-tiba handphonenya berdering, tanda ada panggilan masuk. Tertera nama "Mas Fikram♡", tanpa aba-aba Tavisha langsung mengangkatnya.
"Halo, Mas Fikram udah sampai mana??" Tanya Tavisha langsung.
"Halo juga sayang. Ini kalo nggak salah di tol Ngawi-Solo," jawab Fikram.
"Eh cepet banget, Mas Fikram berangkatnya gasik ya?"
"Haha kenapa? Lebih cepat lebih baik kan."
"Iya ya, ya udah aku juga mau berangkat. Mas Fikram hati-hati di jalan, bilang supirnya kalo ngebut ku santet."
"Ahahaha, kowe kok lucu men. Lagian ngapain kamu cepet-cepet, kan rumahmu deket sama Bandungan."
"Justru itu, aku mau sampai pertama di villa terus nyambut kalian semua. Oh iya Mas Fikram bareng siapa?"
"Iki mbek Ivan karo Arya."
"Hm? Arya yang mana ya?"
"Nararya!" Teriak Arya yang satu kota dengan Fikram.
"Heh la aku ra ditakoki??" Terdengar suara Ivan yang berasal dari Malang.
"Oh iya haha, kalian semua hati-hati!" Seru Tavisha.
"Kamu juga hati-hati sayang," pesan Fikram.
"Ok, Mas. Aku berangkat dulu ya."
"Eee aku boleh minta sesuatu?"
"Boleh, apa?"
"Nanti kalo kita dah ketemu jangan panggil 'Mas' lagi ya."
"Emmm, te-terus apa dong?"
"Kamu pasti tau, coba latihan dulu."
"Emm, s-sayang?"
"Dalem sayang, haha."
Mereka berdua tertawa kecil, pertama kalinya Tavisha memanggil Fikram dengan panggilan "sayang". Sebelumnya Tavisha sangat canggung jika ingin menggunakan panggilan "sayang". Tapi kini sepertinya ia harus terbiasa.
Tak lama Tavisha berbincang dengan Fikram. Kemudian ia keluar kamar dan pamit pada orang tuanya.
"Ayah, Bunda, aku mau pergi dulu ya. Ada acara meet up yang kemarin aku ceritain," pamit Tavisha.
"Hati-hati, sebelum jam 6 sore sudah harus di rumah," pesan Abbas.
"Kalo ada apa-apa telpon Ayah sama Bunda, atau kabari Pak Joko sama Bu Siti," tambah Eila.
Pak Joko adalah supir pribadi Tavisha, sedangkan Bu Siti merupakan pengasuhnya sejak kecil. Mereka berdua selalu bersama Tavisha jika ia keluar sendiri.
Sebelum pergi Tavisha mencium tangan kedua orang tuanya. Ia kemudian keluar rumah dan hendak masuk mobil yang sudah disiapkan dihalaman.
"Salsa, jangan pergi!!" Teriak Eila dari pintu rumah.
Java Notes :
- Gasik = lebih awal/lebih cepat.
- Kowe kok lucu men = kamu kok lucu banget.
- Iki mbek Ivan karo Arya = Ini dengan Ivan sama Arya.
- Heh la aku ra ditakoki?? = Heh aku nggak ditanyain??
- Dalem sayang = apa sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Distancing
Mystery / Thriller"𝑫𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂. 𝑫𝒊𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒗𝒊𝒓𝒕𝒖𝒂𝒍." "𝑯𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒂𝒘𝒂𝒍𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒗𝒊𝒓𝒕𝒖𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈...