"Lah kok kasusnya ditutup gitu aja!? Emang polisi dah nyelidikin apa??" Tanya Tavisha yang keheranan."Makannya, aku juga nggak ngerti," jawab Glara.
"Aneh ga sih? Apa cuma perasaanku?" Tanya Falisha.
"Aku juga ngrasa aneh," jawab Glara.
"Samaa," saut Tavisha.
Kemudian keheningan terjadi di dalam mobil. Ketiga gadis itu sedang beradu dengan pikiran masing-masing.
"Gimana kalo nanti kita ke TKP?" Saran Tavisha.
¥¥¥¥¥
Matahari sedikit condong ke barat, tertutup oleh awan nimbostratus. Pohon-pohon bunga kamboja mengelilingi tempat itu. Suasana sunyi serta angin yang entah dari mana menambah kesan angker. Gundukan tanah yang diatasnya masih ada bunga-bunga segar, dan sebuah papan nisan tertancap di salah satu ujungnya. Tertulis nama 'LEONIVAN GERALD'.
Pemakaman Ivan sudah selesai, para pelayat juga sudah pulang. Kini yang masih ada adalah para member GWL dan beberapa keluarga Ivan. Dalam hati mereka melantunkan doa untuk sahabat yang sudah mendahului mereka.
"Maafin aku, Van. Semoga kamu tenang disana" lirih Tavisha yang kedua matanya tak lepas dari nisan makam Ivan.
Seorang wanita paruh baya duduk di samping makam itu, tangannya sedari tadi belum lepas dari papan nisan. Vena duduk di sampingnya, memberikan kalimat-kalimat untuk ketabahan.
"Tante yang sabar ya, kita sama-sama kehilangan Ivan. Nanti kita masih bisa bertemu Ivan kok, cuma Ivan yang pergi duluan. Kita sama-sama ikhlaskan Ivan ya, Tante," ucap Vena pada ibunda Ivan.
"Perasaan Tante udah enggak enak sejak hujan panas kemarin. Ternyata benar ada yang meninggal mendadak," kata Nora, ibunda Ivan. Matanya menatap kosong ke depan.
Serentak Tavisha dan yang lain teringat pada ucapan Ivan kemarin.
"Nek jare makku, nek panas-panas udan ono sing meh mati mendadak."
Dan kini Ivan lah yang meninggal secara mendadak. Memang kematian seseorang tidak ada yang tahu kecuali Yang Maha Kuasa, tapi ini benar-benar tidak disangka. Beberapa ada yang tak bisa membendung air mata, termasuk Vena yang duduk di samping Nora.
Vena bangun dari tempatnya dan sedikit menjauh. Dirinya yang tadi ingin menguatkan Nora malah sekarang air matanya mengalir.
"Kenapa lo harus pergi pas acara meet up kita?" Tanya Glara pada Ivan yang telah tiada dengan berbisik.
Hanya Tavisha yang mendengarnya, karena Tavisha berdiri di sebelah Glara. Benar, yang dikatakan Glara. Rasanya seperti pertanda buruk. Awal dari suatu yang tidak baik.
Hari yang sudah sore membuat para member GWL dengan berat hati meninggalkan makam sahabat mereka. Setelah ini beberapa ada yang akan menjenguk Nararya yang sedang koma. Ada yang akan langsung kembali ke villa, dan ada yang hendak ke tempat kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Distancing
Mystery / Thriller"𝑫𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂. 𝑫𝒊𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒗𝒊𝒓𝒕𝒖𝒂𝒍." "𝑯𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒂𝒘𝒂𝒍𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒗𝒊𝒓𝒕𝒖𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈...