14

49 15 5
                                    

Perempuan itu tahu bahwa Tavisha sudah menyadari kehadirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perempuan itu tahu bahwa Tavisha sudah menyadari kehadirannya. Terulas sebuah senyum di wajah pucat itu ke arah Tavisha, senyum yang sangat tulus. Tangan perempuan itu memegangi tali yang terikat pada lehernya. Perlahan senyum tulusnya berubah jadi senyum seringai yang menyeramkan. Kemudian tangannya bergerak seperti menarik tali itu. Dan...

"PYARRR!"

Bela terjatuh dari lantai dua dengan tali yang mengikat lehernya, membuat jendela kaca yang besar itu terpecah. Pecahan-pecahan kaca menusuk kulit Bela, sehingga merahnya darah segar menyelimuti tubuhnya. Beberapa member GWL yang dibawah juga terkena pecahan kaca, membuat mereka spontan menyingkir dari tempat.

Tubuh Tavisha juga terkena pecahan kaca, tapi dirinya masih terpaku. Matanya juga masih tertuju pada perempuan di atas sana. Ia masih menyeringai, tali yang dia tarik ternyata mengikat leher Bela. Setetes darah jatuh dari mata perempuan itu, kemudian mengalir seperti menangis.

"Aaaaaa!" Teriak perempuan itu sangat kencang sebelum dirinya menghilang. Rasanya gendang telinga Tavisha akan pecah.

¥¥¥¥¥

Cahaya lampu, itu yang pertama Tavisha lihat ketika membuka mata hitamnya. Tavisha memegangi kepalanya yang terasa sakit dan diperban itu. Kemudian Tavisha melihat ke sekeliling, seperti di rumah sakit.

"Tavisha, kamu dah bangun?"

Di samping kanan dan kiri tempat tidur Tavisha ada empat orang gadis. Keempatnya adalah sahabat Tavisha sejak kecil. Di samping kanan ada Kyara si chubby dan Rea si pendek manis. Di samping kiri ada Zefanya si cantik tiang dan...

"Filia?"

"Fi-filia? Eum Ta, kamu pasti mimpiin dia ya?" Tebak Kyara.

Tavisha hanya memasang wajah heran pada Kyara. Kemudian ia melihat lagi ke sebelah Zefanya, tempat pemilik nama 'Filia' berdiri tadi. Tapi ternyata tidak ada siapa-siapa. Benar, Filia adalah sahabat mereka yang sudah meninggal dua tahun yang lalu. Tidak mungkin sekarang ia ada di sini.

"Ta, kamu gapapa kan?" Tanya Rea.

"Pasti rasanya sakit yaa," ucap Zefanya khawatir.

"Filia, Filia! Aku lihat Filia!" Kata Tavisha tak jelas membuat yang lain bingung.

"Kamu, ee... itu. Kamu pasti, ee kamu tadi pasti mimpi kan?" Tebak Kyara.

"Iya, mungkin kamu kangen sama Fili. Kita juga kangen sama Fili, Ta," kata Zefanya.

"Nggak, nggak. Tadi aku lihat Fili, dia-"

"Tadi kapan? Kamu udah pingsan satu hari lebih, Ta," potong Rea.

"Sa-satu hari? Pingsan? Aku? Kenapa... aku pingsan?" Tanya Tavisha heran.

Ketiga sahabatnya hanya saling pandang. Mereka tidak enak untuk memberi tahu sekarang, karena Tavisha baru bangun. Tavisha pun berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Ia melihat ke tangan dan kakinya yang di perban, juga lehernya.

Love DistancingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang