19

29 15 0
                                    

"Barusan om gue telpon, Yudis sama Raiya meninggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Barusan om gue telpon, Yudis sama Raiya meninggal. Mayat mereka digantung di teras sama pembunuhnya," kata Davka.

"Hah? Piye? Yudis karo Raiya kan ra melu?" Tanya Wasa.

"Mungkin mereka nyusul kalian kaya Sandhy?" Tebak Faishal.

Mendengar itu Vena langsung menegakkan badannya, jika Raiya sudah meninggal lalu siapa yang menelpon Vena ini?

"Jangan-jangan, jangan-jangan pembunuhnya Pak Shofi'!? Kan yang masih di sana cuma Pak Shofi'," tebak Tavisha.

"Lah iyaa," saut Maya yang berpikiran sama.

"J-jadi Pak Shofi' di tangkep nggak?" Tanya Glara.

Terdengar suara lirih dari panggilan Vena yang masih tersambung, sangat pelan dan tentu hanya Vena yang dapat mendengar.

"Salah..."

Tanpa sadar Vena menjatuhkan handphonenya, ia meneguk ludah susah payah. Batinnya bertanya-tanya, apakah tadi pembunuhnya? Hantu perempuan di villa? Atau arwah Raiya? Dan apa maksud 'salah' tadi?

"Kepala Pak Shofi' aja misah dari badannya," jawab Davka santai.

"Hah? Gimana?" Beo Vena.

"Astaghfirullah, tu mulut mulus bener ngomongnya," sindir Sadewa pada Davka.

"Bisa-bisanya Pak Shofi' juga jadi korban," ucap Savita tak percaya.

"Anehnya tu kenapa cuma Pak Shofi' yang kepalanya di penggal?" Heran Ira.

"Bentar, mungkin Pak Shofi' saksi matanya. Makannya gak perlu nyiksa-nyiksa langsung penggal aja," tebak Tavisha lagi.

"Nah, om gue juga mikir gitu," saut Davka.

"Kalo masalah gini Tata gercep banget nj*r otaknya," ucap Devi.

"Jangan-jangan lo dalangnya," tuduh Davka.

"Yang nuduh biasanya impostor," balas Tavisha.

"Berasa main game omong us ya," saut Nita.

"Di sana bener-bener nggak ada siapa-siapa lagi?" Tanya Anna.

"Ntar, polisi nemuin gelang ini di halaman villa," kata Davka sambil menunjukkan foto sebuah gelang di handphonenya.

"Loh Ven, itu kan gelang bestie kita. Itu kan kamu pesen khusus buat aku, Bela, Anna, sama... Dhisti?" Kata Maya.

"Dhisti?" Heran Anna.

"Adhisti nggak sejahat itu kan guys?" Tanya Tavisha

Vena melirik tangan kirinya yang terdapat gelang melingkar, yang juga dimiliki keempat sahabat karibnya. Vena menyamakan gelangnya dengan foto gelang yang ditunjukkan Davka. Dan kedua gelang itu sama persis. Vena memang memesan desain gelang itu secara khusus, jadi hanya ada kemungkinan kecil orang lain punya gelang yang sama.

Love DistancingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang