16

30 15 0
                                    

Bunga-bunga ditaburkan di atas sebuah makam dengan nisan kayu bertuliskan 'FALISHA RISQI RAHMADHIN'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bunga-bunga ditaburkan di atas sebuah makam dengan nisan kayu bertuliskan 'FALISHA RISQI RAHMADHIN'. Tavisha dan murid SMA Dasa Darma lainnya ikut mengantarkan teman mereka ke peristirahatan terakhir. SMA Dasa Darma adalah tempat Falisha, Faishal, Rea, Kyara, Tavisha, dan Zefanya bersekolah.

Tavisha memandangi papan nisan itu, masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. Baru saja Tavisha berziarah ke makam sahabatnya Filia, mendoakan agar Filia tenang di sana. Tapi setelahnya ia mendapat kabar sahabat yang lain meninggal.

"Kita pamit ya."

'Apakah saat itu Falisha berpamitan untuk pergi selamanya?' Itulah yang dipikirkan Tavisha.

"Padahal baru kemarin ya, Mbak Falisha jenguk Tata di rumah sakit," kata Zefanya.

"Iyaa, dia tu orangnya baik banget kan? Tapi meninggalnya tragis gitu," saut Rea.

Falisha meninggal karena motor yang ia kendarai jatuh ke jurang saat perjalanan pulang dari kafe, tempat dirinya bertemu dengan Faishal.

"Stttt, jangan ghibah depan jenazah," ucap Kyara mengingatkan.

"Guys," panggil Tavisha pada ketiga sahabatnya dengan berbisik.

"Kita pergi," ajak Tavisha.

"Loh kenapa?" Tanya Rea, Kyara, dan Zefanya bersamaan.

"Ada, a-aku ada, yang mau aku ceritain," jawab Tavisha terbata-bata karena matanya mulai berlinang air mata.

Keempat gadis itupun meninggalkan pemakaman duluan. Mereka menuju ke mobil Tavisha dan Rea yang diparkiran di luar TPU. Keempatnya berdiri di luar mobil untuk mendengarkan cerita Tavisha.

"Kamu mau cerita apa, Ta?" Tanya Zefanya.

Tak menjawab, Tavisha justru menangis dan memeluk Zefanya. Zefanya refleks membalas pelukan sahabatnya itu agar tenang.

"Ta, kamu kenapa? Kamu sedih karena Mbak Falisha ya?" Tanya Kyara.

"Kita juga sedih, Ta. Tapi mungkin ini udah takdirnya Mbak Falisha, kita semua harus ikhlas," ucap Rea.

"Udah, Ta. Udah ya nangisnya," pinta Zefanya.

Perlahan Zefanya melepaskan Tavisha dari pelukannya, lalu menghapus air mata yang membasahi pipi Tavisha.

"Udah yang keempat," kata Tavisha membuat yang lain bingung.

"Udah empat orang yang meninggal, k-kami semua lagi di teror," tambahnya lagi.

"M-maksudnya, Ta?" Tanya Rea.

Tavisha berusaha menenangkan dirinya, ia menghela nafas panjang beberapa kali. Lalu Tavisha menceritakan semuanya mulai dari kecelakaan Ivan dan Nararya sampai meninggalnya Falisha. Kyara, Rea, dan Zefanya pun mendengarkan dengan seksama. Sesekali mereka bergedik ngeri mendengar bagaimana orang-orang itu dibunuh.

Love DistancingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang