29

29 11 0
                                    

"Apa kabar?" tanya Tavisha langsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa kabar?" tanya Tavisha langsung.

Fikram tak menjawab, tapi ia memasang senyum sendunya. Selang beberapa detik bibirnya bersuara.

"Raganya baik," jawab Fikram.

Senyum di wajah Tavisha berkurang mendengarnya. Ia mengerti apa yang di maksud Fikram. Fikram memang terlihat baik-baik saja, tapi tidak dengan hatinya.

"Emm, ada yang sakit ya?" tebak Tavisha.

"Gapapa kok. Kalo kamu apa kabar?"

Kini senyum Tavisha hilang, ia menunduk dan menggelengkan kepala dengan pelan.

"Ini buat kamu," ucap Fikram menyodorkan sebuket bunga mawar yang ia bawa tadi.

Tavisha menerimanya dan kembali tersenyum. Ia lalu mendongak menatap kedua mata Fikram. Tapi tak lama wajahnya berubah jadi datar. Sebuket bunga mawar yang ada ditangannya sengaja ia jatuhkan.

Fikram mengernyitkan dahi melihat bunga mawar tadi yang kini dibawah kaki mereka. Lalu pandangannya terangkat pada Tavisha.

"Kena-"

"Ini bacanya apa?" tanya Tavisha memotong Fikram sebelum pria itu membuka mulut.

Tavisha menyodorkan sehelai potongan kain kafan yang terdapat tulisan '次を待つ' tepat di depan mata Fikram.

"Bacanya? Tsugi o matsu."

Tavisha lalu menurunkan kain itu dari hadapan Fikram.

"Kamu kan yang nulis?" tebak Tavisha sambil tersenyum sinis.

"Maksudnya?"

"Kamu kan pelakunya?"

"Pelaku?"

Tiba-tiba datang empat orang yang entah dari mana. Fikram mengenali semuanya kecuali satu. Keempatnya mengepung Fikram, membuat Fikram bingung.

"Santai bro, kita cuma mau tanya. Jangan nyantet," ucap Davka.

"Nggak usah panik gitu lah," kata Wasa sambil menepuk bahu Fikram.

"Lo marah sama kami karena hujat lo di kota lama waktu itu?" tanya Vena langsung.

"Kenapa tiba-"

"Udah jawab aja, bang," kata Wasa kembali menepuk bah Fikram.

Fikram pun mengangguk saja.

"Iya, tapi setelah itu-"

"Ok, terus lo tau nggak kalo Ivan sama Nararya mau nyusul lo waktu itu?" tanya Wasa.

"T-tau."

"Lo yang sewa mobil buat mereka kan, bro?" Tanya Davka

Fikram mengangguk

"Ayah, seorang polisi. Bener? Makannya polisi nggak bisa ngusut kematian temen-temen kita, ya kan?" tanya Vena lagi.

"Kok tau? Terus apa maksudnya?"

Love DistancingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang