Mentari telah menunjukkan dirinya di timur sana. Hawa dingin menembus tebalnya jaket yang dipakai Tavisha. Entah sudah berapa kali gadis itu membunyikan bell villa, tapi tidak ada yang membukakan satu pun. Kemudian Tavisha mencoba membuka pintu villa yang ternyata tidak dikunci."Loh nggak dikunci? Iya sih kalo ada maling yang ada malingnya dirampok sama temen-temen," gumam Tavisha.
Ketika Tavisha membuka pintu ia disuguhkan oleh para manusia yang masih tertidur pulas. Televisi masih menyala menampilkan drama Korea. Lampu-lampu pun masih terang benderang.
"Pemborosan macam apa ini!?" Teriak Tavisha meski tidak berpengaruh bagi sahabat-sahabatnya.
Tavisha pun mencoba membangunkan gadis-gadis itu.
"Mbak, Mbak Fali.... bangun Mbak dah morning."
"Ven, Vena banguuun dah morning."
"Anna, Dhisti, DAH MORNING!"
"BANGUN GUYS DAH MORNING!"
"Git, bangun Gitaaaaaa sudah morning!"
"Hmm, aku jek ntes turu kok," kata Gita yang sepertinya mengigau.
"Hah, jek ntes turu? Kalian semua baru aja tidur??"
Tidak ada yang menjawab Tavisha lagi, hanya terdengar suara dari televisi.
"Ohh, pada begadang liat drakor? Katanya mau jalan pagi di simpang lima padahal."
Akhirnya Tavisha membiarkan mereka semua tidur. Kemudian ia mematikan semua lampu dan televisi. Tirai dua jendela besar yang ada di ruang tamu ia buka lebar sehingga sinar mentari dapat masuk.
Glara terbangun karena silau dengan sinar matahari. Ia mendudukkan badannya sambil mengucek-ngucek mata.
"Heh siapa tu? Maling ya?" Tanya Glara yang nyawanya belum terkumpul penuh.
"Bukan, ini petrik!" Jawab Tavisha dengan nada jengkel.
"Oh ok."
Kemudian Glara kembali merebahkan tubuhnya di karpet. Sepertinya nyawa Glara gagal terkumpul.
"Allahu Akbar, perlukah ku siram kalian semua!?" Seru Tavisha.
Daripada menunggu semuanya bangun, Tavisha memilih ke dapur untuk membuat sarapan. Ia membuka kulkas mencari apa yang bisa dimasak. Tapi ternyata yang ada hanya daging cincang kaleng dan minuman-minuman kemasan.
"Loh apa lagi ini!? Stok mamam seminggu dihabisin semalem atau emang belum belanja??"
Untungnya sebelum ke villa Tavisha menyempatkan waktu untuk belanja di pasar terdekat. Ia mengambil belanjaannya dari bagasi mobil dibantu oleh Bu Siti. Kemudian diletakkan di meja dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Distancing
Mystery / Thriller"𝑫𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂. 𝑫𝒊𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒗𝒊𝒓𝒕𝒖𝒂𝒍." "𝑯𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒂𝒘𝒂𝒍𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒗𝒊𝒓𝒕𝒖𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈...