Tanpa menunggu polisi dan ambulans datang, enam orang yang masih bertahan itu bergegas pergi dari mansion yang mereka anggap terkutuk. Mereka juga membawa jenazah teman mereka dengan seprai sebagai pengganti kain kafan. Meski mereka harus melawan rasa takut dan ngeri karena jenazah teman mereka sudah tak berbentuk manusia lagi."Kalau kita salah nyatuin badannya gimana??" Tanya Tavisha panik.
"Cuma sementara Ta, kalau udah keluar hutan ini kita ke rumah sakit terdekat," jawab Vena.
"Udah semua? Ayok cepet masuk ke mobil!" Suruh Wasa.
"Tunggu, Glara mana??" Tanya Savita dengan suara lemah.
"Lah iya," ucap Wasa yang baru ingat sedari tadi tidak ada Glara.
"Glara, Glara m-mungkin salah satu dari jenazah-jenazah ini?" Tebak Tavisha.
"Nggak, dia nggak ikut main p-petasan," kata Faishal dengan nafas terengah-engah.
"Hah? Terus Glara kemana?" Panik Vena.
"Kita harus cepet-cepet bawa Faishal ama Savita ke rumah sakit," ucap Davka.
"Kalian pergi duluan aja bawa Faishal sama Savita, aku nanti nyusul. Aku mau cari Glara dulu," kata Tavisha dan ia langsung masuk kembali ke mansion Devi.
"Eh, Tavisha jangan!" Seru Vena tapi itu tidak berpengaruh sepertinya.
"Gimana ini? Kalo ada apa-apa gimana??" Tanya Vena panik.
"Mbak, Mas, kalian pergi saja selamatkan teman kalian yang sedang sekarat ini," suruh Pak Joko.
"Tapi Pak-"
"Ada saya, saya bisa jaga Mbak Salsa," ucap Pak Joko yakin.
Mereka semua saling pandang dan sama-sama ragu, tapi mengingat keadaan Savita dan Faishal saat ini mereka memang harus cepat pergi.
"Ya udah ayok, semoga aja nggak ada apa-apa," ajak Wasa.
"Pak, kalo ada apa-apa tolong minta Tavisha segera telpon kami," pinta Vena dan diiyakan oleh Pak Joko.
"Tunggu, tungguin gue bentar!" Pinta Davka sambil memegangi dada kirinya.
Davka tampak sedikit merintih kesakitan, hingga ia terduduk di tanah.
"Dav, l-lo punya riwayat penyakit jantung?" Tanya Wasa.
Davka menggelengkan kepalanya.
"Gak, tapi dada gue sakit banget. K-kaya ada yang nusuk-nusuk d-dari dalem," jelas Davka.
"Gini-gini, Ven kamu bisa nyetir mobil kan? Tolong kamu pakai mobilku. Biar aku yang pakai mobil Davka," pinta Wasa.
"Kayaknya Davka serangan jantung, bahaya kalo nyetir," tambah Wasa dengan berbisik pada Vena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Distancing
Mystery / Thriller"𝑫𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂. 𝑫𝒊𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒗𝒊𝒓𝒕𝒖𝒂𝒍." "𝑯𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒂𝒘𝒂𝒍𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒗𝒊𝒓𝒕𝒖𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈...