26

24 12 0
                                    

"Karena aku tau siapa pelakunya yang bener, tapi aku masih nebak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Karena aku tau siapa pelakunya yang bener, tapi aku masih nebak."

"Siapa, Ven?"

"Savita."

"Hah!? Mana mungkin? Dia aja waktu di mansion Devi luka parah karena dynamit."

"Nah kan, aktingnya bagus banget dia bah."

"Kok kamu seyakin itu?"

Terdengar helaan nafas panjang di seberang sana. Sepertinya Tavisha akan mendapat penjelasan cukup panjang dari Vena.

"Pertama, Savita yang request buat ngerayain tahun baru. Padahal kita masih berduka, tapi Savita malah pengen seng-seneng. Kedua, Savita sama Devi yang beli petasan dan kembang api. Ketiga, Savita sendiri yang bawa petasan paling besar. Bisa aja Savita yang ganti petasan itu sama dynamit kan? Keempat, waktu petasan besar itu dinyalain Savita malah nggak ikut ngumpul. Dia kaya jaga jarak gitu, tapi karena ledakan dynamitnya cukup besar jadi  Savita tetep kena. Ini kami tau dari Faishal," jelas Vena panjang lebar.

“Kamu pasti punya opini sendiri, kan? Makannya bisa yakin gitu," tebak Tavisha.

"Malem itu kami cepet-cepet bawa Faishal sama Savita ke rumah sakit. Tapi besoknya Savita malah marah-marah terus pergi, aneh!" Tambah Vena.

"Kamu... sepemikiran nggak, Ta?" Tanya Vena.

"Emm, entahlah. Aku kok ragu ya."

"Aku juga masih ragu, Ta. Makannya aku, Wasa, Davka, sama Faishal mau ke rumahnya Savita."

"Sekarang?"

"Lagi di bandara nih, doain kami baik-baik aja. Nggak di santet sama si Savita "

"Iya, hati-hati ya. Semoga emang bener pelakunya Savita."

"Semoga aja, terus masalah ini cepet selesai. Ya udah, aku tutup dulu ya."

"Bentar."

"Iya?"

"Apa Adhisti udah...."

"Iya, nggak mungkin kan orang lumpuh bisa gantung diri?"

¥¥¥¥¥

Sinar matahari pagi ini cukup membuat langit cerah. Dengan seragam abu-abu putihnya, Tavisha duduk di mobil yang dikendarai oleh supir barunya. Ia tak lain adalah Arka. Mereka hendak pergi ke sekolah.

Sepanjang perjalanan Tavisha hanya mendengarkan musik dari handphonenya, sambil menatap lurus ke luar jendela. Sesekali ia memeriksa handphonenya, bahkan mungkin sudah berkali-kali. Sejak semalam, Vena dan yang lain belum ada kabar. Membuat Tavisha jadi cermas, namun ia tetap berdoa agar Davka, Faishal, Vena, dan Wasa baik-baik saja. Dan tidak ada yang selanjutnya.

Tiba-tiba ada tangan yang menepuk-nepuk pundak kanan Tavisha, gadis itu refleks menoleh. Terlihat bibir Arka yang sepertinya sedang mengucapkan sesuatu.

Love DistancingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang