9

48 21 0
                                    

"Visha mau kemana tu eh?" Tanya Vena dan hendak mengejar Tavisha.

Tangan Adhisti mencegah Vena agar tidak mengejar Tavisha.

"Biarin aja, mungkin dia butuh waktu buat sendirian," kata Adhisti.

"Tapi dia pergi sendiri hujan-hujan gini, kalo ada apa-apa gimana," cemas Maya.

"Ini kotanya Tavisha, dia besar disini. Nggak akan ada apa-apa," jelas Adhisti agar temannya tenang.

"Itu Tata kenapa?" Tanya Falisha.

"Tata kok nangis?" Tanya Nita.

"Tata napa pergi gitu aja?" Tanya Devi.

Dan yang lain pun ikut bertanya-tanya. Tapi Adhisti belum menjawab, ada rasa jengkel yang ingin ia luapkan pada orang yang mengatur-atur dirinya tadi. Ini kesempatan emas untuk merendahkan orang itu. Bersamaan datang Fikram yang sepertinya mengejar Tavisha.

"Eh lo berhenti!" Suruh Adhisti.

Fikram pun berhenti dan menoleh pada sumber suara. Kemudian jari telunjuk Adhisti tertuju pada Fikram.

"Kalian tanya Tata kenapa? Karna dia!" Tuduh gadis itu. 

"Dia dah nipu kita semua termasuk Tavisha," tambah Adhisti.

"Heh lo waktu mau masuk GWL isi formulir dulu kan? Terus kenapa lo malsuin tanggal lahir lo!?" Tanya Adhisti yang tentu tidak bisa dijawab oleh Fikram.

"Eh maksudnya apaan, Dhis?" Tanya Vena.

"Kalian tau umur dia berapa? 25! Orang sok suci ini, dah nipu Tavisha!" Jelas Adhisti.

"Hah gimana?"

"Gada cewek lain kah sampe nipu Tata? Ga mikir perasannya Tata gimana kalo lo bohingin gitu!?

"Jadi kita juga ketipu dong?"

"Kasian Tata nj*r!"

"Terus Tata gimana sekarang??"

"Lah pant*k."

"Di GWL tu gada batasan umur, ngapain malsuin tanggal lahir coba?"

"Modus buat deketin cewek lah tu, haha."

"Modusnya kelewat t*lol!"

Member GWL mulai mengumpati Fikram. Mereka tak habis pikir ada orang yang seperti itu. Apa ini memang resiko LDR? Tidak, meskipun menjalani love distancing sebuah hubungan tidak seharusnya dimulai dengan kebohongan.

Fikram tak mendengarkan mereka. Kini ia hanya ingin mencari kemana Tavisha pergi sendirian saat hujan deras seperti ini. Ketika Fikram hendak beranjak pergi ia dicegat oleh para member GWL.

"Eh jangan kabur lo!"

"Penakut banget sih."

"Cie dah ketauan jadi mau kabur ya?"

"As*! Mau kemana lo!?"

"Eh guys kita harus sopan sama yang lebih tua, ya kan Om? Canda, Om."

"Yahaha, om om bangs*t."

Lagi-lagi Fikram hanya diam, ia berusaha tidak menggubris cemooh dan hujatan itu. Meski ia harus menelan umpatan-umpatan itu mentah-mentah. Lagi pula yang mereka katakan tidak salah, mereka juga tertipu oleh dirinya.

Tiba-tiba sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi Fikram. Ia sedikit tersentak, ternyata Adhisti yang menamparnya. Fikram berusaha tetap tenang menahan amarahnya. Ia tidak mau membalas karena Adhisti seorang perempuan.

"Lo ngajarin gue soal sopan santun? Ngaca sana! Mending gue ngomongnya kasar dari pada lo? Kang nipu! Dan yang lo tipu tu temen kita, emang kita bakal biasa aja gitu!? Hujat Adhisti.

Love DistancingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang