[ 𝐒𝐚𝐬𝐮𝐡𝐢𝐧𝐚 ] Tentang Hyuga Hinata dan balas dendam indahnya.
Hinata membenci Sakura karena sudah menjadi alasan utama tabrakan beruntun yang menewaskan sang kakak.
Dan hal yang lebih membuat Hinata marah adalah gadis Haruno itu mengadakan p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang ini lebih cerah dari biasanya, angin berhembus pelan. Netra bulan Hinata menatap rumah dihadapannya dalam diam.
"Ayo.."
Toneri menarik tangan Hinata untuk masuk kedalam rumah mewah milik lelaki itu.
Toneri mengajak Hinata untuk bertemu dengan ayah dan ibunya mengingat Hinata dan mereka sudah lama sekali tak bertemu.
Pintu terbuka dan Toneri terus menarik Hinata masuk.
"Ibu.."
Merasa terpanggil, sosok wanita yang tengah merapikan ruang tamu itu menoleh dan menatap Toneri. Dia tersenyum menghampiri Toneri.
"kau sudah pulang.."
Toneri tersenyum membiarkan sang ibu menyentuh kepalanya. Pandangan Akari beralih pada sosok wanita yang sedikit familliar dibelakang Toneri, Toneri yang menyadari itu langsung menyingkir.
"Ibu ini Hinata, Hyuga Hinata. Tetangga kita dulu, apa ibu masih ingat ?"il
Sejenak Akari tak bergeming masih mencoba mengingat hingga beberapa saat kemudian wanita paruh baya itu langsung terbelakak kaget.
"Oh tuhan, Hinata!"
Akari langsung memeluk Hinata sedangkan Hinata tersenyum. Kedua wanita itu berpelukan yang tentu membuat Toneri ikut tersenyum.
"Demi tuhan"
Setelah melepas pelukannya Akari langsung menangkup wajah Hinata dan mengelusnya penuh kasih sayang.
"Bagaimana kabarmu, sayang ?"
Hinata tersenyum, hatinya menghangat merasakan perlakuan lembut seperti ini.
"Baik Bi, Bagaimana dengan Bibi ?"
Akari tersenyum haru.
"Bibi baik-baik saja. Kau sekarang semakin cantik Hinata. Bibi nyaris tak mengenalmu"
Hinata lagi-lagi tersenyum mendapat pujian dari Akari.
"Terima kasih, Bi"
"Kemari duduklah disofa, Bibi akan membuatkan sesuatu untukmu"
Akari menuntun Hinata untuk duduk di sofa ruang tamu mereka. Setelahnya wanita itu langsung menuju dapur membawakan sesuatu untuk Hinata.
Toneri duduk dihadapan Hinata. Lelaki bersurai putih itu tersenyum kala Hinata menatapnya.
"Dimana paman ?" Tanya Hinata.
Dia sama sekali tak melihat siapapun dirumah ini ya kecuali Akari dan Toneri sendiri.
"Dikantor, sebentar lagi mungkin pulang"
Hinata mengangguk paham lalu memilih memperhatikan isi rumah mewah milik Toneri itu.
Beberapa saat kemudian Akari datang membawa secangkir teh dan beberapa cake, meletakkannya di atas meja.
Toneri membiarkan Hinata dan Akari mengobrol sepuasnya karena saat ini Toneri seperti melihat princessnya yang dulu.