M 04

4K 339 6
                                    

Harap di vote sebelum di baca!!!

Yang cuman baca tapi nggak kasih vote

Bismillah mata lo karatan💦

Dua orang pria tampan bersetelan jas kantor tengah menelusuri pusat perbelanjaan, terhitung sudah dua jam mereka berjalan mengelilingi mall, namun tidak ada satupun yang di beli. Dia adalah Mahesa  bersama dengan sahabat sekaligus sepupunya, Dikta yang setia menemani Mahesa mencari kado untuk keponakannya yang sebentar lagi berulang tahun, siapa lagi kalau bukan Safira anak dari kakaknya

Dan jangan lupakan mata para kaum hawa yang memandang mereka berdua dengan pandangan memuja

"Cari apa sih lo, dari tadi kita muter mall nggak jelas" Ucap Dikta membuat Mahesa berdecak

"Gua lagi cariin Safira kado, dua hari lagi dia ulang tahun"  Dikta menatap sahabatnya kemudian memukul lengan kekar Mahesa dengan kuat

"Heh bego kalo lo cari kado buat Safira ya cari di toko mainan atau enggak toko baju anak-anak,  jangan cariin Safira kado di toko baju cowok" Ucap Dikta dengan gemas, sementara itu Mahesa meringis mengusap lengannya

"Bawel amat sih ya terserah gua dong, udah kita jalan aja, sebentar doang ini mah" Ucap Mahesa lalu melanjutkan jalannya, sementara itu Dikta sudah misuh-misuh

Sebentar ndasmu Batin Dikta

Saat sampai di toko Mahesa langsung saja masuk, sementara itu Dikta menatap datar Mahesa dari luar, pasalnya mereka telah melewati toko boneka tersebut beberapa kali sejak datang di mall. Hal itu membuat Dikta gemas lalu masuk menyul Mahesa

"Coba lo liat kayaknya Safira bakalan suka sama boneka ini" Mahesa menunjukkan boneka keropi pada Dikta

"Lo suka yang mana yang ini atau ini" Mahesa memperlihatkan lagi sebuah boneka unicorn dengan ukuran besar yang satu berwarna hijau, dan berwarna ungu

"Dua-duanya" Ucap Dikta dengan singkat

"Kayaknya ini cantik gua ambil tiga aja deh" Dikta melongo melihat Mahesa mengambil  boneka keropi besar tadi yang berwarna hijau muda, boneka sapi besar dan yang satu lagi boneka teddy bear besar berwarna pink

"ini hadiah Safira ?" Pertanyaan Dikta membuat Mahesa mengangguk

"Mbak tolong di bungkus kado, kirim di alamat ini" Ucap Mahesa lalu memberikan kartu alamat-nya kepada sang kasir, tak lupa juga kartu ATM-nya

"Baik pak, pesanannya akan di kirim pada alamat yang tertera, terima kasih sudah berbelanja di toko kami" Ucap sang kasir dengan senyum ramahnya

"Beliin Safira emas kek, mobil, lo kan holang kaya" Ucapan dari Dikta membuat Mahesa menatapnya

"Bapaknya masih ada"

Setelah urusan mencari kado untuk Safira selesai, saatnya mencari makanan untuk perut mereka berdua, dan disinilah Mahesa dan Dikta berada. Di restoran cepat saji yang ada di mall

"Dari tadi lu manyun cem kayak cewek pms" Mahesa menatap Dikta

"Kaki gua pegel, dua jam lebih muter mall nemenin lo yang bawelnya ngalahin mama  kalo lagi belanja" Mahesa tertawa melihat muka kusut Dikta

"Dari pada lo marah mending makan, pesan aja sepuasnya hari ini gua yang traktir, anggap sedekah"  Ucapan Mahesa membuat Dikta tersenyum dengan lebar

"Gitu kek dari tadi" lalu Dikta mulai memesan satu persatu menu makanan yang ada disana, Mahesa menggeleng melihat pesanan Dikta yang tak tanggung-tanggung

"Sialan lo Dik, kalo lo yang jadi cewek gua mungkin udah bangkrut" Ucap Mahesa melihat kerakusan Dikta makan

"Gua laper cungik, dua jam bukan waktu yang sebentar tadi gua berasa kita pasangan homo jalan bedua di mall" Ucapan dari Dikta membuat Mahesa menatap sahabatnya itu dengan sinis

"Untung cewek gua nggak pecemburuan" Ucap Dikta sembari memakan makanannya

"Cari cewek gih lo" Mahesa mendengkus mendengar ucapan dari Dikta

"Selama hampir dua- puluh -delapan- tahun gua udah cari, tapi satupun enggak ada yang bisa bikin nyaman" Ucap Mahesa membuat Dikta menatapnya

"Ada yang bikin nyaman tapi lo aja yang gengsi ngungkapinnya, kecolongan kan jadinya" Ucapan dari Dikta membuat Mahesa menatapnya tajam

"Mending lo makan, nggak usah nyerocos mulu"

"gua ke toilet bentar kebelet" Ucap Mahesa berdiri dari tempat duduknya

"Gua nitip dong" Dikta memegang tangan Mahesa dengan kuat

"Anjing" Umpat Mahesa lalu mengacungkan jari tengahnya pada Dikta yang tengah tertawa

*********

Saat selesai buang air kecil, Mahesa  keluar dari toilet dan berjalan ke arah restoran, tetapi dirinya hampir terjatuh saat bertabrakan dengan seorang gadis berbadan gemuk. Sontak saja hal itu membuat Mahesa memandang ke arah gadis tersebut

Deg

Cantik  Gumam Mahesa menatap sang gadis gemuk itu tanpa kedip pipinya yang chubby, hidung yang mancung dan kulit yang putih, beberapa detik kemudian dirinya tersadar seraya berkacak pinggang

"Heh mbak kalo jalan tuh liat-liat dong jangan nunduk, gimana seandainya kalo saya jatuh" Mahesa berkacak pinggang, sementara itu gadis yang menabrak Mahesa hanya menatap dirinya dengan datar. Gadis itu tidak lain adalah Adelia Barbara

"Maaf saya tidak sengaja" Setelah mengatakan itu Adelia hendak pergi, namun di cegat oleh Mahesa

"Eits mau kemana heh, tanggung jawab dulu" Adelia menatap Mahesa

"Saya sudah minta maaf, sebaiknya anda menyingkir saya sudah terlambat" Ucapan Adelia membuat Mahesa berdecak

"Yang punya urusan di sini tuh bukan situ aja, saya pun juga punya urusan yang lebih penting di banding situ"

Percuma, berdebat dengan Mahesa tidak akan ada habisnya

"Mau anda apa ?" Ucap Adelia dengan muka datar, namun dirinya sudah jengkel menghadapi Mahesa

"Tanggung jawab lo" Ucap Mahesa membuat Adelia menahan emosi karena sudah terlambat bertemu dengan klient-nya

"Anda tidak ada yang luka, saya hanya menyenggol tidak melukai" Ucap Adelia membuat Mahesa menatapnya

"Pokoknya gua nggak mau tau, lo harus tanggung jawab"

Pria gila Batin Adelia, kemudian mengeluarkan dompetnya dari dalam tas, lalu memberikan lembaran uang merah
kepada Mahesa

"ini uang lima ratus ribu rupiah, kalo masih kurang silahkan datang di Cafe Lilly, itu cafe milik saya" Adelia memegang tangan Mahesa kemudian menyerahkan uang tersebut, Setelah mengatakan hal itu Adelia pergi meninggalkan Mahesa yang terdiam di tempatnya

"Dia ngasih gua uang ini" Mahesa menatap uang yang ada di tangannya

"Apa dia nggak tau gua sultan" Hampir saja Mahesa membuang lembaran uang tersebut, tetapi di urungkan dan memasukkannya ke dalam kantong celananya

"Awas aja kalo gua ketemu sama tuh cewek, gua kasih pelajaran dasar boneka mampang kalo perlu gua jadiin istri sekalian" Ucap Mahesa setelah itu kembali menyusul Dikta di restaurant


********************






Haii haiii gimana sama part kali ini?

Jangan lupa vote & comment yah😊

MAHESA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang