Happy reading 💖
Saat ini Mahesa sedang berada di kantor sang kakak, sambil duduk di sofa Mahesa memperhatikan Mahendra yang tengah serius dengan laptop didepannya itu
Jika Mahesa bersama dengan Lintang mengelola perusahaan keluarga mereka pada bagian textil dan berlian, beda lagi dengan Mahendra dan Bintang-adik dari Lintang yang mengelola perusahaan keluarga mereka di bagian pariwisata dan properti, dan pastinya kantor mereka terpisah
"Jangan nge-lihatin gua segitunya entar gua baper" Mahesa berdecak mendengar perkataan sang kakak
"Lo mau nge homo Ndra ?"
Puk
"Sakit anjing" umpat Mahesa, saat Mahendra melemparnya dengan sendal
"Jangan ngasal bicara, lo mau gua di gorok Safitri"
"Tadi bilangnya baper kalo gua natap lo" gerutuan Mahesa membuat sang kakak berdecak
"Gua cuman bercanda!!, ngerti bercanda nggak sih!"
" kayak mpok Aminah kan, ibu kantin kita waktu SMA" sedetik Mahendra menganga mendengar celetukan sang adik
"Itu janda Esa janda!!"
"Oh"
Respon singkat dari Mahesa hampir saja membuat Mahendra melemparnya kembali dengan sendalnya, namun di urungkan saat mendengar perkataan sang adik
"Ceo kok pake sendal jepit, mana warna pink lagi"
"Kaki gua sakit, kemarin ke injek perangkap tikus yang Safitri pasang" ucapan Mahendra membuat Mahesa tertawa
"Rumah sultan kok ada tikusnya, malu-maluin lo bang"
"Itu sebenarnya bukan tikus, tapi hamster peliharaan Safira lepas. Dia mau nangkep pake perangkap tikus, malah gua yang kena" Mahesa tertawa mendengar cerita Mahendra
"Lo sendiri apa kabar nih pasutri muda, Mahesa junior udah jadi belum ?" pertanyaan Mahendra membuat Mahesa melengos
"Gimana mau jadi, masuk aja belum" seketika Mahendra membelalakkan matanya mendengar perkataan sang adik
"Lo belum nganu ?" dengan polosnya Mahesa menggelengkan kepalanya
"Wah kok di anggurin, entar tempat calon anak lo ngambek gimana ? Kalo gua yang jadi lo nih Esa, nggak bakalan gua anggurin bini gua. Kalo perlu sampai pagi gua gempur dia" sambung Mahendra
"Gimana mau malam pertama sih bang, kalo tiap hari kita berantem mulu kerjaannya"
"Ngalah kek lu salah satunya gimana sih" ucap Mahendra
"Yang namanya pernikahan itu saat lo ijab kabul berarti secara keseluruhan lo udah nerima segala sifat bini lo, mulai dari keras kepalanya, ngambeknya, manjanya, kekurangan dan kelebihan yang ada pada dalam diri dia, marahnya, pokoknya semua sifat yang ada pada diri Adelia. Dan lo juga harus ngertiin Adelia"
"Pokoknya kalo kalian berdua yang keras kepala, maka salah satunya harus ngalah. Nggak papa ngalah asal hubungan kalian berdua tetap terjaga" nasehat Mahendra membuat Mahesa terdiam
"Komunikasi juga jangan lupa, percuma punya hubungan kalo komunikasi nggak ada diantara kalian berdua" lanjutnya
"Gini yah Esa, sebagai orang yang berpengalaman soal percintaan gua sebagai abang lo cuman bisa nasehatin dan berdoa yang terbaik buat pernikahan kalian berdua. Meskipun dadakan tapi nggak papa seenggaknya mami nggak nge-jodohin lo lagi sama anak kolega papi kan, jadi lo berdua harus belajar nerima satu sama lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA (End)
Teen FictionBerawal dari sebuah insiden salah masuk toilet, membuat seorang Mahesa Budiono harus menjalani pernikahan secara terpaksa dengan Adelia Barbara. Apa jadinya jika Mahesa, yang dikenal memiliki sifat cerewet dan selalu ngegas itu disatukan dengan Adel...