M 07

3.7K 304 5
                                    

Budayakan vote sebelum membaca !!!

Author lihat banyak yang baca tapi yang ngasih vote cuman dikit, author nggak berharap sih cerita ini banyak yang nge-vote karena author juga sadar diri, tapi setidaknya untuk menghargai kerja keras seorang penulis. Kalian para pembaca, setidaknya memberikan sebuah apresiasi lewat vote!!

Nggak mau coment nggak papa asal ngasih vote, itu udah cukup sebagai penyemangat author buat nulis 😊

Di perjalanan pulang Mahesa dan Adelia sama-sama terdiam dengan fikiran masing-masing

"Bisa berhenti dulu, saya mau buang air kecil" Sekelebat ide jail muncul,  Mahesa tetap fokus menyetir seakan tidak mendengarnya

"Kamu dengar saya tidak!!" Ucap Adelia namun Mahesa tetap tak menghiraukannya

"Saya kebelet pipis, emangnya kamu mau bersihin kalo saya pipis disini" Ucap Adelia dengan menaikkan satu oktaf suaranya

"Tadi bukannya lo nyuruh gua diem" Adelia meringis kemudian memukul bahu Mahesa

"Itu tadi sekarang udah enggak lagi, saya mohon sama kamu tolong berhenti dulu" Mahesa menggeleng

"Gua anak yang patuh sama ucapan orang tua, kalo di suruh makan ya gua makan, kalo di suruh diem ya gua diem" tawa Mahesa hampir saja meledak, tatkala dirinya melihat wajah ber pipi chubby itu memerah

"Tapi saya bukan orang tua kamu, saya mohon tolong berhenti Mahesa!!! saya udah nggak bisa nahan" Adelia menatap Mahesa dengan wajah memohonnya, Mahesa tertawa geli

"Heh kita belum sah sabar dulu, tapi kalo lo mau hayuk lah, kebetulan banyak banget rumah kosong yang gua tau di daerah sini" Ucap Mahesa membuat Adelia geram

"Gua kebelet pipis bego bukan pengen ena-ena" Ucap Adelia membuat Mahesa terkekeh

"Iya sabar nggak usah ngegas juga kampret, ini gua lagi nyari toilet umum"

Ckiiitttt

"Ngapain berhenti" Ucap Adelia

"Tuh toilet" tunjuk Mahesa dengan dagunya, Adelia menelan salivanya saat melihat toilet umum itu hanya di temarami satu lampu

"Gelap" Ucap Adelia dengan lirih, namun masih dapat di dengar oleh Mahesa

"Dari pada lo pipis di mobil gua, sana gih!!" Ucap Mahesa dengan sewot, tanpa pikir panjang Adelia bergegas turun dari mobil dan berlari kecil ke arah toilet. Sementara itu Mahesa terkekeh menatap kepergian Adelia

Karena bosan menunggu Adelia yang tak kunjung keluar, Mahesa memutuskan untuk turun dari mobil, sekedar meregangkan otot-ototnya yang kaku. Saat turun Mahesa dapat melihat tak jauh dari tempatnya ada pos kamling dimana terdapat beberapa warga yang berada di sana

"Si boneka mampang lama banget sih, jangan-jangan dia lagi ngepet" gumam Mahesa menatap kearah toilet yang minim pencahayaan itu, tiba-tiba Mahesa meringis

"Duh gua juga pake kebelet lagi"

Tanpa pikir panjang Mahesa berlari ke arah toilet dan bergegas masuk, sementara itu salah satu warga tidak sengaja melihat Mahesa

"Loh itu kan toilet perempuan, kenapa dia masuk disana" Ucap salah satu diantara mereka

"Kalo nggak salah tadi ada cewek yang masuk kan? Temennya mas itu tadi"

"Saya curiga jangan-jangan mereka mau berbuat mesum!!" salah satu warga berdiri

"ini nggak bisa di biarkan, lebih baik kita lapor ke pak kades" mendengar hal itu yang lain setuju, mereka bergegas untuk melapor sedangkan yang lain memantau dari arah jauh

Sementara itu di dalam toilet

"Ahhhh akhirnya lega juga" Ucap Mahesa saat hendak berbalik ingin mencuci tangan, dirinya di kejutkan, dengan kehadiran Adelia yang menatapnya dengan kaget

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

"Aaaaaaaaaaaaaa" teriak keduanya secara bersamaan

Sementara dari arah luar, mereka yang mendengar teriakan keduanya sama-sama terkejut dan semakin menaruh curiga

"Boneka mampang ngapain lo ada disini" Ucap Mahesa yang masih terkejut menatap Adelia

"Justru saya yang harusnya bertanya, apa yang kamu lakukan di toilet perempuan" Ucap Adelia yang tak kalah terkejut, namun masih mempertahankan wajah datarnya

Mahesa yang mendengar perkataan Adelia menjadi kebingungan

"Gua liatnya cuman ada satu toilet, makanya gua masuk kesini" Ucapan Mahesa membuat Adelia berdecak

"Alasan! Bilang saja kamu mau mengintip ayo ngaku!!" sungut Adelia

"Enggak demi Tuhan! Suer deh gua sama sekali nggak tau kalo ada toilet disebelah, gua juga nggak tau kalo ada lo disini" ucapan Mahesa membuat Adelia menatapya dengan dingin

"Dasar cabul ! Otak mesum!!" Ucapan Adelia membuat Mahesa menghadap dirinya sepenuhnya

"Jangan sembarangan bicara yah!!, gua benar-benar kebelet! Andaikan nggak, gua juga nggak mau masuk kesini. Ini juga karena lo yang lama di toilet" Mahesa memajukan langkahnya membuat Adelia otomatis mundur kebelakang

"Udah salah malah nyalahin balik! Saya lama di toilet karena- Adelia menggantung ucapannya

"Karena apa heh!" Adelia membulatkan matanya panik, ketika Mahesa semakin mendekat, sedangkan dirinya sudah mentok di tembok

"Ka....kamu mau apa, jangan macam-macam yah!! Ayo mundur!"  Mahesa menunjukkan smirk-nya

"Gua nggak mau macam-macam, cuman satu macam aja kok" Adelia berusaha menyembunyikan kepanikannya, tatkala Mahesa bersuara dengan nada rendah

"Saya bisa nendang kamu" ancamnya namun Mahesa terkekeh pelan

"Gua bisa lebih dari nendang, kuda-kudaan misalnya" ucapan ambigu dari Mahesa membuat Adelia menelan salivanya susah, kini dirinya terjebak dalam kungkungan pria itu

"Saya bisa teriak"

"Mau lo teriak kayak gimana pun nggak bakalan ada yang denger, ini tuh tempat sepi cuman ada kita berdua" Ucap Mahesa menatap Adelia dengan intens, entah dari dorongan mana Mahesa mengelus pipi chubby Adelia

"Rasanya nih pipi pengen gua gigit" Mahesa menggigit bibir bawahnya, terasa pasokan udara yang Adelia rasa menipis. Dirinya hanya mencium bau maskulin dari pria di hadapannya itu

"Tadi lo udah liat Mahesa yang aslikan" ucap Mahesa menaik turunkan alisnya, tentu saja Adelia faham maksudnya

"Berarti sekarang-

Brak

Tiba-tiba pintu toilet terbuka, membuat Mahesa dan Adelia terkejut. Terlihat ada banyak warga yang berdiri disana

"Apa yang kalian lakukan!!" gertak seorang pria paruh baya

"Kalian berbuat mesum kan!!" keduanya menggeleng

"Kalian salah faham" Ucap Adelia

"Ikut kami ke balai desa, kalian bisa menjelaskannya disana, pak kades sudah menungu" lalu masuklah beberapa warga yang menyeret mereka

"Saya bisa jelasin, ini nggak seperti yang kalian pikirkan" Ucap Mahesa

"Kalo sudah salah nggak usah ngeles, kalian sudah berbuat mesum di dalam. Sekarang ikut kami ke balai desa, biar pak kades yang memutuskan hukuman apa yang pantas untuk kalian"

"Pak kita bisa jelaskan, saya mohon pak"

"Benar pak semua yang kalian lihat tadi, tidak seperti yang kalian kira"

Keduanya memberontak saat hendak di bawa ke balai desa, namun percuma mereka berdua sudah di seret ke balai desa dan akan di berikan hukuman, sesuai adat istiadat masyarakat yang ada disana



Guys gimana sama part kali ini ? Gua ngetik part ini sambil nahan  ketawa

See you next part

Jangan lupa vote & comment 😬

MAHESA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang