M 33

3.2K 176 3
                                    

Happy reading 🌹

Seorang pria dengan wajah lusuhnya tengah duduk termenung tatapannya kosong wajah tampannya dipenuhi oleh bulu-bulu halus, ditambah lingkar mata hitam terpampang dengan jelas di bawah matanya, dia Lee pria itu tengah meratapi nasibnya di penjara terhitung sudah tiga bulan pria itu membekam dipenjara. Lee menyesal, sangat menyesali perbuatan yang dia lakukan bisa-bisanya dia melakukan hal itu membuat wanita yang pernah mengisi ruang hatinya terluka

Terakhir kabar yang dia dengar Adelia mengalami koma, hanya kabar itu setelahnya tidak ada kabar lain lagi mengenai kondisi Adelia, sekarang hidupnya benar-benar hancur ibunya yang sakit dan beruntungnya Lee masih punya istri yang setiap hari menjenguknya dan tidak akan pernah meninggalkannya. Contohnya saja seperti sekarang ini Yuanita tengah menghidangkan makanan untuknya karena hari ini jam besuk untuk para tahanan

"Tuan saya bawakan makanan kesukaan Tuan tolong di makan" ucap Yuanita sementara itu Lee hanya menatap kosong

"Apa kau tidak tau bagaimana kabar dia sekarang ini" tanya Lee

"Ah soal itu, kemarin saya ketemu Maharani adiknya Tuan Mahesa dan dia bilang kalo Nona Adelia sudah keluar dari rumah sakit sekitar satu bulan yang lalu" ucap Yuanita membuat pria itu menatapnya

"Benarkah ?" tanya Lee

"Iya Tuan" ucap Yuanita

"Dimana kau bertemu dengannya ?" tanya Lee

"Saya ketemu di toko pas mau beli bahan makanan" jawab Yuanita

"Syukurlah dia selamat, aku memang orang yang bodoh aku di butakan oleh obsesiku untuk memilikinya, harusnya aku merelakannya untuk bahagia selama bersamaku dia menjadi orang lain aku mengekangnya karena aku sangat mencintainya dan tidak mau kehilangan dia"  ucap Lee dengan nada yang serak menahan tangis

"Saya tau Tuan cinta anda pada Nona Adelia sangat dalam dan berujung rasa keegoisan, tapi bukankah dalam hal cinta ada juga yang disebut sebagai pengorbanan. Membiarkannya hidup bahagia meski bukan bersama dengan kita, itu memang hal yang menyakitkan tapi itu akan lenyap digantikan dengan rasa lega melihatnya tersenyum bahagia bersama dengan kehidupannya yang baru" ucap Yuanita

"Jadi aku harus ikhlas dan merelakannya, begitu ?"

"Iya Tuan" ucap Yuanita agak kikuk karena Lee menatapnya dengan lama

"Baiklah aku akan melakukannya"

Dari lama kek ikhlasinnya :)

"Tuan silahkan makan makanannya saya takut kalo nanti makanannya sudah dingin" ucap Yuanita

"Ah iya aku lupa. Kalo begitu aku akan makan" dan pria bermata sipit itu mulai menyuapkan sesendok nasi dan lauk pada mulutnya

"Kau. Apa kau sudah makan ?" tanya Lee

"Sudah Tuan" ucap Yuanita

"Aku kira belum, lain kali kalo bisa kita makan berdua disini. Tidak apa kan ?" ucapan sederhana namun berhasil membuat jantung Yuanita berdetak dengan kencang

"Tidak masalah Tuan, lain kali kita berdua akan makan disini" ucap Yuanita

"Satu lagi mulai dari sekarang jangan panggil aku dengan sebutan Tuan tapi Mas dan jangan pakai bahasa baku, aku tidak suka. Ngertikan !?" ucap Lee

"I...iya Tu-eh M..Mas" ucap Yuanita setelah itu tidak ada lagi pembicaraan antara keduanya, Lee yang sibuk makan sementara Yuanita sibuk memperbaiki detak jantungnya

***********

Sementara itu dirumah keluarga Budiono mereka habis mengadakan acara syukuran atas kesembuhan Adelia, banyak tamu yang berdatangan mulai dari keluarga besar Mahesa maupun Adelia. Dan kini Mahesa tengah duduk berdampingan dengan Adelia, selama istrinya itu sadar Mahesa tidak pernah meninggalkan Adelia barang sedetikpun bahkan untuk urusan kantor dia kerjakan dirumah rapatpun di serahkan pada sekretarisnya Jasmine dan asistant-nya Dikta yang untuk sementara menggantikan Mahesa

MAHESA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang