Happy reading 💕
Adelia berjalan memasuki sebuah tempat pemakaman, terlihat gadis gemuk yang memakai pakaian serba hitam itu membawa satu buket bunga lily, tidak lupa juga di belakangnya ada Sasa yang mengintili sahabatnya itu dari belakang
Saat sampai di sana, Adelia berjongkok menatap dua gundukan tanah yang saling berdekatan itu, dengan senyumannya Adelia mengusap dua batunisan yang bertuliskan Hilman Aditya dan Viona Barbara
"Assalamualaikum Ibu, Ayah, kalian apa kabar ? Oh iya Adel bawa bunga lily untuk Ibu, bunga kesukaan ibu"
"Maafin Adel yang baru bisa temuin kalian, Adel kesini bareng Sasa" Adelia menatap sinis Sasa yang ikut jongkok di dekatnya
"Lu dari tadi liatin gua sinis banget, itu mata lo mau gua colok heh" Sungut Sasa yang tak terima
"Bu hantuin Sasa sekali-kali deh, biar anaknya kapok"
"Temen macam apa lo Del nyuruh tante Viona hantuin gua, punya masalah apa sih lo Del" Adelia memutar bola matanya dengan malas
"Nggak usah sok nggak tahu, gua masih marah yah sama apa yang udah lo lakuin"
"Kalo pun gua nggak di sogok, ya nggak bakalan mau juga gua" gumaman Sasa membuat Adelia melemparnya dengan bunga
"Lu kira gua kuburan pake di lempar segala"
"Dek kalo mau berantem jangan di sini, ini kuburan bukan ring tinju" tegur seorang ibu-ibu yang tidak sengaja lewat di dekat mereka, membuat kedua gadis itu menyengir
"Lu sih Del"
Saat selesai menaburkan bunga Adelia menatap sendu makam kedua orang tuanya, kemudian Adelia menghela nafas panjang
"Bu maafin Adel"
"Andai aja waktu itu Adel nggak lari kesana, ibu sama ayah nggak akan pergi dengan cepat. Kalian berdua nggak akan pergi ninggalin Adel selama-lamanya hiks" kemudian air mata Adelia perlahan membasahi pipinya, membuat Sasa mengelus bahunya. Menguatkan dirinya
"Adel trauma" ucapnya disertai isakan kecil "Adel udah coba untuk lupain kejadian itu, tapi nggak bisa hiks...hati Adel sakit, andai waktu itu orang yang nabrak ibu sama ayah bawa mereka ke rumah sakit. Nyawa mereka berdua masih bisa di tolong Sa"
"Ssstt udah Del, ini bukan salah lo kan lo tau sendiri jodoh, maut, udah di atur sama yang kuasa. Udah yah nangisnya sekarang ikhlasin mereka, tante Viona sama om Hilman nggak suka anaknya cengeng kayak gini. Masa nyonya Mahesa Budiono cengeng sih" mendengar nama Mahesa Adelia menegakkan badannya dari pelukan Sasa
"Ini jam berapa Sa ?" Tanya Adelia
"Jam dua belas, emangnya kenapa"
"Astaga gua harus nganterin makan siang untuk Mahesa, tadi pagi dia nggak sempat sarapan" ucap Adelia kemudian berjongkok kembali
"Ibu, ayah, Adel pamit pulang dulu sebenarnya ada yang mau Adel ceritain. Tapi waktunya nggak tepat hehehe lain kali Adel bakalan datang lagi kesini tapi bukan sama Sasa lagi. Tunggu Adel yah" setelah itu gadis berbadan gemuk nan cantik itu mulai berdiri
"Om tante Sasa pamit yah, istirahat dengan tenang jangan dengerin perkataan Adel, Sasa anak baik kok sayang kalo di hantuin. Nggak ada yang bisa di peluk"
Kemudian kedua gadis itu berjalan keluar dari tempat pemakaman
"Kesambet apaan lo pake nganterin Mahesa makanan"
"Dia lagi marah kayaknya sama gua, setiap gua tanya dia cuman jawab se-adanya doang biasanya nge-bacot nggak jelas" ucap Adelia
"Cieee khawatir yah di cuekin sama Mahesa" Sasa menggoda Adelia
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA (End)
Teen FictionBerawal dari sebuah insiden salah masuk toilet, membuat seorang Mahesa Budiono harus menjalani pernikahan secara terpaksa dengan Adelia Barbara. Apa jadinya jika Mahesa, yang dikenal memiliki sifat cerewet dan selalu ngegas itu disatukan dengan Adel...