M 40 (End)

5.9K 190 8
                                    

Happy reading 🌹

"Apa nggak kepagian kamu berangkat kekantor" Adelia menatap Mahesa dari arah pantulan cermin

"Aku ada rapat sayang"

"Se-pagi ini" ucap Adelia membuat Mahesa mengangguk

"Yaudah deh kalo gitu aku buatin sarapan dulu"

"Nggak usah sayang aku buru-buru" Adelia menghela nafas

"Tapi maag kamu bisa kambuh"

Cup

"Nanti aku delivery aja" Adelia memanyunkan bibirnya

"Beneran nih kamu bakalan delivery" Mahesa mengangguk

"Yaudah hati-hati habis rapat kamu langsung makan"

"Iya Bunda sayang" sebelum pergi Mahesa berjongkok mensejejarkan tubuhnya ke perut Adelia

"Biji rambutan Ayah pergi dulu yah, jangan rewel didalam sana jagain Bunda nak. Kamu harus kuat. Maafkan Ayah" dengan tatapan sendu Mahesa mengelus perut buncit Adelia. Apakah ini sudah jadi pertemuan terakhir mereka

"Aku berangkat dulu sayang"

Cup

Adelia memejamkan matanya saat Mahesa mencium keningnya sangat lama, rasanya sangat berbeda ciuman itu seakan-akan ciuman perpisahan untuknya

"Kamu baik-baik disini kalo butuh sesuatu kamu harus bilang ke Sasa, oma, atau siapapun yang ada dirumah ini. Maaf juga karena aku belum bisa menjadi suami yang seperti kamu inginkan. Aku titip anak kita, kelak jika aku sudah tidak ada tolong perkenalkan aku padanya. Buat anak kita sukses tanpa harus menggunakan nama marga keluarga Budiono" ada rasa sesak yang menjalar didalam hati Adelia saat Mahesa mengatakan hal itu

"Kita berdua yang akan mendidik anak kita" ucap Adelia membuat Mahesa mengangguk kemudian tersenyum

"Aku cinta sama kamu sampai kapanpun nggak akan ada orang yang bisa gantiin kamu didalam hati aku. Aku pergi dulu sayang jaga diri baik-baik"

"Aku antar kedepan yah" Mahesa hanya mengangguk sebagai jawaban

"Tumben nggak bawa tas"

"Berkasnya ada di kantor" saat keluar Adelia dapat melihat begitu banyak pria yang berbadan kekar memakai baju berwarna hitam

"Mereka siapa" tanya Adelia saat melihat Dikta berdiri didepan mereka

"Anak buah Dikta" Adelia menaikkan sebelah alisnya memangnya Dikta kerja apa sehingga mempunyai banyak anak buah

"Dikta mantan ketua geng motor sama kayak aku" Ucap Mahesa menjawab rasa penasaran istrinya

"Sayang aku pamit yah jangan keluar rumah tanpa sepengetahuan mereka, diluar bahaya" Adelia menggeleng memberikan senyum manisnya

Kenapa rasanya sangat berbeda

Adelia menatap nanar mobil Mahesa, ada yang berbeda dulu jika Mahesa akan berangkat kekantor pasti pria itu akan membuat masalah pada dirinya sebelum pergi, tapi kali ini berbeda atmosfernya terasa berbeda. Apa ada sesuatu hal yang membuat sikap Mahesa berubah

Saat akan masuk ke dalam rumah Adelia berbalik menatap dua mobil yang masuk ke pekarangan rumah dan disana sudah ada Kenan, Zio, dan satu lagi pria yang memiliki wajah datar bermata elang, dan bola matanya berwarna biru sudah Adelia pastikan bahwa pria yang satu ini berasal dari luar negeri

"Tante" Zio berlari kearah Adelia disambut hangat olehnya

"Zio kangen dedek bayi apa kabar"

"Dedek bayi sehat kak Zio" dengan sayang Adelia mengelus rambut bocah itu

MAHESA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang