Typo tandai!!
Happy Reading kawan!🤙
"Ayok ih,"
Resha dari tadi terus merengek untuk pulang. katanya tidak sabar ingin bertemu dengan empus nya, ia juga sudah tidak tahan dengan bau rumah sakit. sementara Ardi sibuk mengemasi pakaian Resha.
"Iya, sebentar sayang."
mendengar ucapan itu bibir Resha tanpa ragu lagi mulai mengembang.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Ardi.
"Ibadah." selanjutnya Resha hanya duduk di brankar dengan mengayunkan kedua kakinya.
"eca mau makan Eskrim ya?"
Ardi mendekati Resha lalu mengusap lembut kepala Resha."dikurangi dulu ya? nanti kasihan dedeknya didalem, kedinginan." Peringat Ardi.
"Kan bisa dipeluk Adi kalo kedinginan." jawab Resha dengan senyum manisnya.
"Udah pinter jawab ya sekarang?" Ardi mencolek hidung Resha yang akhirnya membuat mereka tertawa bersama. "iya, tapi besok-besok nggak boleh lagi."
"Asiiaapp!!" dengan langkah santai Resha dan Ardi berjalan menuju parkiran. Ardi membawa mobilnya yang sempat ia kembalikan pada orang tuanya.
"Dih, sekarang pakek mobil"
"Iya dong, kan kakeknya nggak mau kalau cucu kesayangannya kedinginan naik motor." Ardi membuka pintu lalu mempersilahkan Resha untuk masuk kedalam.
"Emang bisa nyetir mobil? palingan juga nanti ditengah jalan berenti." remeh Resha. dirinya tidak tau saja jika Ardi mantan pembalap malam.
"Ngeremehin?" jawab Ardi menyeringai.
"Iya."
"Nanti kalo aku ngebut diem aja."
"Iya."
Ardi memasang sabuk pengamannya, bersiap-siap menancap gas membuktikan jika dirinya mahir dalam mengendarai mobil. awal-awal Ardi menyetir dengan santai lalu melihat jalanan yang cukup sepi, ia memulai aksinya. menancap gas mobil lagi agar kecepatan yang dihasilkan diatas rata-rata. yang akhirnya membuat Resha gelagapan dan sedikit berteriak. kecepatan semakin ia tambah hingga akhirnya Resha tidak kuat dan meminta tolong padanya untuk memelankan laju mobil.
"makannya, jangan ngeremehin"
"Iya-iya"
"Jadi beli eskrim nggak?"
"Jadi dong" akhirnya Ardi membelokkan mobilnya keminimarket untuk membeli eskrim juga bahan makanan lainnya.
"Cuma satu?" tanya Ardi saat melihat Resha yang hanya mengambil satu bungkus eskrim.
"Nanti nambah, kan ini cuma buat nemenin kamu belanja." Ardi menghela nafas dasar dikasih hati mintanya jantung.
"Ya udah ayo"
"Naik situ boleh?" tanya Resha dengan menunjuk troly yang sedang didorong Ardi.
"Nggak muat caa"
"Muat." Nekat Resha menaiki troly tersebut duduk diam didalamnya menunggu Ardi mendorong. "ayok, kok nggak jalan?"
"Berat sayang"
"Aku gendutan?" waduh alamat ini, jika ia bilang gendutan dapat dipastikan Resha akan dalam mode ngambek. tapi jika ia bilang tidak gendutan ia membohongi suatu fakta.
"Enggak, yaudah ayo." akhirnya Ardi mengalah ia mendorong troly. sedang Resha hanya sibuk menunjuk ini itu dengan jari telunjuk seraya memakan eskrim.
Saat hendak membayar dikasir, tiba-tiba Resha memberhentikan langkahnya. "Adi itu permen?" tanya Resha seraya menunjuk kotak kecil merah pada rak. "beli ya?" Ardi yang sibuk mendorong troly ikut berhenti manik matanya mengikuti arah yang di tunjuk Resha. saat Ardi tau benda apa yang dimaksud Resha ia sedikit gelagapan. apakah Resha benar-benar tidak tau? apakah Resha sepolos itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl [ E N D ]
Short Story"Apa lo beneran hamil?" "Dan itu anak gue?" "Dan apa lo pikir, gue bakal minta pertanggungjawaban dari orang yang nggak bersalah, iya?" "Kalau itu beneran anak gue. Aborsi." - Cerita terinspirasi dari halusinasi sendiri - Banyak bahasa kasar yang ng...