•Tigapuluh Dua

22.4K 1.5K 18
                                    

Typo tandai!!

Happy Reading kawan!🎉

Tidak ada waktu untuk ia bermain lagi. menikmati malam dengan tongkrongan, atau dengan segelas alkohol. dan mungkin itu tak akan pernah terjadi lagi. disaat teman-teman seumurannya sibuk mencari pasangan, seorang Ardi sepertinya sudah mendapatkan. dan disaat teman temannya melanggar aturan rumah, maka dirinyalah yang harus membuat aturan rumah.

Ardi mengambil gitar yang sudah lama ia simpan diatas lemari. usang dan berdebu itulah keadaannya. lama sekali ia tidak memainkan alat musik itu. semoga saja Ardi tidak lupa cara memainkannya. membawa ke balkon lalu duduk di kursi dengan memangku gitar kesayangannya. memetik satu persatu senar secara beriringan. hingga akhirnya mengalunlah sebuah nada merdu.

Slalu sa minta tuhan, jaga tong dua
Sa pu bahagia yang selama ini sa jaga
Tetap saling percaya, cukup ko dengar sa Su jauh melangkah, ini hari bahagia...

Perlahan tapi pasti. nada nada  itu menunjukkan kemana arah jalannya.
Ardi menoleh ke arah ranjang, menatap Resha dengan tatapan teduh. cantik.

Sa mo bilang terimakasih tuhan
Su hadirkan dia....
Yang terindah yang terima sa apa adanya... dimalam ini sa minta
Pas hari bahagia, ko trima sa...
Sa jadi pendamping selamanya

Semua bilang terimakasih tuhan
Su hadirkan dia...
Yang terindah yang terima sa apa adanya...di malam ini sa minta
Pas hari bajagia,ko trima sa...
Sa jadi pendamping selamanya

Slalu sa minta tuhan jaga tong dua
Sa pu bahagia yang selama ini sa jaga
Tetap saling percaya cukup ko dengar
sa, su jauh melangkah,ini hari bahagia..

Semua bilang trimakasih tuhan..
Su hadirkan dia..
Yang terindah yang terima sa apa adanya...di malam ini sa minta
Pas hari bahagia,ko trima sa..
Sa jadi pendamping selamanya...

"Bagus, suaranya." Ardi terkejut sontak ia langsung menoleh, mendapati sang istri yang berjalan mendekat.

"Loh, kamu kok bangun? Adi berisik ya?" Resha menggeleng, lalu tersenyum manis.

"Eca baru tau, kalo suaranya Adi bagus. kenapa Adi dikafe nggak nyanyi aja?"

"Biasa aja. bagusan kamu."

Resha terkekeh,"emang pernah denger aku nyanyi?" Ardi mengangguk.

"Kapan?"

"Kalau kamu lagi di kamar mandi kan suka nyanyi." Jawab Ardi. setiap kali memergoki Resha dikamar mandi pasti terdengar suara nyanyian.

"Nyanyi lagi dong" pinta Resha dengan manja.

"Besok aja, udah malem kamu juga harus tidur" Resha mendengus pserah seharusnya ia tadi diam saja. Ardi membawa gitarnya masuk kedalam terlebih dahulu lalu di susul Resha sembari mengunci pintu.

"Udah minum susu?"

"Udah, Adi." Ardi berjalan ke arah ranjang membenarkan letak bantalnya lalu berbaring di samping Resha.

"Sini peluk" Adi merentangkan satu tangannya, tanpa pikir panjang Resha mendekat pada dada bidang sang suami. didekaplah dirinya itu, walaupun terhalang perut buncitnya.

"Dedeknya ngalangin"

"Adi..."

"ya? emang benerkan? dedeknya ngalangin masak ayahnya nggak boleh peluk bunda. nanti kalau kamu udah keluar pokoknya kamu tidur sendiri ya nggak boleh bareng lagi. terus kalau mau minum ASI ayah di sisain jangan di minum semua, itu namanya dosa. ya sayang?" memperhatikan Ardi yang berbicara seperti itu sembari mengusap perutnya. Resha jadi heran, belum lahir saja sudah begini. terus apa tadi? ASI? di sisain? sungguh pipinya bersemu merah.

Good Girl [ E N D ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang