Typo tandai!!
Happy Reading kawan!🙌
"KIKI!!"
Seperti bongkahan batu jatuh di bagian dada membuat nafasnya terseok seok matanya membola merah. mencabut nya pun tidak akan mungkin lemas semuanya lemas.sakit.
Ia mendengar suara teriakan itu namun naas bagian dadanya terasa kelu kaku dan perih menjadi satu.
ia berharap masih ada kesempatan lain lagi. matanya mendadak buram melihat darah yang terus mengalir hingga akhirnya kiki tidak sadarkan diri."CEPETAN ANJING!"
Teriak Ardi saat melihat baju Kiki yang sudah bersimbah darah. langsung mereka gotong ke dalam mobil dengan Yoga yang mengendarai bak di kejar malaikat maut. mungkin iya.
"Ki sadar ki! sadar!" Ardi menampar pipi Kiki berulang ulang wajah kiki semakin terlihat pucat. dirinya melupakan semua hal termasuk Resha yang ia tinggalkan. yang terpenting saat ini adalah sahabatnya.
Ardi sudah tidak peduli jika acara tujuh bulanan itu berantakan yang ada di pikirannya hanya Kiki dan Kiki. sementara semua para tamu undangan sudah di anjurkan untuk pulang. Riska balita kecil itu dia terus memanggil abangnya dengan raut khawatir, sebenarnya ia tidak tau apa yang terjadi namun saat ini ia ingin memeluk sang abang jahil.
Sedangkan di parkiran seorang wanita membuka maskernya pengap sekali seperti ini." ck! bodoh! kenapa bisa salah sih sasarannya." setelah mengucapkan itu ia pergi, keluar dari halaman kafe dan pergi menaiki Taxi.
Tanpa ia ketahui ada seorang laki laki yang mengawasinya dari dalam."rupa rupanya, ada anak kecil yang ingin menjadi psikopat." Ia terkekeh lalu kembali kedalam. mengurus apa yang harus ia urus.
"KIKI!!" Ardi berteriak tak dipungkiri air matanya menjatuhi pipi. ia tidak bisa, tidak bisa. sungguh.
"Lo kuat! gue yakin!" Ardi menutupi bagian dada Kiki dengan kain.
temannya, sahabatnya kini sedang di ambang hidup dan mati. sedangkan Ryan ia hanya menatap kosong ke arah luar mobil, belum mengatakan sepatah katapun."SUSTER!!" langsung Kiki di alihkan ke atas brankar di dorong di bawa masuk.
"Sebaiknya bapak menunggu diluar."
Ardi bersandar pada dinding rumah sakit, pundaknya perlahan merosot kebawah. Riski Argatama telah menyelamatkan hidup istri dan juga buah hatinya, tapi ia juga tak rela jika yang digantikan adalah sahabatnya sendiri. lebih baik semua ini tak pernah ada. atau dirinya saja yang menanggung semua.
"Riski! di mana Riski nak!" Sila yang notabene ialah mama Kiki berteriak histeris. dengan paksa suaminya Bima memeluk walau sedikit memberontak.
"Riski! nak, hiks...hiks.." Ryan perlahan mendekati Sila yang duduk di lantai rumah sakit, dengan badan yang bergetar.
"Riski kuat tante Ryan tau itu."
Resha dan juga Kenzy yang masih setia menggendong Riska yang terlelap. serta Reyna dan Reza datang menyusul ke rumah sakit. Reza langsung mendekati anaknya
"Gimana?"
Ardi menggeleng lemah di tangannya masih ada bekas darah Kiki yang perlahan mengering. bibirnya mengembang tersenyum simpul menguatkan hati bahwa sahabatnya itu akan baik baik saja. Kiki kuat seperti yang di katakan Ryan semula.
Riska yang terlonjak dari tidurnya langsung menangis keras mendengar mamanya menangis.
"Maamaa!" Riska berjalan tertatih menghampiri wanita yang disebutnya mama.
"Sini s-sayang" Sila merentangkan tangan menangkap lalu memeluk sosok balita kecil.
"bang?" mulut kecil Riska yang mengucap satu kata. namun membuat semua yang ada di sana semakin luluh lantah tak berdaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/269017471-288-k918445.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl [ E N D ]
Cerita Pendek"Apa lo beneran hamil?" "Dan itu anak gue?" "Dan apa lo pikir, gue bakal minta pertanggungjawaban dari orang yang nggak bersalah, iya?" "Kalau itu beneran anak gue. Aborsi." - Cerita terinspirasi dari halusinasi sendiri - Banyak bahasa kasar yang ng...