•Duapuluh satu

24.6K 1.7K 17
                                    

Typo tandai!!

Happy Reading kawan!🤙

"Ternyata kamu lebih pintar dari papa Ar " ucap Reza di sebrang sana.

"Maksud papa?"

"Kamu mau dua duanya kan Ar?" tanya Reza seraya terkekeh pelan.

"Apa maksud papa?" Ardi tidak mengerti maksud ayahnya itu. pagi-pagi seperti ini ia sudah ditelpon.

"Kamu hamilin Jihan kan?"

Ardi terkejut, bagaimana papanya itu bisa tau? apa Jihan menceritakan kejadian itu pada para orangtua? "itu bukan Ardi." jawab Ardi membenarkan sekali lagi.

"Kamu nggak bisa ngelak lagi,Jihan yang cerita langsung sama papa."

"Dan Papa langsung percaya?"

"Mana mungkin jihan bohong? sekarang papa minta kamu tanggung jawab."

"Maaf pa, Ardi nggak bisa."

"Kenapa? karna wanita sialan itu iya? kamu dikasih apa sama dia? sampai kamu bisa jadi seperti ini?" Dada Ardi bergemuruh mendengar istrinya dicap sebagai wanita sialan.

"Dia istri Ardi pa, bukan wanita sialan."

"Terserah kamu yang terpenting kamu ceraikan dia dda--- tut tuttt." panggilan langsung Ardi matikan secara sepihak, ia tidak peduli jika itu ayahnya sendiri. Ardi sudah tidak habis pikir lagi, ternyata ada seorang ayah yang ingin anaknya bercerai bahkan usia pernikahannya saja belum seumur jagung. dan ya,itu ayahnya sendiri.

Ardi menyandarkan kepalanya pada sofa, sedikit merapikan rambut dan mulai memejamkan mata sejenak. ia sudah yakin, seyakin-yakinnya jika yang menghamili Jihan bukanlah dirinya. mungkin sampai mulut Ardi berbusa pun tidak akan ada yang mempercayai. jika ia mencari cctv, apakah ditempat seperti itu dipasang cctv? rasanya sangat tidak mungkin. lalu bagaimana dirinya mencari informasi.

Mendengar derap langkah kaki yang semakin mendekat, Ardi langsung membuka mata dan menoleh kearah tangga. Resha, ia berjalan menuruni tangga dengan membawa piring dan juga gelas bekas makan. sudah tiga hari ini Ardi dan Resha tidak saling berbicara, Resha selalu mengunci kamar dan keluar pun hanya untuk mengambil makanan. itupun saat Ardi pergi kesekolah. Ardi mendekati Resha bermaksud ingin membantu membawakan piring.

"Aku bawain" Ardi mengambil piring dan juga gelas yang ada ditangan Resha. Resha menurut, membiarkan Ardi membawanya kedapur lalu dirinya segera beranjak berbalik menaiki tangga.

"Tunggu, bicara sebentar bisa?"

"Nggak penting kan?" Ardi menatap manik mata Resha, matanya terlihat sembab seperti mata panda. apa Resha selalu menangis? hey, suami macam apa Ardi ini? mana mungkin seorang istri yang tau suaminya itu menghamili wanita lain tetapi tidak meneteskan air mata. dasar Ardi bodoh,

"Sebentar caa?"

"Nama gue Resha bukan ca." Ardi sedikit menggeram saat mendengar bahasa yang dilontarkan Resha padanya.

"Okey Resha. Adi kangen sama dedek nya, boleh bicara sebentar?" ucap Ardi lembut.

"Nggak." Resha pergi menaiki tangga, ia butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikirannya. hari ini ia memanggil Kenzy untuk datang kerumah.

Akhirnya Ardi hanya membuang nafas kasar, bukan waktu yang tepat pikirnya. langsung ia menaruh piring dan gelas kedapur setelah itu pergi ke kafe untuk mengecek perkembangan kafe. sesampainya dikafe ternyata di sana sudah ada Yoga dan juga kiki yang menghandle.

Good Girl [ E N D ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang