Typo tandai!!
Happy Reading kawan!🤩
Hari ini Reza, Ardi, Ryan dan juga Yoga datang ke kantor polisi. melihat bagaimana kondisi Jihan yang sudah seminggu ini terkurung didalam sel. Alex ayah jihan sempat mengundang pengacara, namun ia juga gagal karna jihan memang benar melakukan pembunuhan berencana.
"Ekhem" Reza berdehem bermaksud memanggil anak kliennya itu, ia sudah tidak sudi lagi memanggil dengan nama. Reza sangat bersyukur karena dulu ia hampir saja mempunyai menantu seperti Jihan.
"O-om Reza? Ardi?" Jihan langsung berdiri berjalan ke arah yang lebih dekat. namun tetap saja terhalang oleh sel tahanan.
"Ardi kamu mau kan bantuin aku keluar dari sini kan? ini anak kamu Ar yang ada diperut aku, yang aku kandung. kamu nggak kasihan?"
"Cih! lo bilang anak?" Ardi mendekat mengangkat sebelah alisnya.
"I-iya" Jihan mengangguk.
"Ngayal teros! sampek sukses..." Serobot Ryan.
"Bukannya itu anak dari om om diclub yah?" tanya Ardi dengan tersenyum miring.
"Ar..."
"Setelah apa yang udah lo perbuat kemaren, sekarang lo masih berharap kalau itu anak gue? Iya?! bahkan Vino aja udah memperjelas sejelas jelasnya!"
"Dan lo! hampir aja mau bunuh anak sama istri gue, bahkan sekarang Kiki nggak ada karna rencana picik lo itu!" nafasnya kembali tidak beraturan. ayahnya menepuk pundak Ardi, mengingatkan bahwa ini masih berada dikantor polisi. akhirnya Ardi di tarik mundur.
"Oh jadi ini, biang keroknya? cantik sih tapi..Nggatel ih nggak like gue."
"Lo.."Jihan menatap tajam Ryan.
"Apa? berani? sini lo, dasar jalang." Jihan menggeram, bisa-bisanya ia disebut jalang.
"Saya bersyukur kamu tidak menjadi mantu saya." Ucap Reza.
"M-maksud om?"
"Ya maksud saya itu. saya bersyukur. apa kurang jelas?" Jihan marah, bukankah dulu om Reza yang menyuruhnya untuk bersama Ardi? bahkan om Reza adalah orang yang sangat gencar menjodohkan mereka. namun kenapa sekarang berbanding terbalik?
"Semoga kamu betah disini."
"Lo salah lawan. mendingan lo main Barbie aja sana sama anak tante gue. and good luck untuk selanjutnya." Ucap Yoga seraya terkekeh pelan setelah itu semuanya berjalan menjauh meninggalkan seorang Jihan Felisya.
"Argh! ini semua nggak adil!"
"Anjing!"
"Bangsat!"
"Bajingan!"
"Nggak adil! ARGH!"
****
"Jalan yuk," ucap Ardi dengan posesif merengkuh Resha dari belakang.
"Lepas ih,"
"Bukannya begini enak ya?" Ardi meletakkan dagunya pada bahu Resha,
dengan tangan yang sibuk mengusap perut Resha."Kamu itu udah mau ujian, kurangin jalan-jalannya. fokus belajar dulu biar dapet nilai bagus, jalan-jalannya besok aja kalau udah lulus."
"Aku kan udah pinter yank"
Pamer laagiii.
"Kalau mau pinter itu, juga harus belajar ya emang kamu pinter dikelas dua. tapi kan kamu nggak tau kelas tiga nya bisa apa nggak? orang kamunya nggak pernah belajar." Istrinya itu masih tidak percaya padanya, jika dirinya sudah ditakdirkan cerdas sedari lahir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl [ E N D ]
Short Story"Apa lo beneran hamil?" "Dan itu anak gue?" "Dan apa lo pikir, gue bakal minta pertanggungjawaban dari orang yang nggak bersalah, iya?" "Kalau itu beneran anak gue. Aborsi." - Cerita terinspirasi dari halusinasi sendiri - Banyak bahasa kasar yang ng...