Tiga

69 8 0
                                    

"I need your sperm"


. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 


"Hah!"


Saat ini dua orang manusia berjenis kelamin berbeda itu sedang duduk saling berhadapan di sebuah cafe yang terletak di pinggir kawasan Ibukota.Tempat yang terbilang nyaman dengan sedikit sentuhan alam, tentu saja siapa yang datang akan merasakan sensasi damai dan sejuk.

Setelah mengumpulkan keberanian yang sudah lama, baru kali ini Tyana bisa mengucapkan kalimat itu pada sosok laki-laki di depannya ini, siapa lagi kalau bukan sosok junior Tyana semasa SMA yang merupakan anak dari sahabat Bunda Tyana yaitu Jevian Farras Arganta.

Sosok yang kemaren siang yang dimintai tolong olehnya dan disinilah mereka saat ini sesuai dengan perjanjian mereka kemaren. Masih dengan tatapan bingung, Jevian melalui matanya menuntut penjelasan dari kalimat yang diucapkan Tyana barusan.

Tyana kembali melanjutkan perkataanya, "Sorry sepertinya yang mbak bilang barusan membuat kamu bingung?" Tanpa pikir panjang Tyana memberikan beberapa berkas yang telah disiapkannya dari semalam untuk diberikan kepada pemuda yang umurnya berbeda dua tahun dibawahnya itu.

Dengan perlahan Jevian mengambil dan membaca berkas yang di berikan Tyana, tak lama setelah itu terlihat alis matanya menukik diikuti keningnya berkerut sangat sekali jelas dia  terkejut melihat file yang dibacanya saat ini "Donor sperma, Insemninasi, Bayi tabung? maksud Mbak?" Akhirnya Pria dihadapan Tyana ini mengeluarkan suaranya.

" Kamu pasti bingung dan kaget, tapi please Mbak mohon kamu jangan kasih tau siapapun dulu cukup ini rahasia di antara kita" Dengan perasaan cemas yang tidak dilihatkannya Tyana menjawab ucapan Dokter muda dihadapannya ini.

Jevian merupakan seorang Dokter di sebuah rumah sakit swasta yang terletak di pusat Ibukota dan belum lama ini dia menyelesaikan Residensi bedahnya di Jerman dan baru sekitar satu bulan ini kembali ke Jakarta untuk melanjutkan tugasnya dirumah sakit sebagai seorang Dokter spesialis bedah, tentu saja dengan ilmu yang dia dapatkan selama ini dia dengan cepat paham maksud dari berkas yang di tunjukan Tyana kepadanya hanya saja dia bingung kenapa Tyana menginginkan ini.

Terlihat Jevian memijit pelan pelipisnya dan meneruskan ucapannya "Mbak bisa jelasin apa maksudnya ini? Maksud aku kenapa Mbak ingin melakukan ini?"

Dengan tenang Tyana menjelaskan maksud kenapa dia ingin menjalani proses yang tertera di dalam berkas tersebut.

"Mbak tidak ingin menikah, kamu tau sendiri kan bagimana keadaan Mbak saat ini, Bunda selalu memaksa Mbak untuk segera menikah dengan embel-embel ingin cucu, padahal Mas Keenan baru aja ngasih dia cucu tapi Bunda tetap mendesak Mbak menikah, karena menurut Bunda beliau juga mau cucu dari Mbak bukan hanya dari Mas Keenan"

Dengan sedikit memberi jeda Tyana melanjutkan maksudnya karena Jevian tidak mau membantah penjelasan yang menurutnya belum selesai ini.

" Bunda ngak ngerti keadaan Mbak saat ini, bahkan sudah berulang kali Mbak jelasin tapi Bunda tetap tidak paham, soal anak mungkin dari dulu Mbak memang menginginkannya tapi tidak dengan Komitmen yang ber embel-embel menikah, oleh karena itu Mbak mengambil jalan ini, mencari pendonor Sperma endingnya kamu pasti paham"

Setelah terdiam cukup lama, Jevian kembali menatap Tyana dengan senyum tipis yang tercetak dibibirnya

"Kenapa senyum?"

Tyana memandang Jevian dengan sedikit kesal apakah penjelasannya barusan terdengar seperti sebuah lelucon? Pikir Tyana.

"Maaf, aku senyum karena Mbak lucu aja bisa punya ide kayak gini dan kenapa harus aku?"

Sun (Your My Medicine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang