Sepuluh

58 8 2
                                    

.
.
.
.

Mobil hitam berjenis SUV itu telah memasuki parkiran basemant di sebuah Apartemen yang terletak di kawasan Kuningan Jakarta Selatan

Setelah memarkirkan Mobilnya dengan sempurna, sang pengemudi menolehkan kepalanya ke arah kursi penumpang yang terletak di samping kirinya, guratan kekhawatiran sangat terlihat jelas di kening laki-laki tersebut, bagaimana tidak; perempuan yang sejak tadi bersamanya terlihat tidak nyaman dalam tidurnya ditambah kernyitan di pelipisnya dan keringat dingin membasahi keningnya

"Tyan...Tyana.."

Dengan suara yang sangat pelan dia berusaha membangunkan gadis tersebut, sepertinya demam yang mendera gadis itu sangat tinggi.

Tergganggu dengan suara yang memanggil namanya yang berada tepat di samping telinganya, Tyana langsung terbangun dari tidurnya

" ya ampun kepala gue "

Dengan meringis pelan dan sambil memegang kepalanya Tyana menoleh keselilingnya seolah tidak menyadari keberadaanya saat ini, berusaha menyesuaikan penglihatan sambil mengerjapkan matanya berulang kali barulah dia sadar bahwa dia saat ini masih berada di dalam mobil Jevian

" kamu bisa jalan?" Lagi-lagi suara itu mengangetkannya,sambil melarikan matanya kesegala arah di tambah dengan nafas yang sesak dan tubuh yang bergetar Tyana berujar lemah

" kita pulang aja ya, aku nggak mau disini" se-bulir air mata menetes begitu saja dari mata bulatnya

Jevian yang melihat itu, langsung saja membawa tubuh lemah itu kedalam dekapannya " disini aja ya, aku periksa kamu dulu badan kamu sangat panas, dirumah kamu juga nggak ada orang kan?"

Tyana syok dengan apa yang di lakukan Jevian secara tiba-tiba itu. lagi-lagi Jevian dengan beraninya memasuki daerah teritorialnya bahkan melanggar aturan yang ada didalamnya, dia ingin sekali melempar jauh tubuh laki-laki tersebut, tapi tenaganya seperti terkuras habis yang bisa dia lakukan hanya mendorong dada tersebut dengan sisa tenaga yang dia punya

"Lep..as Jev.."

Setelah mendengar suara Tyana dan mendapatkan dorongan di dadanya dia seolah tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan dan langsung saja Jevian menjauhi tubuhnya dari Tyana dan segera melepaskan dekapannya itu, entah dorongan dari mana dia berani memeluk Tyana seperti itu.

"Maaf... " ucapnya. Setelah itu dia membuka pintu di samping kemudinya dan kemudian bergegas membuka pintu penumpang yang mana Tyana masih belum bisa dikatakan stabil didalamnya, tubuhnya bergetar hebat dikarenakan mendapatkan sentuhan fisik dari Jevian ditambah dengan demam tinggi yang mendera tubuhnya


Jevian sangat merasa bersalah dengan apa yang di lakukannya tadi, mengenai Gamophobia yang diderita Tyana sedikit banyak dia juga mengetahuinya begitupun cara penanganannya ketika kambuh, oleh karena itu dia memberikan waktu untuk Tyana agar bisa kembali tenang dan tidak mau gegabah melakukan tindakan, apalagi pemicu kambuhnya gangguan yang sedang di alami Tyana saat ini adalah dirinya sendiri

Tak lama setelah itu, pergerakan dari nafas Tyana sudah mulai teratur dan Jevian kembali mendekat kearah Tyana

" semuanya akan baik-baik aja , kita masuk dulu yok biar bisa aku periksa. Percaya sama aku"

Sun (Your My Medicine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang