Tiga Puluh Tiga

31 3 0
                                    

.
.
.
.
.

Sudah satu bulan usia pernikahan Jevian dan Tyana, semua berjalan baik begitupun aktivitas yang mereka lakukan setiap hari, pagi mereka berangkat ke tempat kerja masing-masing sore menjelang magrib mereka pulang ke Apartemen, dan menjelang tidur setelah mengucapkan selamat tidur mereka terlelap sampai pagi begitu seterusnya.


Monoton sekali bukan ?

Tak ada yang berubah, masih sama.

Orang lain mungkin melihat pernikahan mereka berjalan baik, lancar dan normal.  Ya, tentu memang benar, tapi ada satu yang kurang dari pernikahan mereka yaitu "nyawa" hubungan pernikahan seharusnya hangat dan ada timbal balik tapi pada rumah tangga mereka saat ini? Tidak ada sama sekali.

Lebih kepada hubungan satu arah, dan sama-sama kita ketahui tidak ada yang mengatakan bahwa satu arah itu disebut sebuah hubungan, bertepuk sebelah tangan entah kapan akan berbunyi.

Tyana yang masih terbilang dingin dan Jevian yang selalu berusaha namun berhati-hati dalam memberikan afeksi karena dia sudah berjanji untuk membuat Tyana menerimanya tapi bukan dengan cara memaksa.

Kecupan selamat tidur yang selalu dia berikan saat Tyana sudah tertidur pulas disampingnya tak pernah absen dia lakukan, memasak sarapan untuk mereka berdua juga merupakan hal yang menyenangkan bagi dirinya karena menurutnya menghidangkan makanan terbaik untuk sang istri adalah salah satu kepuasan tersendiri untuknya.

Lalu bagaimana respon Tyana? Walau diawal dia merasa tidak enak hati karena Jevian yang selalu menghindangkan makanan untuknya tapi lama kelamaan dia tidak terlalu peduli toh Jevian melakukannya atas keinginannya sendiri, ya sudah dia menerima saja karena semua masih dalam batas normal;pikirnya.

Aktifitas sarapan mereka pagi ini berjalan dengan lancar sama dengan hari-hari sebelumnya, tapi kali ini ada yang berbeda yaitu kesibukan Tyana yang sedari tadi fokus dengan handphone-nya sehingga membuat laki-laki diseberang mejanya sedikit gusar.

Selama ini tak pernh ada diantara mereka memegang handphone saat sedang makan, fokus menikmati hidangan sampai habis tapi tidak untuk  hari ini.

Jevian mengerutkan keningnya melihat kesibukan sang istri dengan handphone-nya itu dan Jevian tau sang istri sedang mengurus pekerjaannya karena sudah hampjr seminggu ini Tyana sangat sibuk dan tidak bisa di ganggu bahkan dia sampai begadang di malam hari.

Setelah berdehem singkat, Jevian bertanya kepada Tyana.

" Apa ada masalah sama pekerjaan kamu Yana ?"

Tyana seperti tidak mendengarkan pertanyaan Jevian dia masih tetap fokus dengan handphone ditangannya dan mengabaikan oatmeal with berries yang di siapkan Jevian sejak tadi di hadapannya.

" Tyana?"

Jevian kembali mencoba memanggil sang istri, kaget dengan panggilan itu akhirnya Tyana menongak kan kepalanya.

" Ya, kamu manggil saya?"

" Habiskan sarapanmu"

Setelah itu Jevian beranjak masuk kekamar dan meninggalkan Tyana dengan kerutan di keningnya tanda bingung.

" Kenapa tu bocah?" Dengusnya

*

Hari ini berjalan sangat sibuk, Tyana yang sejak tadi pagi diribetkan dengan semua urusan pekerjaannya kali ini sedikit meregangkan tubuh dan memijit keningnya pelan, jam sudah menunjukkan angka 16.00 sakit mendera kepalanya dan dia mencoba menyandarkan kepalanya di sandara kursi.

" Yan, gak usah di paksa"

Seseorang muncul di sebelah kanannya, siapa lagi kalau bukan Citra.

"Hmm.. gak maksain kok Cit, ini udah hampir kelar kok, lo udah dapet selisihnya kan, jadi tinggal di masukin ke Power Point yang dibikin Andre dan kita tinggal persentasi" ucapnya dan kembali sibuk dengan berkas yang ada dihadapannya.

Sun (Your My Medicine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang