Seminggu sudah pertemuan itu berlalu, saat ini Tyana sedang membereskan barang - barangnya yg masih berserakan di meja kantor, setelah ini Tyana akan mengunjungi Jevian di Rumah Sakit tempatnya bekerja.
Karena malam tadi sebelum Tyana mengistirahatkan tubuhnya, Jevian memberi kabar bahwa hari ini dia tidak bisa bertemu Tyana ditempat yang sudah mereka janjikan seminggu yang lalu.
Karena rencananya hari ini Jevian memang akan memberikan jawaban atas pertanyaan atau lebih tepatnya menjawab permintaan Tyana seminggu yang lalu, tapi karena jadwal operasi pasien yang sangat padat akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu di Rumah sakit tempat Jevian bekerja saja. Dan Tyana rela mengunjungi Jevian kesana karena dia sudah tidak sabar mendengar jawaban dari mulut laki-laki itu.
"Oi. Buru - buru amat lo, mau kemana Neng? "
Tiba - tiba dari balik kubikelnya, Tyana di kejutkan dengan suara yang berasal dari samping kanan kubikel tersebut.
"Astagfirullah, Kaget gue Cit "
"Heheheh... Sorry gue cuman Heran aja nggak biasa-biasanya lo buru-buru gini, mau kemana lo? "
Dengan muka bingungnya Citra menunggu jawaban dari Tyana, karena tidak seperti biasanya, bahkan saat rapat dengan Direktur tadi Tyana sangat gelisah mungkin hampir tiap sepuluh menit sekali dia melihat jam ditangannya dan tepat setelah pimpinan rapat menutup acara rapat tersebut Tyana buru-buru dan segera bergegas keluar dari ruangan rapat tersebut, dan semua itu tidak lepas dari perhatian sang sahabat
" gue ada urusan Cit "
Sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan memasang senyum terpaksanya Tyana menjawab pertanyaan Citra
Citra mengerutkan keningnya mendengar respon dari sahabatnya ini, lalu dia hanya menanggapi jawaban sang sahabat dengan anggukan kepalanya dan tersenyum maklum, mungkin Tyana memang sedang ada keperluan lain
"Ya udah, hati - hati lo nyetirnya"
" Oke, gue duluan ya Cit"
Sambil melambaikan tangannya singkat Tyana sedikit berlari kecil ke arah pintu lift yang akan membawanya ke parkiran basement.
.
Setelah mengembuskan nafasnya Tyana menyiapkan dirinya untuk mengetuk pintu berwarna putih di depannya ini, yang mana di pintu tersebut terdapat tulisan "Dr. Jevian Farras Arganta" tadi setelah memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit Tyana mengabarkan bahwa dia sudah sampai dirumah sakit dan Jevian langsung menyuruhnya ke ruangannya saja. Mengenai letak ruangan Jevian, Tyana sudah mengetahuinya karena dia juga sering kerumah sakit ini bukan menemui Jevian tapi menemui salah satu Dokter disini
Tok tok tok...
" Masuk "
Sebuah suara menyahut dari dalam, setelah mendapat izin dari sang pemilik ruangan Tyana memutar knop pintu dan masuk kedalam ruangan Dokter itu, hal pertama yang dilihat Tyana adalah seseorang dengan jubah putihnya yang terlihat fokus menundukkan kepalanya sambil membolak - balik kertas dimeja kerjanya, dan sebuah kacamata juga bertengger di hidung mancungnya tak lupa kernyitan kecil tergambar di kening mulusnya.
"Selamat sore Dok"
Setelah mengucapkan itu Jevian mendongak seolah baru menyadari ada orang yang baru saja masuk keruangannya, padahal dia sendiri yang menyuruh sang pengetuk pintu masuk
" Eh. Mbak.. aku pikir Mbak masih di parkiran, cepat amat jalannya"
Sambil memasang senyumnya Jevian menutup berkas tersebut dan menyuruh Tyana duduk di kursi yang terdapat didepan meja kerjanya sepertinya itu kursi untuk pasien yang ingin berkonsultasi dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun (Your My Medicine)
Romance"Dan. Opsi yang terakhir, aku akan tetap memberikan sperma ku kepadamu, tapi aku tidak akan menjamin hidupmu akan aman dari jangkauan keluargamu walaupun kamu melarikan diri ke Kutub Utara sekalipun." ------------------------------ "Ada kenyataan yg...