Sebelas

52 6 1
                                    

.
.
.
.
.
.

"

S..s.aya Mau pulang boleh?"

Entah kemana perginya tenaga dan nyali Tyana saat ini, aura laki-laki yang mendominasi dari Jevian membuatnya merasa terintimidasi padahal dari tadi laki - laki tersebut hanya membantunya dan memeriksa keadaan tubuhnya

Setelah menyelesaikan kegiatan membereskan peralatan medisnya, Jevian duduk di samping Tyana

" Kamu disini aja ya, saya khawatir kamu baru aja minum obat jadi harus istirahat lagian nggak ada orang juga kan dirumah kamu"

Dengan lembut Jevian berusaha untuk membujuk Tyana agar dia bisa menginap di Apartemennya malam ini, sebenarnya dari tadi Tyana ingin bertanya kepada Jevian, kenapa dia mengetahui bahwa tidak ada siapapun dirumahnya; betul sekali saat ini memang tidak ada siapapun dirumahnya karena Ayah, Bunda, Mas Keenan, kakak ipar serta ponakannya sedang berada di Garut untuk menghadiri resepsi pernikahan Delia sepupunya

Sang ibunda memang sempat memaksanya untuk ikut tapi dia menolak keras ajakan tersebut, karena sudah pasti kerabatnya akan banyak yang hadir dan sudah dipastikan pertanyaan "kapan menyusul" akan menjadi sebuah peluru yang tak akan henti-hentinya menyerangnya bila dia hadir disana membayangkannya saja membuat perutnya terasa melilit, oleh karena itu dia menolak ajakan sang Ibunda tentu saja dengan alasan "Masih banyak pekerjaan di kantor yang harus dia selesaikan"

" Dari mana kamu tau kalau dirumah nggak ada orang?" Karena sudah tidak tahan dengan rasa penasarannya Tyana melontarkan pertanyaan tersebut pada Jevian

"Tadi aku sempat telfonan sama Mas Keenan di Restoran saat kamu lagi di toilet, dan aku berniat minta ijin sama dia bahwa sedikit telat ngantar kamu pulang, tapi Mas Keenan bilang semua keluarga kamu lagi di Garut. jadi lebih baik kamu nginap disini aja, besok pagi aku antar pulang kerumah" Jawabnya dengan tenang

" Nggak usah saya mau pulang aja, emang apa salahnya saya sendiri. udah biasa kok, lagian besok saya juga kerja" jawabnya dengan nada yang sedikit ketus.

Setelah mendengar permintaan Jevian agar menginap di Apartemennya, membuat emosi Tyana kembali naik padahal sedari tadi dia sudah berusaha menuruti semua keinginan Jevian dan menekan gejala yang timbul dari Phobianya tentunya dengan membangun rasa percaya kepada Jevian tapi menurut Tyana ini sudah tidak bisa lagi di tolerir

"Menginap? Apa Jevian sedang main-main dengannya!?"

Saat ini Tyana betul-betul ingin segera kembali pulang kerumahnya berdua satu ruangan dengan seorang laki-laki seperti Jevian membuatnya sangat tidak tenang

"Aku khawatir sama kamu, suhu tubuh kamu saat ini sangat tinggi. kalau kamu pulang nanti siapa yang rawat kamu dirumah ini juga sudah sangat malam, lagian kamu baru aja minum obat seharusnya kamu duduk dulu istirahat sebentar karena nggak baik juga setelah minum obat kamu pergi gitu aja apalagi kondisi kamu sangat lemah, aku takut terjadi sesuatu yang makin membahayakan kondisi tubuh kamu dan setahuku besok kamu nggak kerja karena besok adalah hari sabtu kalau kamu lupa"

Jevian masih berusaha untuk membujuk Tyana serta menjelaskan kondisi tubuhnya kalau dia tetap memaksakan diri untuk pulang Jevian juga mengingatkan kalau besok adalah weekend dan Tyana merutuki dirinya sendiri kenapa dia bisa lupa kalau besok hari sabtu dimana semua pekerja kantoran sepertinya tidak kerja alias libur lalu alasan apa lagi yang harus dia berikan saat ini, dia sungguh ingin pergi dari sini.

" Aku juga udah ijin sama orang tua kamu dan Mas Kenan, kalau malam ini kamu nginap disini dan aku juga udah jelasin kondisi kamu ke mereka dan mereka setuju.."

Sun (Your My Medicine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang