Lima Belas

40 7 1
                                    

.
.
.
.
.

Sudah hari ke tujuh, bukannya semakin membaik tapi semakin parah.

Hari ini setelah menyelesaikan jadwal cek rutinnya pada pasien bersama beberapa rombongan perawat lagi-lagi seorang perawat terkena sasaran kemarahan Jevian dan kesalahan perawat itu adalah dia tidak mengatur laju tetes infus pasien dengan baik dan kali ini yang melakukan itu adalah seorang perawat baru yang masih magang

" Anda tau setiap tetes infus yang masuk kedalam tubuh pasien sangat mempengaruhi tubuh seorang pasien!? Kenapa begini saja tidak mengerti! ceroboh sekali! lain kali saya tidak mau ada kesalahan apapun lagi ! "

Setelah mengatakan itu Jevian meninggalkan para perawat itu begitu saja dan menuju keruangannya dengan wajah datar dan dingin yang mana membuat mereka yang melihatnya mengernyit ngeri, dan apa kabar dengan perawat tadi ? Tentu saja perawat itu menangis dan juga mendapat teguran dari kepala perawat tapi teguran yang diberikan kepala perawat lebih kepada menenangkan karena ini juga termasuk kesalahan kepala perawat tersebut karena kurang memperhatikan pekerjaan bawahannya dan tadi dia sempat juga mendapatkan pelototan tajam dari Jevian dan secara tidak langsung dia juga menegur kepala perawat itu lewat tatapannya

Semua orang yang melihat itu selain merasa ngeri mereka juga kembali bertanya-tanya kenapa Dokter Jevian yang biasanya bisa menanggapi sesuatu hal dengan tenang bahkan ketika ada yang salah pun dia akan menegur dengan cara yang bijak tapi kali ini dia begitu mudah sekali marah, dan lagi-lagi tidak ada yang mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu

Karena tidak mendapatkan jawaban dari perubahan sikap dan cara Jevian mereka akhirnya memaklumi teguran dari Jevian, wajar saja Jevian marah karena penyebab Jevian marah juga terjadi karena kelalaian dari pekerjaan yang mereka lakukan walaupun tidak terlalu fatal tapi ini sukses membuat mereka sadar bahwa kali ini tidak ada lagi yang boleh melakukan kesalahan sekecil apapun saat bekerja

Satu sisi perubahan Jevian ini memberikan dampak baik bagi para rekan-rekannya karena mereka menyadari untuk bisa lebih giat dan disiplin lagi saat bekerja tapi disisi lain ini memang tidak bisa dikatakan baik dilihat dari cara dan sikap Jevian yang begitu dingin dan tidak hangat seperti biasanya

Berita mengenai perubahan Jevian ini begitu cepat sampai ke telinga Tyana, dan dia mendengar cerita ini langsung  dari mulut sahabatnya, saat ini mereka sedang istirahat makan siang di Restoran samping kantor mereka

" Suami gue hari ini kayaknya pulang telat, pulang kerja lo kerumah gue yok  gue mau masak kue nih Yan sekalian ngelenturin syaraf otak kayaknya akhir-akhir ini gue lihat lo agak tegang  padahal kerjaan lagi nyantai gini"

"Kenapa telat ngak biasanya Cit?, lembur laki lo?

Tyana tidak merespon kalimat Citra yang mengatakan keadaanya yang akhir-akhir ini terlihat tegang atau bisa di simpulkan sedang banyak beban pikiran dan malahan dia gantian bertanya kepada Citra

Setelah menyelesaikan kunyahannya Citra kembali melanjutkan dan menjawab pertanyaan Tyana

" Nathan mau ketemu Jevian, kabarnya si Jevian rada-rada aneh akhir-akhir ini dan kabarnya lagi orang-orang rumah sakit pada ngeri gitu sama dia"

Setelah mendengar ucapan Citra sontak Tyana mengfokuskan tatapan matanya kearah Citra, sejak awal mendengar nama Jevian terucap dari mulut Citra semua itu sukses membuat jantung Tyana yang awalnya tenang tiba-tiba saja bergemuruh karena dia masih sangat mengingat kejadian tempo lalu apalagi yang menjadi beban pikirannya akhir-akhir ini tak lain dan tak bukan adalah Jevian dan sudah hampir seminggu ini dia sedikit lebih tenang karena dia tidak lagi bertemu dengan pria itu

Sambil meminum air putih diatas mejanya Tyana menstabilkan wajahnya mengatur agar tidak terlihat kaget  didepan Citra karena selama ini yang di tau Citra adalah pembaca ekspresi yang handal dan dia tidak mau tertangkap oleh Citra karena bisa saja dia akan di introgasi sahabatnya ini apalagi saat ini dia belum siap sama sekali untuk menceritakan yang terjadi antara dirinya dan Jevian mungkin nanti dia akan cerita tapi itu entah kapan mungkin kapan-kapan

"Ngeri gimana maksud lo Cit?"

Dengan nada yang masih dalam kategori biasa saja dia melontarkan pertanyaan yang dari tadi bersarang di kepalanya

" Ngak ngerti juga gue Yan, kabarnya dia sering marah-marah gitu sama bawahannya"

"Marah?"

Lagi-lagi dia tidak bisa menahan rasa penasarannya

" Iya marah, lo tau sendirilah dia itu aslinya kan ramah banget kan ya, terus hangat gitu sama rekan kerja dan hampir dibilang ngak pernah marah tapi dari cerita yang gue dengar dari laki gue yang dapat info dari Yoga tadi malam dia bilang Jevi akhir-akhir ini rada aneh, dan dingin banget sama orang-orang rumah sakit..-

" Makanya laki gue mau nemuin dia hari ini, lagian hape Jevian juga ngak bisa dihubungi dan mungkin udah hampir seminggu juga mereka ngak ketemu makanya langsung disusulin sama Nathan kesana"

Setelah mendengar penjelasan Citra, Tyana terdiam begitu saja entah apa yang saat ini yang sedang dipikirkannya karena tidak ada sama sekali ekspresi yang terbaca dari wajahnya; datar tanpa ekspresi

" Eh iya, lo tau sesuatu ngak tentang Jevian apa dia ada masalah, tapi setau gue dia profesional kok ngak mungkin lah dia berubah sikap gitu aja iya kan Yan.. oh iya pas lo diantar pulang seminggu yang lalu dia ada cerita ngak sama lo ada masalah atau apa gitu?"

Citra yang tidak menyadari keterdiaman sahabatnya masih terus menyerocos tanpa jeda, karena dia masih memganggap Tyana mendengarkan dia bercerita

"Ya elah... Tyan.. gue dari tadi nyerocos malah lu diem aje.. kering nih tenggorokan gue"

Setelah sadar dari keterdiamannya Tyana memutar bola matanya mendengar kekonyolan sahabatnya

" Udahlah yok, balik kantor hampir habis ni jam istirahat"

Tanpa memperdulikan lagi pertanyaan Citra tadi, Tyana langsung menuju kasir untuk membayar tagihan makan mereka dan keluar dari Restoran yang di ikuti Citra dari belakang yang mana sahabatnya itu masih betah berbicara

"Ya ampun ni anak, ngak bosan apa ketemu gedung kantor mulu, oit ! Tyan tungguin napa"

" lama amat lo Cit jalannya ayolah.. keburu si botak marah-marah bentar lagi jam istirahat habis gercep napa"

Dan siang itu tanpa Citra sadari sesuatu hal lagi-lagi menambah kerusuhan di kepala sahabatnya

.
.
.
.
.

TBC

Sun (Your My Medicine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang