Tiga Puluh Empat

32 3 0
                                    

.
.
.
.
.

Setelah makan malam dirumah pasangan Citra dan Jonathan, Jevian pamit untuk pulang walau mereka menyuruh Jevian dan Tyana untuk menginap tapi Jevian menolak karena dia tidak mau terlalu merepotkan pasangan suami-istri itu.

Tyana yang masih tertidur sudah berada dalam dekapan Jevian keadaanya yang masih belum stabil membuat Jevian berinisiatif untuk menggendong Tyana dari kamar tamu rumah Citra ke mobilnya begitupun ketika mereka sudah sampai di basemant Apartemen, Jevian masih tidak tega membangunkan istrinya dan kembali menggendong Tyana menuju unit kamar Apartemennya.

Tyana masih terlelap mungkin karena efek obat yang dia konsumsi, setelah meletakan Tyana dengan hati-hati diranjang, Jevian yang melihat stelan kerja yang masih melekat di tubuh sang istri, lamgsung saja dia berhati-hati melepaskan hijab yang masih melekat di kepala Tyana, disusul blazer ditubuhnya dan menyisakan kemeja putih lengan panjang serta celana panjang bahan ditubuh sang istri.

" Okeh dengan begini, lebih nyaman kan sayang"

Cup

Setelah mengecup kening Tyana, Jevian beranjak kekamar mandi meninggalkan Tyana yang tertidur nyaman diatas ranjang mereka.



*


Jam sudah menunjukan angka 22.49 suara lenguhan dari samping kiri membuat atensi Dokter bedah itu teralihkan, dia yang semula sibuk memeriksa data pasien di laptopnya langsung saja menutup benda persegi itu dan meletakkannya sembarang di lantai lalu dengan segera menghampiri sang Istri.

" Yana ada yang sakit" dia usap kepala istrinya dengan lembut kemudian tak lama setelah itu Tyana membuka matanya.

" Jam. Jam berapa ini" suara lemah dan masih serak menjadi kalimat pertama yang dia ucapkan sejak dia tak sadarkan diri tadi.

" Udah hampir Jam sebelas, kamu butuh sesuatu" Jevian yang masih mengusap kepala istrinya itu berucap lembut.

Tyana masih meringis hanya bisa menjawab dengan gelengan, lalu setelah itu dia kembali tertidur usapan lembut dikepalanya kembali membuatnya tenang dan mengantuk.

Jevian yang melihat itu tersenyum tipis, kemudian mengecek denyut nadi Tyana " sudah normal" gumamnya " selamat tidur istriku"

Lagi-lagi kecupan lembut di didaratkan Jevian untuk sang istri kali ini tidak hanya dikening tapi juga di pipi.

Lalu tak lama setelah itu dia ikut menyusul sang istri yang sudah jatuh kealam mimpi, berharap besok mentari bersinar cerah.



*


Cklek

Jevian yang membawa semangkuk bubur ayam hasil buatannya itu masuk kekamarnya, tapi setelah sampai di disana dia tidak menemukan Tyana padahal tadi dia masih tidur.

Bunyi suara gemercik air dikamar mandi terdengar dan sudah dipastikan sang istri sedang berada disana, lalu dia meletakan nampan yang berisi semangkok bubur, satu gelas air putih dan satu mangkuk kecil yang diatasnya sudah berisi obat-obatan  dimeja kecil yang berada disana, setelah itu dia membuka gorden agar cahaya Matahari pagi masuk kedalam kamar mereka.

Lima menit kemudian Tyana keluar dari kamar mandi, sepertinya dia habis mandi walau sudah kelihatan segar tapi gurat pucat di wajahnya tidak bisa membohongi bahwa dia belum sehat seutuhnya.

Tyana yang hanya memakai bathrobe kaget melihat Jevian yang saat ini berada di dalam kamar, dengan langkah yang masih lemah dia menggerakan kakinya kearah walk in closet, Jevian yang melihat itu awalnya mau membantu Tyana berjalan tapi melihat semburat malu diwajah sang Istri membuat dia mengurungkan niatnya dan hanya tersenyum maklum.

Sun (Your My Medicine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang