.
.
.
.
.Hanya gelengan yang bisa Tyana berikan dari pertanyaan Jevian
Lagi-lagi senyum terbit dari bibir Jevian, dia maklum dengan keadaan Tyana lalu dia kembali meneruskan ucapannya
" Kita jalani saja ya"
Seolah memberikan penawaran Tyana menatap lurus kearah manik jati yang ada dihadapannya itu
" Kamu sedang memberikan penawaran sama saya?"
Mendengar itu Jevian menyemburkan tawanya, Tyana mengernyitkan dahinya apa yang lucu pikirnya
" Kenapa ketawa, apa yang lucu?" Tegasnya
" hahahaha, kamu yang lucu Yana"
" dimananya yang lucu? Saya dari tadi sedang serius bukan ngelawak"
Entah bagian mana yang lucu dari perkataan Tyana tadi dan menyebabkan Jevian tertawa terbahak-bahak, apa iya selera humor perempuan berbeda dengan laki-laki entahlah yang jelas Tyana menatap datar kearah laki-laki yang masih tertawa di depannya ini dan setelah tawa Jevian reda, lalu dia kembali menatap Tyana lembut
" Maaf..kok kamu lucu gini sih, aku bukan memberikan penawaran tapi mengajak kamu untuk menjalani semua ini, aku tau kamu belum memberikan jawaban soal waktu yang kamu bilang minggu lalu"
" Aku juga menghargai kamu untuk memikirkan ini sebelum mengambil keputusan, tapi orang tua kita sepertinya tidak sabar dengan ini semua oleh karena itu aku mengajak kamu untuk menjalani yang telah di persiapkan mereka tentunya untuk menghargai usaha orang tua kita, lagian tak ada salahnya menuruti keputusan mereka bukan?"
Tyana yang mendengar penjelasan panjang dari Jevian hanya bisa menatap pasrah. Jevian benar, lebih baik di jalani saja seandainya dia lari pun dia akan tetap di kejar apalagi keluarganya sangat menjaga langkah Tyana tidak ada pilihan selain menerima. Dan seperti yang pernah dibilang Citra kemanapun dia kabur pasti keluarganya akan menemukannya ditambah kalimat Jevian yang mengatakan " untuk menghargai orang tua" jujur dia juga tidak mau membuat orang tuanya dan orang tua Jevian kecewa
Helaan nafas berat keluar dari belah bibir Tyana
" Seperti yang aku katakan sebelumnya Tyana, aku akan menunggu kamu menerimaku jadi mari kita jalani dulu acara lamaran ini aku tidak akan memaksamu untuk menerimaku aku tidak akan memaksa kita coba perlahan-lahan ya?"
Seperti terhipnotis Tyana menganggukan kepalanya dan itu di sambut senyum tulus dari Jevian.
Acara lamaran di gelar dengan apik, bahkan Tyana juga bingung sejak kapan dia memesan baju kebaya serta kain yang melekat ditubuhnya ini, kebaya muslimah berwarna Hijau Mint di padukan dengan bawahan rok batik yang senada dan yang membuatnya tercengang adalah Jevian juga memakai baju batik yang sama dengan motif rok yang dia pakai
Satu pertanyaannya siapa yang menyiapkan ini semua?
" Kaget kan lo, Bunda yang nyiapin ini" sebuah bisikan mampir ditelinga sebelah kanannya siapa lagi kalau bukan Citra seolah tau pertanyaan yang bercokol dikepalanya sang sahabat menjawab semua pertanyaan itu dengan pasti
Dia juga cukup kaget, kok bisa secepat ini sang Ibunda menyiapkannya, sampai ke baju segala sudah siap pikirnya.
Acara lamaran berjalan lancar, bahkan acara tukar cincin juga sudah selesai dan yang lagi-lagi membuat Tyana kaget adalah acara pernikahannya akan di gelar dua minggu lagi tanpa menanyakan kesiapan Tyana apa mereka pikir nikah itu gampang, dia ingat dulu ketika Citra menikah dengan Jonathan begitu ribetnya mereka menyiapkan dan mengurusi berkas-berkas ke KUA itu saja membutuhkan waktu berhari-hari belum lagi masalah pengecekan kesehatan ini itu ke rumah sakit, syaratnya begitu memusingkan kepala dan tidak cukup waktu dua minggu pikirnya ditambah menyiapkan acara ijab qabul dan resepsi ; kepala Tyana tiba-tiba saja sakit memikirkannya
Dia dari tadi tidak bisa membantah apapun seolah semua ini memang sudah di rencanakan dengan baik, kepalanya benar-benar sakit dan saat ini dia sedang berbaring di kasur kamarnya berusaha mengontrol perasaan serta emosinya
Drrttt...
Satu helaan nafas keluar dari mulutnya sebuah pesan dari hapenya masuk
.
JEVIAN
Assalamualaikum Tyana, Aku tau kamu belum tidur, aku hanya ingin meminta maaf mengenai tanggal pernikahan. Aku tidak bisa berbuat banyak semuanya sudah ditetapkan oleh orang tua kita semoga kamu tidak marah ya.
Tidurlah, jangan terlalu memaksakan diri untuk berpikir kamu juga butuh istirahat
Selamat malam Yana
.
Setelah membaca pesan dari Jevian, dia kembali menghembuskan nafas berat entah sudah berapa kali dihari ini dia melakukannya, sepertinya ini memang menjadi beban yang berat untuknya
Pesan dari Jevian tidak dibalasnya sama sekali seolah menuruti perkataan Jevian perlahan - lahan matanya memberat dan tak lama alam mimpi sudah membawanya terlelap
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun (Your My Medicine)
Romance"Dan. Opsi yang terakhir, aku akan tetap memberikan sperma ku kepadamu, tapi aku tidak akan menjamin hidupmu akan aman dari jangkauan keluargamu walaupun kamu melarikan diri ke Kutub Utara sekalipun." ------------------------------ "Ada kenyataan yg...