Delapan

56 6 0
                                    

Hening.

Itulah yang terjadi saat ini di dalam sebuah mobil berjenis SUV yang melaju tenang membelah jalanan Ibukota, matahari senja yang menembus kaca mobil itu tak sedikitpun mengganggu lamunan seorang gadis yang berada di samping sang pengemudi

Dia terlihat menikmati pemandangan gedung-gedung tinggi yang berjejer di sejauh mata memandang dari samping jendela kaca mobil itu ,tapi kalau diperhatikan dengan seksama dia sama sekali tidak menikmatinya matanya memandang lurus tapi pikirannya sudah entah berada dimana

Tak lama setelah itu sebuah suara memecah Atensi gadis tersebut

" Maaf"

Sebuah kata maaf yang terucap dari sang pengemudi membuatnya mengalihkan pandangan matanya ke arah sang pengemudi

" Maaf buat apa?"

Sang pengemudi itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari gadis di sampingnya, setelah keluar dari pekarangan rumah sepasang suami istri tadi Jonatan dan Citra.

Tyana seolah sedang berada di dunianya sendiri, tidak ada niat sedikitpun berbicara dengan Jevian dan setelah hampir lima belas menit keheningan yang melanda mereka berdua Jevian ternyata sudah tidak tahan untuk tidak mengajak Tyana berbicara

Jevian memiliki alasan sendiri kenapa dia membawa Tyana pulang bersama, sebenarnya sejak dari pertemuan terakhir itu dia berusaha untuk menghubungi gadis itu tapi entah kenapa setiap panggilan dan pesan yang dia kirim tidak berhasil terkirim sepertinya nomornya sudah di blokir oleh Tyana

Sebenarnya hari ini sepulang dari rumah Jonatan dia memang berniat mengunjungi Tyana kerumahnya, niat hatinya untuk mengunjungi Tyana kerumahnya sudah sejak dari beberapa hari yang lalu tapi dia tidak bisa di karenakan pekerjaannya di rumah sakit yang sangat padat.

Oleh karena itu dia memutuskan hari ini untuk mengunjungi Tyana, lagian hari ini Jadwalnya tidaklah terlalu padat, dengan begitu dia memutuskan untuk mengunjungi Tyana, sebenarnya dia bukanlah laki-laki pengecut yang bisa membiarkan masalah terjadi begitu saja tanpa penyelesaian yang jelas oleh karena itu dia ingin menjelaskan dan meluruskan hal yang terjadi di antara mereka

Tapi sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepadanya dia secara tidak sengaja bertemu Tyana di rumah Jonatan hari ini, dan dengan begitu dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut

"Maaf, Karena hal yang terjadi beberapa hari yang lalu" Jevian kembali bersuara

"Bukankah saya sudah mengatakan dengan jelas untuk melupakan masalah itu!" Dengan suara datarnya Tyana menjawab perkataan dari Jevian

" Aku tidak bisa melupakannya begitu saja, dan aku juga yakin kamu pun begitu"

"Saya sudah melupakannya" jawab Tyana dingin

Jevian hanya tersenyum mendengar jawaban dingin dari Tyana, sambil memindahkan persneling mobil yang di kendarainya dia kembali melajukan mobilnya, tadi dia menghentikan mobilnya sejenak karena macet yang sudah menjadi hal yang biasa terjadi di kota itu.

Selama mereka kenal bahkan sampai Tyana mengalami kejadian lima tahun yang lalu, Tyana tidak pernah menunjukan sikap dinginnya kepada Jevian.

Dia hanya bersikap seperti itu kepada para laki-laki yang menurutnya mengancam ketenangan dirinya, yaitu laki-laki yang tertarik ingin memiliki hubungan lebih dengannya dan selama ini Jevian bukanlah seseorang yang masuk dalam kategori itu

Tapi semenjak kejadian dirumah sakit tempo hari, Tyana tidak bisa lagi menempatkan Jevian sebagai Jevian yang selama ini dia kenal, Jevian juniornya, Jevian tetangganya dan kenalan yang sudah dianggap adik itu.

Sun (Your My Medicine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang