Empat Belas

33 6 0
                                    

.
.
.
.
.

Ini sudah hari ke tiga sejak percakapan sengit yang terjadi di antara Jevian dan Tyana di Apartemennya kala itu, dan sudah sejak tiga hari itu juga Jevian yang terkenal sebagai seorang Dokter yang memiliki Aura yang tenang seakan-akan semua itu hilang begitu saja.

Kusut. Itu lah yang terlihat

Mungkin hampir dikatakan tidak stabil namun walaupun begitu dia masih bisa  profesional dalam menangani pasien, hanya saja perbedaan yang di rasakan orang-orang di sekitarnya sikap Jevian memang tidak seperti biasanya, sering melamun apabila seorang diri dan mungkin agak pemarah alias "Emosian"

Contohnya saja hari ini, dia baru saja menegur dan memarahi seorang perawat yang telat memberikan laporan mengenai data seorang pasien yang akan di operasinya lusa.

Selama ini dia memang sangat menjunjung tinggi sebuah kedisiplinan apalagi itu terkait pekerjaannya


Tapi kalau di telaah secara sederhana kesalahan perawat itu tidaklah terlalu fatal hanya telat lima menit dari jam yang seharusnya dia tetapkan untuk memberikan laporan dan biasanya dia bisa memaklumi itu apalagi dilihat dari tingginya jam terbang Rumah Sakit itu bisa dibayangkan betapa sibuknya mereka namun kali ini hanya telat lima menit saja dan itupun jadwal operasi pasien bukan lah hari ini melainkan besok lusa tapi entah kenapa dia langsung begitu saja memarahi perawat tersebut

Karena hal itu jugalah yang menambah daftar keanehan yang terjadi pada Dokter muda itu dalam beberapa hari ini apalagi selama ini selain memiliki sifat yang tenang, disiplin, serta ramah tidak ada catatan bahwa Jevian adalah seorang Dokter yang pemarah, pun kalau ada masalah pribadi selama ini dia tidak mau mencampur adukan itu dengan pekerjaannya tapi kali ini ? entahlah, semua orang bertanya-tanya ada apa dengan Dokter Jevian ?

Andai mereka semua tau sebenarnya yang menjadi penyebab perubahan emosi pada Jevian adalah karena seorang gadis

"Tyana Kalendra Adista"

Mengenai permasalahan dia dan Tyana, sebenarnya sejak dia mengantarkan Tyana pulang, dan setelah pembicaraan yang tidak ada hasil itu Tyana betul-betul tidak menghiraukan Jevian lagi

Marah. itulah yang terjadi, dan kemarahan Tyana hari itu sudah sampai pada level maksimum bahkan hari itu dia ingin pulang dari Apartemen Jevian seorang diri dan menolak Jevian untuk mengantarkannya pulang walaupun akhirnya dia tetap pulang kerumah diantar Jevian tentunya dengan sebuah keterpaksaan hasil ancaman dari Jevian

" kalau kamu tidak mau, aku akan bilang sama Bunda kalau kamu sedang mencari pendonor sperma"

Mau tak mau suka tidak suka di harus menuruti itu semua karena menurutnya dia akan tetap jujur mengenai rencananya kepada sang Bunda dan keluarganya tapi tidak saat ini karena dia akan mengatakan hal iti ketika sang pendonor didapatkan dan proses inseminasi berhasil karena kalau sang Ibunda tau lebih awal maka bisa di pastikan dia akan dikurung di dalam rumah dan tidak akan boleh keluar lagi bahkan bekerja pun pasti tidak akan di izinkan dan ditambah akan di nikahi paksa oleh jodoh pilihan Bundanya membayangkannya saja sudah membuat tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, jadi lebih baik menerima ajakan Jevian untuk diantarkan pulang

Semua itu sepertinya akan menjadi sebuah senjata untuk Jevian kepadanya dan sejak dia keluar dari pintu Apartemen sampai keluar dari mobil Jevian, Tyana sama sekali tidak merespon apapun ucapan Jevian bahkan dia tidak menganggap kehadiran Jevian didekatnya andai saja kala itu Jevian hanyalah sopir taxi yang mengantarkan Tyana mungkin dia  lebih mau berbasa-basi kepada sopir taxi itu tapi sayangnya dia pulang dengan Jevian jangankan berbicara menatap Jevian saja dia tidak mau

Dan inilah yang di sesali Jevian saat ini, dia sudah membuat Tyana marah dengan kecerobohannya sendiri dan setiap ada kesempatan dia sering mengumpati dirinya sendiri yang mana dia menganggap dirinya bodoh karena terlalu tergesa-gesa meminta Tyana untuk menikah dengannya bahkan terkesan mengancamnya

Seandainya waktu bisa diulang mungkin Jevian akan berusaha mendekati Tyana secara perlahan apalagi dilihat dari keadaan Tyana yang tidak bisa dipaksa begitu saja karena ini juga sangat berkaitan dengan ketakutan yang di alaminya

Jevian Bodoh, bodoh, bodoh hanya itu yang sering terlontar dari mulutnya, bahkan sejak putus dari pacar terakhirnya setahun yang lalu pun dia tidak pernah menyesali dirinya sama sekali

Tapi entah mengapa hanya karena seorang Tyana dia bisa menggila seperti ini, tidak hanya perubahan sikap tapi juga dari fisik kantong mata yang menghitam seperti seseorang yang kekurangan tidur terlihat jelas wajahnya bahkan sesibuk apapun dia selama ini dia tidak pernah memiliki gangguan tidur bahkan sampai tidak tidur dan mungkin baru kali ini dia seperti ini benar-benar kusut.

Niat untuk mengunjungi Tyana dan meminta maaf mungkin ada, tapi kali ini dia memilih untuk memberikan jarak dan tidak menganggu Tyana dulu mungkin sampai Tyana bisa kembali tenang dan bisa menerima kehadirannya lagi

Tapi pikiran itu tidaklah bertahan lama, karena semakin dia meyakinkan diri untuk memberi Tyana waktu maka semakin kuat dia ingin menemui gadis tersebut

Memang betul-betul tidak stabil itulah yang terjadi pada dirinya saat ini.

.
.
.
.

TBC

Sun (Your My Medicine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang