Tujuh Belas

45 7 1
                                    

.
.
.
.
.

" lo kenapa si bro?"

Jevian masih belum menjawab pertanyaan dari Nathan, kopi yang dia minum sudah hampir habis tapi sampai saat ini belum ada satupun pertanyaan dari Jevian yang terjawab

" Kalau bukan karena Yoga yang ngasih tau, gue juga ngak bakalan tau kondisi lo apalagi selama beberapa hari ini kita juga jarang ketemu gue pikir lo seperti biasa yang  emang sibuk di rumah sakit makanya gue ngak ngeh sama sekali sama perubahan sikap lo, tapi setelah gue lihat lo hari ini gue semakin yakin ada sesuatu yang terjadi sama diri lo"

Masih belum ada sahutan dari Jevian dia masih diam tak bersuara

Kosong, hanya itu yang terlihat dari mata Jevian, tapi walaupun begitu dia juga seperti menopang beban berat di pundaknya. Nathan benar-benar bingung sebenarnya apa yang sedang terjadi sehingga membuat Jevian bisa se-kacau ini, kalau di hitung mungkin sudah hampir dua puluh tahun mereka saling mengenal dan selama ini Nathan tidak pernah menemui Jevian yang seperti ini

" Oke Kalau lo belum bisa cerita ngak apa-apa, sebaiknya lo pulang istirahat karena gue lihat lo benar-benar lagi ngak stabil"

Setelah mengatakan itu Nathan menyesap sisa kopinya yang tersisa, dan saat dia sudah meletakkan gelasnya kembali di atas meja dan bersiap-siap untuk pulang sebuah suara menginterupsinya

" Tyana "

Satu nama yang keluar dari mulut Jevian lagi-lagi membuat Nathan mengangkat sebelah alisnya, dan setelah itu dia kembali menyamankan duduknya dan menatap Jevian bingung

" Kenapa dengan Tyan ?"

" Gue.. bikin salah sama dia bang"

" Bentar Tyana yamg kita bicarakan disini adalah Tyana Adista kan ?"

Jevian mengangguk bahwa Tyana yang dia maksud memanglah Tyana Adista

Setelah menimbang dan berfikir lama akhirnya Jevian memutuskan bahwa dia akan menceritakan masalah ini dengan Nathan karena sudah hampir seminggu ini dia sama sekali tidak menemukan jalan keluar bahkan tak seorang pun yang bisa di ajak untuk berbicara

Mungkin dia memang salah untuk menceritakan perihal rahasia ini apalagi ini menyangkut harga diri Tyana tapi kali ini hanya Nathan satu-satunya orang yang bisa dia ajak untuk berdiskusi dan dimintai pendapatnya dia juga yakin kalau Nathan bisa di percaya

Jevian mulai menceritakan semuanya dari awal permasalahan dia dengan Tyana

" Gue bisa percaya sama lo kan bang?"

Setelah menceritakan semuanya secara singkat kini gantian Nathan yang nge-blank, terkejut ? Tentu saja dia terkejut, siapa yang tidak terkejut apalagi selama ini tidak ada hal-hal yang serius terjadi diantara keduanya

Tapi hari ini dia mendengar sesuatu hal yang tidak pernah dia duga bahkan sedikitpun tidak pernah terlintas dalam pikirkannya bahwa tanpa sepengetahuannya sesuatu hal yang tidak dia sangka sedang terjadi diantara dua sahabatnya wajar saja dia terkejut bahkan saat ini dia terlihat seperti orang yang sedang dihadapkan dengan proyek besar tapi tidak tau cara menanganinya

" lo.... lo serius kan Jev?" Masih dengan raut wajah kaget Nathan bertanya kembali untuk meyakinkan apa yang dia dengar barusan

" Apa gue kelihatan mengada-ngada ya bang"  Jevian mengusap wajahnya kasar dan menghembuskan napasnya pelan

" Citra ngak pernah cerita apa-apa sama gue, apa cerita ini memang sengaja di sembunyikan Tyan dan memang hanya kalian berdua yang tau ? "

Jevian hanya bisa menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Nathan

Sun (Your My Medicine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang