.
.
.
.
." Tapi melihat kamu selalu menghindariku bahkan menolakku berulang kali sebenarnya aku juga sudah berencana untuk tidak memaksamu lagi Yana !"
Tak ada sahutan dari Tyana dalam benaknya dia sibuk memvalidasi rasa yang timbul dalam hatinya.
"Tapi sebelum aku benar-benar berhenti bolehkah aku bertanya Mbak Tyana?"
Jantung Tyana masih bertalu, dia belum mendapatkan jawaban dari rasa gundahnya dan saat ini Jevian malah bertanya kepadanya tapi kali ini dia kembali memanggil Tyana dengan sebutan 'mbak'.
"Bertanya Apa?" Sahutnya
" Aku tau ini terlalu cepat tapi, Apa memang tak ada sedikit ruang dihatimu untukku?"
Pertanyaan Jevian itu kali ini benar-benar sukses membungkam pikiran Tyana
Jevian yang menatap gelagat Tyana seolah paham bahwa gadis yang duduk di sampingnya ini yang mana hanya di pisahkan dengan satu meja itu terlihat begitu syok dan gugup seperti menyembunyikan sesuatu, sebuah senyuman yang sangat tipis terbit dari bibir Jevian
Jevian bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Tyana yang masih diam tidak tau apa yang harus dia jawab padahal dia sendiri yang ingin Jevian berhenti maka dengan begitu dia tidak akan memperpanjang lagi masalahnya apa susahnya berkata tidak Tyana? Itupun kalau hatimu memang tidak menginginkan Jevian tapi keraguan yang dia rasakan sejak beberapa hari ini seolah mengkhianati keputusan Tyana untuk menjawab dengan benar pertanyaan Jevian tadi.
Setelah tepat berada dihadapan Tyana, Jevian berjongkok dan sedikit bersimpuh dihadapan gadis itu dia masih menjaga jarak agar tidak bersentuhan dengan Tyana, tidak seperti yang dia lakukan didepan rumah Jonathan tempo hari yang mana saat itu bisa dikatakan dia sedang berada diambang batas kewarasan tapi kali ini dia tidak mau gegabah seperti itu lagi.
Lagian dia juga takut Tyana akan mengamuk apalagi saat ini keluarga mereka sedang ada dirumah ini bisa-bisa rencananya akan kacau dan bersiaplah dia akan kena amuk oleh keluarga Tyana bukan hanya keluarga Tyana tapi keluarganya juga apalagi sang Mama pasti akan marah besar karena mengganggu anak gadis kesayangannya ini; ya itu benar adanya bahwa Mamanya sendiri sangat menyayangi Tyana karena Jevian merupakan anak tunggal dan sang Mamanya selama ini sangat menginginkan seorang anak perempuan oleh karena itu dia sangat menyayangi Tyana dan sudah menganggap Tyana anak kandungnya sendiri bahkan terkadang Jevian bagaikan anak tiri apabila sang Mama sudah berasama dengan Tyana.
Melihat Jevian yang bersimpuh dihadapannya membuat Tyana gugup setengah mati ' mau apalagi anak ini pikirnya'
" Kalau memang tidak ada dan tidak bisa, aku akan menyerah tapi kalau rasa itu ada walau secuil saja mohon beri aku kesempatan dan aku akan lebih keras lagi berusaha dan meminta kepada Allah agar membuat rasa dihatimu semakin besar untukku, membuatmu mempercayaiku, menerimaku dengan keikhlasan hatimu sampai kamu yakin seyakin-yakinnya bahwa aku adalah orang yang tepat untukmu"
Suara lembut Jevian mengalun di telinga Tyana, bahkan dia tidak bisa menghentikan tatapannya pada Jevian
" Kok diam?" Ucapnya lagi sambil tersenyum lembut menatap mata indah Tyana
" Kita akan obati traumamu, pakai aku sebagai obatmu dan kalau kamu setuju maka menikahlah denganku"
"MENIKAH??????"
sebuah suara yang terbilang cukup keras itu mengejutkan mereka berdua
Oh tidak, setelah menyadari suara itu Tyana segera berdiri, dan Jevian yang sedari tadi bersimpuh dibawah kaki Tyana juga ikut berdiri menatap Bunda Tyana yang entah sejak kapan berada disana.
Dengan wajah yang masih kaget, Bunda Tyana mendekat kearah mereka tapi selain raut kaget ada binaran kebahagiaan di mata sang Ibunda.
Tyana sudah risau bahkan dia tidak tau harus bagaimana, dia berharap semoga sang Ibunda tidak berpikiran macam-macam karena bisa-bisa ini akan menjadi bomerang untuknya masalah dia dan Jevian saja belum selesai dan Bundanya entah mengapa sudah datang menerobos masuk diantara perbincangan mereka
Ini salahnya, kenapa dia tidak mengajak Jevian berbicara jauh dari villa ini, Tyana tidak berhenti menyalahkan dirinya dan lihatlah sekarang sang Ibunda begitu terlihat bahagia dan Tyana yakin sang Ibunda sudah berpikiran jauh tentang dirinya dan Jevian.
" Ada yang bisa menjelaskan ini semua Nak?"
.
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun (Your My Medicine)
Romance"Dan. Opsi yang terakhir, aku akan tetap memberikan sperma ku kepadamu, tapi aku tidak akan menjamin hidupmu akan aman dari jangkauan keluargamu walaupun kamu melarikan diri ke Kutub Utara sekalipun." ------------------------------ "Ada kenyataan yg...