14

300 43 3
                                    

Setelah kepulangan Rocky, malam itu juga Sunhee menceritakan semuanya pada Rocky. Tentang ia dan masa lalunya, juga tentang kejadian di taman.

Rocky yang mendengar itu tentu saja sangat terkejut dan mulai khawatir dengan Sunhee jika ia harus meninggalkan Sunhee dalam waktu lama nanti.

Namun Rocky berusaha menenangkan Sunhee dengan berkata jika bisa saja itu adalah orang lain. Tetapi Sunhee banar-benar yakin jika itu adalah mantannya, karena panggilan 'Sunny' hanya dirinya dan sang mantan yang mengetahuinya.

Dan untungnya pada pagi harinya, Sunhee sudah sedikit tenang karena kehadiran Rocky disisinya. Mereka sedang besantai di ruang tengah dengan sebuah televisi yang menyala.

Dengan Rocky yang merangkul Sunhee, juga Sunhee yang bersandar pada dada bidang Rocky. Kedua insan itu masih bermesra-mesraan untuk melepas rindu.

"Sunhee-ya!'"

"Hm?"

"Kau bilang jika kau punya trauma pada lelaki?"

Sunhee mengangguk-anggukan kepalanya, "Iya."

"Pernahkah kau merasa takut kepadaku?"

Sunhee yang tengah fokus menatap televisi itu akhirnya mendongak agar bisa melihat wajah Rocky. "Pernah," jawabnya singkat.

"Kapan?"

"Saat kencan pertama."

"Ah maja, kau terlihat sangat canggung dan gelisah waktu itu. Makanya kita hanya pergi berkencan sebentar." ucap Rocky, kalau diingat-ingat benar juga waktu itu Sunhee sangat terlihat tidak nyaman bersama dengannya.

Rocky benar-benar tidak menyangka jika Sunhee memiliki rasa trauma dan pernah diperlakukan buruk oleh seorang lelaki. 

Jika saja Sunhee tidak bercerita kepadanya maka ia tidak akan benar-benar tahu akan hal itu sebab Sunhee sama sekali tidak terlihat memiliki trauma selama bersamanya.

"Tapi semenjak kita menikah apa kau pernah merasa takut?" tanya Rocky lagi, masih penasaran.

"Aniyo," Sunhee menggelengkan kepalanya.

"Waeyo?"

"Hmm," Sunhee menopang dagunya sedang berpikir. "Mungkin karena kesan pertamaku melihat oppa adalah orang yang baik, juga oppa adalah orang pilihan aboeji jadi aku yakin oppa adalah pria tepat untukku."

Mendengar penjelasan Sunhee mau tak mau Rocky akhirnya tersenyum, ia mudah sekali salah tingkah. "Jinjjayo?"

Sunhee mengangguk. "Juga saat oppa ingin memulai kontak fisik denganku maka oppa akan izin dulu padaku saat itu," ujarnya. "Yah walaupun sekarang oppa main nyosor-nyosor, jika dulu oppa begitu mungkin aku sudah ketakutan."

Rocky tertawa geli. "Ya karena sekarang kau adalah milikku sepenuhnya, jadi aku tidak perlu takut lagi."

"Huu," Sunhee bersorak sembari memukul dada Rocky pelan.

"Tapi kau suka kan? Saat aku agresif seperti ini?"

Sunhee mendongak lagi, menatap Rocky. "Nde chuae," Sunhee menjeda perkataannya sejenak, setelah itu ia berkata dengan lirih. "Saranghandago, Minhyuk oppa."

Walaupun sangat lirih namun nyatanya Rocky dapat mendengar jelas kata-kata itu. Ia tidak dapat menjawab apapun. Hanya matanya yang menatap Sunhee begitu dalam dan lembut, juga senyum lebar yang terpatri dibibirnya.

Pagi itu bibir mereka kembali menyatu, namun kali ini dengan perasaan yang berbeda, lebih berbunga-bunga. 

Sentuhan Rocky dibibirnya kala itu, membuat Sunhee semakin mabuk akan pesona Rocky dan meyakini jika Rocky pun memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

Dijodohin - Rocky AstroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang