26

336 54 71
                                    

Sunhee duduk termenung di sofa ruang tengah. Bahunya kini bergetar menahan tangis. Segala pikiran buruk kini tengah bermunculan didalam benaknya.

Rocky, pria itu yang menjadi penyebab utama dirinya seperti ini. Dimulai dari semalam, Sunhee sudah merasa aneh karena sikap Rocky yang tidak seperti biasanya.

Dan pagi ini, lelaki itu entah kenapa tiba-tiba mengabaikan Sunhee, bahkan saat sarapan tadi lelaki itu membentak Sunhee. Ketakutannya saat ini hanya satu, Rocky akan meninggalkannya.

Pikiran terburuknya adalah jika selama ini Rocky hanya berpura-pura mencintainya. Setelah lelaki itu merasakan tubuh Sunhee maka Sunhee akan dicampakkan.

Katakan Sunhee berlebihan, tidak mungkin Rocky melakukan hal sekejam itu. Namun tetap saja, Sunhee tetap merasa begitu takut akan hal itu.

Jika dipikir secara logika pun tidak mungkin Rocky jatuh cinta secepat itu, apalagi mereka ini dijodohkan. Mustahil untuk dapat menerima orang asing, terlebih orang asing ini akan menjadi teman hidupnya.

Oke, Sunhee pun bisa jatuh cinta secepat ini kenapa Rocky tidak? Ayolah! Sunhee ini hanya seorang gadis yang sudah pasti seorang gadis itu mudah sekali terbawa perasaan. Lalu bagaimana dengan lelaki? Kalian bisa memikirkannya sendiri.

"Aku akan pergi."

Sunhee tersentak mendengar suara itu, suaranya sangat dingin. Buru-buru ia menyeka air matanya sembari menunduk, takut-takut jika lelaki itu tahu Sunhee sedang menangis. Sunhee tidak mau terlihat lemah dihadapan Rocky.

Setelah itu Sunhee mendongak seraya tersenyum untuk menutupi kesedihannya, "Nde."

Sunhee bangkit, hendak mengantar pria itu sampai pintu seperti biasanya. Walaupun hari ini sikap Rocky berbeda, namun Sunhee tidak berniat untuk meninggalkan kewajibannya.

Sampai diambang pintu Sunhee pun berhenti, menatap pria itu dari belakang. Dan tak lama kemudian Rocky berbalik menghadapnya.

"Kau hari ini pulanglah dulu kerumah ibumu, aku sedang tidak ingin diganggu malam ini." ujar Rocky datar.

Sunhee menggigit bibir bawahnya karena menahan tangis. Ingin sekali ia bertanya kenapa namun kata-kata itu tersangkut didalam tenggorokannya.

Akhirnya ia hanya mengangguk tanpa bertanya lagi, "Nde." ujarnya, ia memang selalu mematuhi perkataan Rocky bukan?

Rocky berbalik, dan tanpa sepatah kata apapun lelaki itu langsung pergi begitu saja meninggalkan Sunhee yang masih terdiam diambang pintu.

Sunhee hanya menatap punggung Rocky dengan sedih. Bahkan lelaki itu tidak melakukan kegiatannya seperti biasa. Tidak ada kecupan kening sebelum berangkat kerja, tidak ada pelukan, dan tidak ada kata-kata manis lagi.

Air mata Sunhee jatuh begitu saja seiring dengan langkah Rocky yang menjauh. Sunhee menutup pintu, tubuhnya seketika merosot dibalik pintu karena kakinya tak mampu menopang tubuhnya lagi.

Ia pegang dadanya yang terus berdenyut sakit. Sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk menutup mulutnya agar isakannya tidak terdengar.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

.
.
.

Pagi ini Rocky memulai harinya dengan perasaan yang, ya entahlah. Hari ini ia begitu emosional dan sensitif hingga membuatnya harus membentak Sunhee tadi saat sarapan.

Dimulai karena Rocky yang merasa pusing mendengar celotehan Sunhee. Gadis itu terlalu bawel menurutnya hingga mengganggu ketenangannya sehingga membuatnya lepas kendali dan berakhir dengan membentaknya.

Dijodohin - Rocky AstroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang