15

287 43 1
                                    

Suatu pagi saat Sunhee tengah membereskan seisi apartemen, dan Rocky yang tengah membantu Sunhee dengan menyiram tanaman di balkon tiba-tiba saja Sunhee dibuat terkejut karena pesan yang tiba-tiba didapatkannya.

Rocky yang saat itu di balkon langsung berlari menghampiri Sunhee yang berada di ruang tengah ketika gadis itu berteriak dengan nyaring. Ia langsung memeluk Sunhee ketika mendapati wajah pucat pasi Sunhee dengan badan yang begitu gemetar.

"Hee-ya gwenchana? Wae geurae?" tanya Rocky khawatir sembari mengusap-usap punggung Sunhee.

Sunhee hanya diam dengan air mata yang mengalir begitu deras. Tubuhnya melemah dipelukan Rocky membuat pria itu harus menahan berat Sunhee agar gadis itu tidak terjatuh.

Akhirnya Rocky membopong tubuh Sunhee dan mendudukkannya pada sofa ruang tengah. Lantas ia menangkup wajah Sunhee yang telah sembab dengan air mata.

"Hey, tatap aku!" ucap Rocky dengan lembut.

Dan Sunhee menatap Rocky, berusaha menyampaikan pesan bahwa dirinya tengah ketakutan melalui tatapannya. Rocky tahu, pasti karena masa lalu Sunhee lagi. Hanya saja ia belum tahu apa permasalahannya. Dan ia berusaha menenangkan Sunhee untuk bertanya lebih lanjut.

"Tenanglah, ada aku disini." ucap Rocky seraya membelai pipi Sunhee dengan lembut, sesekali menghapus air matanya.

Perlahan tangis Sunhee pun mereda dan juga badannya tidak terlalu gemetar seperti tadi. Mungkin merasa aman karena kehadiran Rocky disisinya.

Dan saat itulah kesempatan Rocky untuk bertanya. Tanpa menunggu apapun akhirnya ia mengutarakan pertanyaannya yang sudah ada diotaknya sedari tadi.

"Wae geurae?" tanyanya lagi.

Sunhee masih tetap bungkam, namun kali ini tangannya menunjuk kearah ponsel dengan gemetar yang tergeletak diatas lantai tempat Sunhee berdiri tadi.

Rocky mengusap rambut Sunhee pelan kemudian mengambil ponsel Sunhee yang untungnya tidak mengalami kerusakan apapun akibat terjatuh.

Setelah ia membuka layar kunci, ponsel tersebut langsung menunjukkan sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal.

From : Unknown

Annyeong nyonya Park, apakah masih mengingatku? Jinjja bogoshippeo. Aku benar-benar rindu saat kamu berada dipelukanku. Ayo kita bertemu! Aku sangat tak sabar, Sunny.

Rocky mengeratkan genggamannya pada ponsel Sunhee setelah ia membaca pesan singkat tersebut. Giginya bergemeletuk karena menahan kesal.

Tanpa menimbang apapun ia langsung mendiall nomor tersebut menggunakan ponsel miliknya sendiri. Namun tidak sesuai harapan, bukannya dijawab oleh orang tersebut melainkan teleponnya dijawab oleh operator.

"Nomornya tidak aktif," gumamnya sembari menggeram rendah.

Akhirnya ia kembali menghampiri Sunhee yang tengah termenung. Dapat Rocky lihat Sunhee yang memainkan ujung jarinya lagi, namun rasanya kali ini Sunhee melakukannya dengan sedikit kasar.

"Hee jarimu terluka!" pekik Rocky menyadarkan lamunan Sunhee.

Saat Sunhee melihat kebawah benar saja jari telunjuknya terdapat luka goresan akibat kukunya yang panjang itu.

"A-ah gwenchana, i-ini sudah biasa dari dulu." ucapnya dengan terbata-bata.

Rocky dengan sigap mengambil kotak P3K. Setelah ia membersihkan luka Sunhee dan memakaikannya obat merah, Rocky langsung menutup luka tersebut dengan plaster.

"Kau selalu saja melukai tanganmu. Entah itu merajut, atau memainkan jari." lirih Rocky.

"Mianhae oppa," Sunhee menunduk.

Dijodohin - Rocky AstroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang