- P r o l o g -

2.7K 175 3
                                    

Tatap

Tatap

Tatap

Disini tempat favoritku. Kursi belakang di samping jendela. Aku bisa melihat semuanya. Mengamati.

Taman belakang sekolah terlihat sepi dari sudut mata kiriku, seperti biasanya. Seluruh penghuni kelas --yang entah mereka kenal aku atau tidak-- terlihat jelas ketika aku melirik ke sebelah kanan, asik mengobrol seperti biasanya.

Tatap

Tatap

Tatap

Ku tolehkan kepalaku ke depan, bertopang dagu menatap meja guru dan papan tulis yang kosong. Aku menunduk, poni di dahiku menjuntai menutupi sebagian mata.

Menghela nafas, "Bosan"

Aku lipat kedua tanganku, menyembunyikan kepala bersiap untuk tidur.

Sekali lagi aku menghela nafas, "Bosan"

🎐🎐🎐

"...me"

"Ame..."

"Ame!!"

Aku mengerjap beberapa kali sambil menegakkan tubuh, menoleh ke sebelah kiri guna menatap taman belakang yang sepi seperti biasa. Kemudian ke sebelah kanan, menatap semua teman kelasnya dari balik poni, sama seperti bia--.

Tidak, tidak. Kali ini berbeda, mereka tidak mengobrol. Mereka menatap kesini, ke arahku. Buru-buru aku menoleh ke depan, menatap guruku tengah berkacak pinggang dengan beberapa angka dan rumus yang sudah aku pelajari semalam di papan tulis.

"Ahh gawat" ucapku dalam hati tak berminat.

"Saya kurangi nilai kamu 5 poin karena tidur di jam pelajaran saya! Sekarang keluar!!" seru Pak Bram marah.

Tanpa sepatah katapun aku berdiri, menyeret kursi besiku menuju keluar. Seperti biasanya, aku mengangkat kursiku diatas kepala, berhitung mulai dari angka satu sampai selesai jam pelajarannya Pak Bram.

Aku menghela nafas, "Ternyata cuman mimpi"

Hidup aku tidak banyak berubah. Masih butuh makan, mandi, dan tidur berlebih. Sama seperti rutinitasku, masih suka tidur, tidur, tidur, main game, dan nonton film. Satu lagi, baca buku.

Hidup aku tidak banyak berubah. Begitu pun disekolah, aku hanya diam, menatap, mengamati, lalu tidur menunggu jam istirahat dan pulang tiba.

Hidup aku tidak banyak berubah. Dari sekolah dasar sampai sekarang aku masih menjadi seorang figuran, yang hanya tersorot kaki atau punggungnya saja kalau diibaratkan dengan adegan film yang suka aku tonton.

Hidup aku tidak banyak berubah, seperti saat ini. Aku sering dihukum, mengangkat kursi yang bahkan lebih besar dari tubuh pendek ku ini.

Sekali lagi aku menghela nafas, "Berat" ucapku sambil membenarkan letak kursi yang miring diatas kepala, kemudian melanjutkan hitunganku.

🎐🎐🎐

353 kata

- 26 Juni 2021 -
Hatpahat

A M ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang