AME 🎐 30

374 36 10
                                    

Happy reading
.
.
.

"Aku harap janji ini terpenuhi.
Semoga saja."

- Ame -





Aku memutus tatapan dari Mama. Dengan terburu-buru aku berdiri yang membuat semua atensi menatapku. Aku menunduk, pura-pura merapikan piringku yang masih penuh akan makanan.

"Ame duluan. Ame lupa belum kasih makan kucing-kucing Ame." bohong, nyatanya aku sudah tidak sanggup berada disini lebih lama lagi.

Aku berbalik hendak pergi menuju dapur untuk mencuci piring, tapi panggilan dari Mama menghentikan langkahku.

"A-ame" panggil Mama ragu-ragu.

"Iya?" tanyaku tanpa berbalik menghadap Mama.

"Makanan kamu belum habis."

Aku menatap makanan dipiringku dengan tidak berselera. "Ame udah kenyang Ma."

"O-oh gitu"

Aku mengangguk lalu melanjutkan langkahku yang tadi terhenti. Dengan cepat aku menuju dapur, lalu segera mencuci piringku. Setelahnya dengan cepat aku pergi menuju kamarku tanpa susah payah melihat kearah meja makan yang masih asyik dengan obrolan seru mereka.

Setibanya aku dikamar, aku langsung menutup pintu lalu melangkah ke meja belajarku, dimana ada rapot yang tadi aku letakkan disana, disampingnya berdiri sebuah figura dimana menampilkan fotoku dengan Mama ketika kecil. Lama aku menatap foto itu, meresapi detik demi detiknya perasaan kacau yang kini tengah aku rasakan. Setidaknya dengan begitu aku harap perasaanku menjadi lebih baik.

Aku rebahkan kepalaku diatas meja, mengambil foto itu lalu mengusapnya pelan. Mau dipandang berapa lama pun ternyata perasaanku sama sekali tidak membaik.

"Hah..." aku menghela napas panjang, mencoba menyingkirkan perasaan sesak di dada. Aku menutup figura foto kami, tidak lagi ingin memandangnya. Setelahnya aku telungkupkan wajahku dilipatan tangan.

"Hiks...hiks..."

"Ma, Ame sakit. Hati Ame sakit. Tolong sembuhin Ame..."

🎐🎐🎐

Tidurku terusik ketika merasakan usapan lembut dikepalaku. Mataku mengerjap pelan mencoba memperjelas pandanganku. Sebenarnya berapa lama aku tertidur setelah lelah menangis? Rasanya mataku sangat susah untuk terbuka.

Setelah beberapa kali mengerjap akhirnya aku bisa memfokuskan pandanganku. Tubuhku menegang ketika melihat Mama kini tengah tersenyum padaku, jangan lupakan tangannya juga yang sedari tadi mengelus rambutku.

"Mama ganggu tidur kamu ya?" tanya Mama dengan suara lembut nya.

Tunggu tunggu, suara lembut? Sejak kapan Mama melakukannya? Bukankah Mama selalu berbicara sinis dan berteriak kepadaku? Apakah aku masih bermimpi?

"Ini Mama, dan ini bukan mimpi." saut Mama seolah mengerti apa yang aku pikirkan.

Aku langsung menegakkan kepalaku sehingga usapan Mama terhenti. Aku duduk dengan canggung, mataku menatap kearah lain mencoba menghindari tatapan Mama.

"M-maaf Ame tadi ketiduran." ucapku dengan suara serak karena bangun tidur.

Aku berdeham untuk menetralkan suaraku sebelum kembali bertanya, "Ada perlu apa Ma sama Ame?" tanyaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A M ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang