"Seperti hujan kali ini yang datang tiba-tiba, kehadiranmu pun terlalu mengejutkan bagai misteri yang pernah aku pertanyakan sebelumnya"
- Ame -
Jam pelajaran pertama telah usai, dan kini suasana kelas kembali menjadi gaduh. Bukan hanya lega karena telah menyelesaikan ulangan sejarah yang memusingkan, tapi mereka --lebih tepatnya para gadis-- juga senang karena sekarang dapat kesempatan untuk mengobrol dengan murid baru itu.
Banyak pertanyaan-pertanyaan tidak penting dilontarkan mereka padanya, tapi tidak satu pun yang dia jawab atau gubris. Yah apa peduliku, lebih baik aku tidur saja untuk mengisi tenaga.
Baru saja aku menutup mata, suara Kanya didepanku terdengar menyebalkan masuk ditelinga.
"Gila!! Ame, cowok tadi ganteng bangettt, ya kan?" tanyanya antusias, aku yakin sekarang matanya berbinar seperti mata kucing.
"Hm" aku hanya menggumam membalasnya, tidak peduli sama sekali.
"Tuh kan bener! Lo aja setuju dia ganteng. Ihh pengen deh kenalan sama dia, siapa tahu dia mau temenan sama kita" ucapnya lagi.
Oke, ini mulai menyebalkan. Kalau niatnya cuman kenalan sih tidak masalah, tapi tidak untuk teman. Aku merasa sudah cukup hanya berteman dengan Kanya, tidak dengan yang lain. Memulai kembali suatu hubungan itu terlalu tabu bagiku.
"Ame, kita kenalan sama dia yuk!" ajak Kanya.
"Nggak" jawabku cepat.
Kanya mengerutkan keningnya tidak senang, dia mencoba meraih lenganku agar bangun. Aku tidak menyukai cara membujuknya ini, sangat tidak nyaman. Dan lagi, tidurku menjadi terganggu.
"Ame ayolah, sekaliiii aja" bujuknya.
"Nggak. Aku bilang nggak ya nggak" ucapku tegas.
"Jangan gitu dong Ame, masa lo gak mau temenan sama dia sih"
"Nggak. Kalo kamu mau, kenalan aja sendiri. Jangan ajak aku. Aku ngantuk, mau tidur" jawabku cepat dan semakin menenggelamkan kepalaku dilipatan tangan diatas meja.
Kanya mencebikkan bibirnya tidak suka. Aku mengintipnya dari balik lengan, dan dia kini telah kembali berbalik menghadap meja nya sendiri dan merutuki sikapku. Aku tahu Kanya tidak berani berkenalan sendiri dengan murid baru itu, apalagi suasana diantara Kanya dan teman-temannya dulu masih tidak baik.
Akhirnya tenang juga, meski suara gaduh kelas masih terdengar riuh tepat disampingku. Aku menoleh ke kiri, menatap langit biru yang cerah diluar jendela yang terbuka, mengantarkan angin yang berhembus menerpa wajahku. Rasanya sangat nyaman. Lambat laun suara-suara dipendengaranku senyap, dan kesadaranku pun hilang ditelan mimpi.
Brak!
Tiba-tiba suara gebrakan meja terdengar, sayup-sayup aku mendengar suara seseorang memanggilku.
"Ame bangun!" seru Kanya terdengar panik ditelingaku.
Aku mengerjapkan mata beberapa kali, aku tolehkan wajahku kedepan, tepat kearah Kanya yang menatapku panik.
"Hm?" gumamku bertanya dengan kantuk yang masih menggantung diwajahku.
Kanya terus menerus melirik ke belakangku dengan khawatir. Aku yang tidak mengerti pun bertanya.
"Ada apa?" tanyaku dengan suara parau, pelan.
"Enak tidur siangnya cantik?" tanya suara dibelakangku.

KAMU SEDANG MEMBACA
A M E
Novela Juvenil[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Aku tidaklah istimewa. Masih sama seperti manusia pada umumnya, butuh makan, mandi, dan tidur. Meski tidur yang ku sebutkan terlalu berlebihan. Yahh, aku memang suka tidur. Ame. Namaku Ame. Hanya Ame, mungkin. Peranku...