Gak tau ini jari gatel banget pengen up, padahal buat ditabung nanti:(
Abis ini maaf yaa kalo aku ngilang lagi.
Happy reading!!
***
"Gue gak bisa janji, tapi gue bisa menjamin kalau gue bisa lo percaya. Bukan sebagai cowok yang lo definisikan dengan buruk, tapi sebagai cowok yang bisa lo pegang kata-katanya."
- Grey R. M -
.
.
.
.
.Pukul tiga sore, hujan tidak lagi sederas beberapa jam yang lalu. Tubuhku mulai menggigil merasakan dingin yang menusuk, kepalaku berat dan sering kali pusing.
"Aray, lo gapapa? Wajah lo pucat banget!" khawatir Grey ketika melihat wajahku yang terlihat pucat.
Aku menganggukan kepalaku, tapi sayang gerakan itu malah membuat kepalaku pusing, pandanganku serasa berputar. Selanjutnya aku menggelengkan kepalaku pelan.
"Kayaknya gak baik-baik aja" jawabku pelan.
Grey menyentuh keningku, "Lo demam! Ayo pulang, gue anter!" tawarnya sambil membantuku untuk berdiri.
Aku menggelengkan kepala, menolak tawaran Grey. Pulang? Kemana? Rumah yang tidak lagi memiliki arti semestinya? Bukannya merasa nyaman malah akan terasa terbebani.
"Aku gak mau pulang Grey!" tegasku.
"Lo demam Aray!! Kalo lo gak pulang dan istirahat, demam lo bakal tambah parah!" geram Grey, tapi lagi-lagi aku menggelengkan kepala, menolak pulang.
Grey berdecak kesal, "Keras kepala banget sih!!"
Aku menipiskan bibirku, tidak tahu harus berucap apa karena memang aku itu keras kepala.
"Yaudah kita ke rumah sakit aja." putus Grey selanjutnya.
Aku yang mendengar kata rumah sakit langsung menatap Grey dengan ngeri sambil menggelengkan kepala dengan ribut, dan sialnya hal itu membuat kepalaku tambah pening.
Grey menggeram kesal sekaligus gemas melihat tingkahku. Dia kemudian menghela napas berat, "Yaudah ke apartemen gue aja." putusnya lagi.
Aku langsung melotot lalu menendang kaki Grey, sayangnya karena tubuhku terasa lemas tendanganku hanya terasa seperti senggolan saja bagi Grey.
"Gak mau!" desisku.
"Terus lo mau pulang kemana hah?! Rumah lo gak mau, rumah sakit apalagi, terus apartemen gue juga gak mau! Lo mau tinggal disini? Jadi gelandangan yang penyakitan gitu?!" teriak Grey marah.
Aku menundukkan kepalaku, sedikit takut melihat pelototan dari Grey.
"Y-ya jangan ke apartemen kamu juga kali. Aku lagi sakit, nanti kalo kamu apa-apain aku gimana?" kataku setengah sewot setengah gugup.
Grey cengo mendengar penuturanku, tatapannya mengatakan kalau aku sudah gila.
"Lo pikir gue cowok macam apa?!" alis Grey terangkat sebelah dengan tangan yang berkacak pinggang.
"Y-ya kayak cowok kebanyakan lah!"
"Kayak gimana?"
"Playboy, hidung belang, tukang mainin cewek, brengsek--" sebutku namun segera terpotong oleh Grey.
"Udah cukup!" pintanya lalu menyugar rambutnya yang sedikit basah karena terkena hujan tadi, "Mindset lo tentang cowok buruk semua anjir! Gak semua cowok kayak gitu Araaay!" geramnya dengan tangan yang meremas udara dengan gemas.
Aku meringis pelan melihat Grey yang seperti itu, "Emangnya kamu bisa menjamin semua cowok itu gak buruk?" tantangku pada Grey.
Grey menatapku sedikit lama, aku terkesiap ketika wajah Grey tiba-tiba sudah ada didepan wajahku, sangat dekat. Dia tersenyum, membuat lesung pipinya terlihat, menambah kesan tampan diwajahnya.
"Gue bisa jamin, karena buktinya gue gak kayak gitu." ucapnya dengan mata serius yang tertuju padaku.
"Kalo gak percaya, izinin gue buat buktiin supaya lo percaya sama gue."
🎐🎐🎐
Matahari bergulir dengan cepat, kini aku tengah berbaring di kasur kesayanganku dengan selimut yang hampir membungkus semua tubuhku, terkecuali kepala.
Kucing-kucingku pun ikut bergelung manja disamping kiri kananku. Ay dan Ou berada disamping kananku, sedangkan Il dan Ov disamping kiriku, mereka sudah tidur dari beberapa menit yang lalu. Dan anehnya aku sama sekali tidak mengantuk.
Tadi sore setelah kejadian yang membuatku merasa canggung sendiri akhirnya aku meminta Grey untuk mengantarku pulang ke rumah.
Sesampainya dirumah Mama terlihat sedikit terkejut melihat keadaanku yang basah kuyup dengan wajah yang pucat pasi. Sekarang respon Mama tidak terlalu aku pedulikan, entah kenapa masih ada rasa yang mengganjal yang tidak dapat dijabarkan jika mengingat sikap Mama yang sudah berubah padaku.
Setelah mandi, makan lalu minum obat akhirnya aku berbaring disini, tapi sayang aku masih belum mengantuk. Tepatnya sih pikiranku yang belum mengantuk, karena pasalnya mataku terlihat sayu ingin memejamkan mata, mungkin pengaruh obat.
Aku menatap langit-langit kamar yang dipenuhi furin, andai saja sekarang dirumah tidak ada siapa-siapa, mungkin dari tadi aku sudah membuka pintu balkon dan membuat angin malam berhembus membunyikan semua furin yang menggantung, membuat melodinya sendiri dan membuatku merasa tenang menuju alam mimpi. Tapi sayang hal itu tidak terjadi lagi setelah kedatangan Mama.
Kamarku tidak kedap suara, jadi jika aku nekat membuka balkon dan membuat 'ketenanganku' sendiri, maka dapat dipastikan Mama akan mengetuk pintu, berteriak memintaku untuk tidak berisik.
Crass
Crass
Crasss
Hujan kembali turun dengan deras. Awan bergulung menutupi sinar bulan dan bintang, suara petir yang sesekali menyambar membuat terang kota sepersekian detik, membuat suasana malam ini semakin terkesan kelam dan dingin.
Aku memejamkan mata, mendengarkan melodi malam ini yang berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Melodinya terdengar suram namun tidak membuatku takut, karena aku 'Ame' yang berteman baik kala senang maupun sedih, suka maupun duka, kadang memberikan ketenangan, kadang pula memberikan kegundahan. Aku 'berjodoh' dengan hujan, karenanya hujan pun merangkulku.
Semakin lama aku mendengar 'melodi' hujan, kesadaranku pun semakin terjatuh masuk ke alam mimpi. Pikiran yang tadinya berseliweran saling tumpang tindih kini terasa tenang. Aku semakin bergelung dibawah selimut, mencari kehangatan yang dinanti-nanti.
"Selamat malam Ay"
"Selamat malam Il"
"Selamat malam Ov"
"Selamat malam Ou"
Ucapku pada keempat teman tidurku. Setelahnya aku benar-benar terlelap menyelami bunga tidurku.
🎐🎐🎐
Btw aku lupa udah kasih nama apa belum ya sama keempat anak kucing Ame?
Kalo udah tolong komen disini ya, soalnya aku males scroll ke part sebelumnya hehe.
Kalo belum berarti fix nama mereka yang diatas ya. Ay, Il, Ov, dan Ou.
Jangan pelit-pelit kasih vote nya yaa😉
- 04 Juli 2022 -
Hatpahat

KAMU SEDANG MEMBACA
A M E
Roman pour Adolescents[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Aku tidaklah istimewa. Masih sama seperti manusia pada umumnya, butuh makan, mandi, dan tidur. Meski tidur yang ku sebutkan terlalu berlebihan. Yahh, aku memang suka tidur. Ame. Namaku Ame. Hanya Ame, mungkin. Peranku...